Jumat, 07 Oktober 2011

MAKALAH FOKUS INFORMASI ( SIM )

TUGAS PENULISAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 1
PENGENALAN PADA MANAJEMEN INFORMASI


Disusun oleh :
FACHRUL RIZA
NPM : 32110468
2DB10

JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
2011


















KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah menyampaikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan tentang Pengenalan pada Manajemen Informasi ini dengan baik.
Penulisan ini disusun sebagai petunjuk atau pengetahuan bagi mahasiswa dan masyarakat untuk memperoleh wawasan atau gambaran serta memperoleh pengetahuan dan pengertian tentang pengenalan manajemen informasi.
Melalui penulisan ini pula, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Leli Safitri selaku Dosen mata kuliah Sistem Informasi Manajemen 1 yang telah berkenan menerima penulis dan memberikan bimbingan serta pengarahan sehingga terwujudnya penulisan ini.
2. Rekan-rekan 2DB10 yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam menyelesaikan penulisan ini.



TEKNOLOGI INFORMASI PADA BIDANG PENDIDIKAN, PEMERINTAHAN, PERBANKAN DAN KEUANGAN
Pendahuluan
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global.
Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran.Perkembangan Teknologi Informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik.

Evolusi Ekonomi Global
Sampai dua ratus tahun yang lalu ekonomi dunia bersifat agraris dimana salah satu ciri utamanya adalah tanah merupakan faktor produksi yang paling dominan. Sesudah terjadi revolusi industri, dengan ditemukannya mesin uap, ekonomi global ber-evolusi ke arah ekonomi industri dengan ciri utamanya adalah modal sebagai faktor produksi yang paling penting. Menjelang peralihan abad sekarang inl, cenderung manusia menduduki tempat sentral dalam proses produksi, karena tahap ekonomi yang sedang kita masuki ini berdasar pada pengetahuan (knowledge based) dan berfokus pada informasi (information focused). Dalam hal ini telekomunikasi dan informatika memegang peranan sebagai teknologi kunci (enabler technology).

Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi begitu pesat, sehingga memungkinkan diterapkannya cara-cara baru yang lebih efisien untuk produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa. Proses inilah yang membawa manusia ke dalam Masyarakat atau Ekonomi Informasi. Masyarakat baru ini juga sering disebut sebagai masyarakat pasca industri.
Apapun namanya, dalam era informasi, jarak fisik atau jarak geografis tidak lagi menjadi faktor dalam hubungan antar manusia atau antar lembaga usaha, sehingga jagad ini menjadi suatu dusun semesta atau “Global village?. Sehingga sering kita dengar istilah “jarak sudah mati” atau “distance is dead” makin lama makin nyata kebenarannya.

Peran Teknologi Informasi
Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sektor teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan. Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia akan menjadi pemimpin dalam dunianya. Teknologi informasi banyak berperan dalam bidang-bidang antara lain :

Bidang pendidikan(e-education).
Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka (Mukhopadhyay M., 1995). Sebagai contoh kita melihat di Perancis proyek “Flexible Learning?. Hal ini mengingatkan pada ramalan Ivan Illich awal tahun 70-an tentang “Pendidikan tanpa sekolah (Deschooling Socieiy)” yang secara ekstrimnya guru tidak lagi diperlukan.Bishop G. (1989) meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes (flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya.
Mason R. (1994) berpendapat bahwa pendidikan mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi, bukannya gedung sekolah. Namun, teknologi tetap akan memperlebar jurang antara di kaya dan si miskin.
Tony Bates (1995) menyatakan bahwa teknologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila digunakan secara bijak untuk pendidikan dan latihan, dan mempunyai arti yang sangat penting bagi kesejahteraan ekonomi.
Alisjahbana I. (1966) mengemukakan bahwa pendekatan pendidikan dan pelatihan nantinya akan bersifat “Saat itu juga (Just on Time)?. Teknik pengajaran baru akan bersifat dua arah, kolaboratif, dan inter-disipliner.
Romiszowski & Mason (1996) memprediksi penggunaan “Computer-based Multimedia Communication (CMC)? yang bersifat sinkron dan asinkron. Dari ramalan dan pandangan para cendikiawan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja “saat itu juga? dan kompetitif.
Suatu pendidikan jarak jauh berbasis web antara lain harus memiliki unsur sebagai berikut: (1) Pusat kegiatan siswa; sebagai suatu community web based distance learning harus mampu menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan mahasiswa, dimana mahasiswa dapat menambah kemampuan, membaca materi kuliah, mencari informasi dan sebagainya. (2) Interaksi dalam grup; Para mahasiswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi-materi yang diberikan dosen. Dosen dapat hadir dalam group ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya. (3) Sistem administrasi mahasiswa; dimana para mahasiswa dapat melihat informasi mengenai status mahasiswa, prestasi mahasiswa dan sebagainya. (4) Pendalaman materi dan ujian; Biasanya dosen sering mengadakan quis singkat dan tugas yang bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah diajarkan serta melakukan test pada akhir masa belajar. Hal ini juga harus dapat diantisipasi oleh web based distance learning (5) Perpustakaan digital; Pada bagian ini, terdapat berbagai informasi kepustakaan, tidak terbatas pada buku tapi juga pada kepustakaan digital seperti suara, gambar dan sebagainya. Bagian ini bersifat sebagai penunjang dan berbentuk database. (6) Materi online diluar materi kuliah; Untuk menunjang perkuliahan, diperlukan juga bahan bacaan dari web lainnya. Karenanya pada bagian ini, dosen dan siswa dapat langsung terlibat untuk memberikan bahan lainnya untuk di publikasikan kepada mahasiswa lainnya melalui web.Mewujudkan ide dan keinginan di atas dalam suatu bentuk realitas bukanlah suatu pekerjaan yang mudah tapi bila kita lihat ke negara lain yang telah lama mengembangkan web based distance learning, sudah banyak sekali institusi atau lembaga yang memanfaatkan metode ini. Bukan hanya skill yang dimiliki oleh para engineer yang diperlukan tapi juga berbagai kebijaksanaan dalam bidang pendidikan sangat mempengaruhi perkembangannya. Jika dilihat dari kesiapan sarana pendukung misalnya hardware, maka agaknya hal ini tidak perlu diragukan lagi. Hanya satu yang selalu menjadi perhatian utama pengguna internet di Indonesia yaitu masalah bandwidth, tentunya dengan bandwidth yang terbatas ini mengurangi kenyamanan khususnya pada non text based material. Di luar negeri, khususnya di negara maju, pendidikan jarak jauh telah merupakan alternatif pendidikan yang cukup digemari. Metoda pendidikan ini diikuti oleh para mahasiswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah tangga dan orang lanjut usia (pensiunan).
Beberapa tahun yang lalu pertukaran materi dilakukan dengan surat menyurat, atau dilengkapi dengan materi audio dan video. Saat ini hampir seluruh program distance learning di Amerika, Australia dan Eropa dapat juga diakses melalui internet. Studi yang dilakukan oleh Amerika, sangat mendukung dikembangkannya e-learning, menyatakan bahwa computer based learning sangat efektif, memungkinkan 30% pendidikan lebih baik, 40% waktu lebih singkat, dan 30% biaya lebih murah. Bank Dunia (World bank) pada tahun 1997 telah mengumumkan program Global Distance Learning Network (GDLN) yang memiliki mitra sebanyak 80 negara di dunia. Melalui GDLN ini maka World Bank dapat memberikan e-learning kepada mahasiswa 5 kali lebih banyak (dari 30 menjadi 150 mahasiswa) dengan biaya 31% lebih murah.Dalam era global, penawaran beasiswa muncul di internet. Bagi sebagian besar mahasiswa di dunia, uang kuliah untuk memperoleh pendidikan yang terbaik umumnya masih dirasakan mahal. Amat disayangkan apabila ada mahasiswa yang pandai di kelasnya tidak dapat meneruskan sekolah hanya karena tidak mampu membayar uang kuliah. Informasi beasiswa merupakan kunci keberhasilan dapat me no long mahasiswa yang berpotensi tersebut.

Dalam Bidang Pemerintahan (e-government).
E-government mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintahan, seperti menggunakan intranet dan internet, yang mempunyai kemampuan menghubungkan keperluan penduduk, bisnis, dan kegiatan lainnya. Bisa merupakan suatu proses transaksi bisnis antara publik dengan pemerintah melalui sistem otomasi dan jaringan internet, lebih umum lagi dikenal sebagai world wide web. Pada intinya e-government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain. penggunaan teknologi informasi ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru seperti: G2C (Governmet to Citizen), G2B (Government to Business), dan G2G (Government to Government).Manfaat e-government yang dapat dirasakan antara lain: (1) Pelayanan servis yang lebih baik kepada masyarakat. Informasi dapat disediakan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan. (2) Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum. Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari semua pihak. (3) Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh. Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang sekolah: jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya, dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilihkan sekolah yang pas untuk anaknya. (4) Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui e-mail atau bahkan video conference. Bagi Indonesia yang luas areanya sangat besar, hal ini sangat membantu. Tanya jawab, koordinasi, diskusi antara pimpinan daerah dapat dilakukan tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi semua harus terbang ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya berlangsung satu atau dua jam saja.
Tuntutan masyarakat akan pemerintahan yang baik sudah sangat mendesak untuk dilaksanakan oleh aparatur pemerintah. Salah satu solusi yang diperlukan adalah keterpaduan sistem penyelenggaraan pemerintah melalui jaringan sistem informasi on- line antar instansi pemerintah baik pusat dan daerah untuk mengakses seluruh data dan informasi terutama yang berhubungan dengan pelayanan publik. Dalam sektor pemerintah, perubahan lingkungan strategis dan kemajuan teknologi mendorong aparatur pemerintah untuk mengantisipasi paradigma baru dengan upaya peningkatan kinerja birokrasi serta perbaikan pelayanan menuju terwujudnya pemerintah yang baik (good govermance). Hal terpenting yang harus dicermati adalah sektor pemerintah merupakan pendorong serta fasilitator dalam keberhasilan berbagai kegiatan pembangunan, oleh karena itu keberhasilan pembangunan harus didukung oleh kecepatan arus data dan informasi antar instansi agar terjadi keterpaduan sistem antara pemerintah dengan pihak penggunan lainnya. Upaya percepatan penerapan e- Government, masih menemui kendala karena saat ini belum semua daerah menyelenggarakannya. Apalagi masih ada anggapan e-Government hanya membuat web site saja sosialisasinya tidak terlaksana dengan optimal. Namun berdasarkan Inpres, pembangunan sistem informasi pemerintahan terpadu ini akan terealisasi sampai tahun 2005 mendatang. Kendati demikian yang terpenting adalah menghapus opini salah yang menganggap penerapan e-Government ini sebagai sebuah proyek, padahal merupakan sebuah sistem yang akan memadukan subsistem yang tersebar di seluruh daerah dan departemen.
Bidang Keuangan dan Perbankan
Saat ini telah banyak para pelaku ekonomi, khususnya di kota-kota besar yang tidak lagi menggunakan uang tunai dalam transaksi pembayarannya, tetapi telah memanfaatkan layanan perbankan modern.
Layanan perbankan modern yang hanya ada di kota-kota besar ini dapat dimaklumi karena pertumbuhan ekonomi saat ini yang masih terpusat di kota-kota besar saja, yang menyebabkan perputaran uang juga terpusat di kota-kota besar. Sehingga sektor perbankan pun agak lamban dalam ekspansinya ke daerah-daerah. Hal ini sedikit banyak disebabkan oleh kondisi infrastruktur saat ini selain aspek geografis Indonesia yang unik dan luas.
Untuk menunjang keberhasilan operasional sebuah lembaga keuangan/perbankan seperti bank, sudah pasti diperlukan sistem informasi yang handal yang dapat diakses dengan mudah oleh nasabahnya, yang pada akhirnya akan bergantung pada teknologi informasi online, sebagai contoh, seorang nasabah dapat menarik uang dimanapun dia berada selama masih ada layanan ATM dari bank tersebut, atau seorang nasabah dapat mengecek saldo dan mentransfer uang tersebut ke rekening yang lain hanya dalam hitungan menit saja, semua transaksi dapat dilakukan.
Pengembangan teknologi dan infrastruktur telematika di Indonesia akan sangat membantu pengembangan industri di sektor keuangan ini, seperti perluasan cakupan usaha dengan membuka cabang-cabang di daerah, serta pertukaran informasi antara sesama perusahaan asuransi, broker, industri perbankan, serta lembaga pembiayaan lainnya.
Institusi perbankan dan keuangan telah dipengaruhi dengan kuat oleh pengembangan produk dalam teknologi informasi, bahkan mereka tidak dapat beroperasi lagi tanpa adanya teknologi informasi tersebut. Sektor ini memerlukan pengembangan produk dalam teknologi informasi untuk memberikan jasa-jasa mereka kepada pelanggan mereka.
Program pengembangan sistem informasi di Indonesia
Program pengembanan sistem informasi (program 16.6.01) dimaksudkan untuk mengembangkan sistem informasi yang diperlukan untuk meningkatkan masuknya informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi di dunia internasional, memperlancar pertukaran dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta meningkatkan sistem perencanaan, pengelolaan, pemantauan kegiatan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Besarnya biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk melakukan kajian, penelitian, penerapan penguasaan dibidang teknologi informasi selama kurun waktu tahun anggaran 1997/1998 sampai 2001 dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel di bawah memperlihatkan APBN (rupiah murni) untuk program pengembangan sistem informasi, tahun anggaran 1997/1998 sampai 2001
Tabel. APBN untuk pengembangan sistem informasi tahun 1997/1998 sampai 2001
No
Tahun Anggaran
Anggaran (jutaan rupiah)
1
1997/1998
28.235
2
1998/1999
32.622
3
1999/2000
24.538
4
2000
52.236
5
2001
30.956

Penutup
Perkembangan teknologi informasi Indonesia sangat dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya manusia dalam memahami komponen teknologi informasi, seperti perangkat keras dan perangkat lunak komputer; sistem jaringan baik berupa LAN ataupun WAN dan sistem telekomunikasi yang akan digunakan untuk mentransfer data. Kebutuhan akan tenaga yang berbasis teknologi informasi masih terus meningkat; hal ini bisa terlihat dengan banyaknya jenis pekerjaan yang memerlukan kemampuan di bidang teknologi informasi di berbagai bidang; juga jumlah SDM berkemampuan di bidang teknologi informasi masih sedikit, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia.
Diperlukan suatu kerangka teknologi informasi nasional yang akan mewujudkan masyarakat Indonesia siap menghadapi AFTA 2003 yang dapat menyediakan akses universal terhadap informasi kepada masyarakat luas secara adil dan merata, meningkatkan koordinasi dan pendayagunaan informasi secara optimal, meningkatkan efisiensi dan produktivitas, meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia, meningkatkan pemanfaatan infrastruktur teknologi informasi, termasuk penerapan peraturan perundang-undangan yang mendukungnya; mendorong pertumbuhan ekonomi dengan pemanfaatan dan pengembangan teknologi informasi.
Akhirnya, era perdagangan bebas Asean benar-benar berlaku yang kita kenal dengan ASEAN Free Trade Area (AFTA) resmi berlaku di tahun 2003 ini. Inilah salah satu kenyataan globalisasi perekonomian dunia yang nyata. Integrasi perekonomian nasional dengan perekonomian regional/global seperti AFTA, APEC, WTO/GATT memang tidak bisa dihindari. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, kenyataan integrasi perekonomian dunia ini memang harus dihadapi.
Pustaka
- Natakusumah, E.K., “Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia.”, Pusat Penelitian informatika – LIPI Bandung, 2002- Natakusumah, E.K., “Perkembangan Teknologi Informasi untuk Pembelajaran Jarak Jauh.”, Orasi Ilmiah disampaikan pada Wisuda STMIK BANDUNG, Januari 2002.- California Distance Learning Project - working to increase access to adult basic learning services by improving distance learning infrastructure.http://www.cdiponline.org/- http://www.bexi.co.id-http://www.gksoft.com/govt/en/id.html- Konsep Nusantara - 21,http://n21.net.id- Richardus Eko Indrajit , “Evolusi Perkembangan Teknologi Informasi”, Renaissance Research Centre- Prayoto, “Menyoal Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia”, Fakultas Teknik UNIKOM, 2002 Bandung- The World Bank Group, E-government definition; http://www1. worldbank.org/publicsektor/ egov/definition.htm.- Tim Koordinasi Telematika Indonesia. “Kerangka Teknologi Informasi Nasional”, Jakarta, Februari 2001.
Posted by MASLIHAat 3:20 PM0 comments
ASPEK-ASPEK INTERNAL MANAJEMEN YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI DI PERUSAHAAN JASA PARIWISATA
Pendahuluan
Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World Tourism Organization (WTO), telah mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan social dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari hak azazi manusia, sebagaimana dinyatakan oleh John Naisbitt dalam bukunya Global Paradox yakni bahwa “w here once travel was considered a privilege of the moneyed elite, now it is considered a basic human right. Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi mulai dirasakan pula di negara berkembang termasuk pula Indonesia. Dalam hubungan ini, berbagai negara termasuk Indonesia pun turut menikmati dampak dari peningkatan pariwisata dunia terutama pada periode 1990 – 1996. Badai krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1997, merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi masyarakat pariwisata Indonesia untuk melakukan re-positioning sekaligus re-vitalization kegiatan pariwisata Indonesia. Disamping itu berdasarkan Undang-undang No. 25 Tahun 2000 tentang Program Perencanaan Nasional pariwisata mendapatkan penugasan baru untuk turut mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan memulihkan citra Indonesia di dunia internasional. Penugasan ini makin rumit terutama setelah dihadapkan pada tantangan baru akibat terjadinya tragedi 11 September 2001 di Amerika Serikat.

Menghadapi tantangan dan peluang ini, telah dilakukan pula perubahan peran Pemerintah dibidang kebudayaan dan pariwisata yang pada masa lalu berperan sebagai pelaksana pembangunan, saat ini lebih difokuskan hanya lepada tugas-tugas pemerintahan terutama sebagai fasilitator agar kegiatan pariwisata yang dilakukan oleh swasta dapat berkembang lebih pesat. Peran fasilitator disini dapat diartikan sebagai menciptakan iklim yang nyaman agar para pelaku kegiatan kebudayaan dan pariwisata dapat berkembang secara efisien dan efektif.

Selain itu sub sektor pariwisata pun diharapkan dapat menggerakan ekonomi rakyat, karena dianggap sektor yang paling siap dari segi fasilitas, sarana dan prasarana dibandingkan dengan sektor usaha lainnya. Harapan ini dikembangkan dalam suatu strategi pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan pariwisata yang berbasis kerakyatan atau community-based tourism development .

KONDISI PARIWISATA INTERNASIONAL

Berdasarkan data yang dikutip dari WTO , pada tahun 2000 wisatawan manca negara (wisman) internasional mencapai jumlah 698 juta orang yang mampu menciptakan pendapatan sebesar USD 476 milyar. Pertumbuhan jumlah wisatawan pada dekade 90-an sebesar 4,2 % sedangkan pertumbuhan penerimaan dari wisman sebesar 7,3 persen, bahkan di 28 negara pendapatan tumbuh 15 pesen per tahun
Sedangkan jumlah wisatawan dalam negeri di masing-masing negara jumlahnya lebih besar lagi dan kelompok ini merupakan penggerak utama dari perekonomian nasional. sebagai gambaran di Indonesia jumlah wisatawan nusantara (wisnus) pada tahun 2000 adalah sebesar 134 juta dengan pengeluaran sebesar Rp. 7,7 triliun. Jumlah ini akan makin meningkat dengan adanya kemudahan untuk mengakses suatu daerah. Atas dasar angka-angka tersebut maka pantutlah apabila pariwisata dikategorikan kedalam kelompok industri terbesar dunia ( the world's largest industry ), sebagaimana dinyatakan pula oleh John Naisbitt dalam buku tersebut diatas . Sekitar 8 persen dari ekspor barang dan jasa, pada umumnya berasal dari sektor pariwisata. Dan pariwisata pun telah menjadi penyumbang terbesar dalam perdagangan internasional dari sektor jasa, kurang lebih 37 persen, termasuk 5-top exports categories di 83% negara WTO, sumber utama devisa di 38% negara dan di Asia Tenggara pariwisata dapat menyumbangkan 10 –12 persen dari GDP serta 7 – 8 persen dari total employement .

Dominasi tujuan wisata pun mulai berubah. Apabila di tahun 1950, 15 tujuan wisata utama di dunia terkonsentrasi di Eropah Barat dan Amerika Utara, yang mendatangkan 97% dari jumlah wisatawan dunia, maka pada tahun 1999 jumlah ini menurun menjadi 62%, sisanya menyebar diberbagai belahan dunia terutama Asia Timur , Eropah Timur, dan Amerika Latin. Diantaranya di kawasan Asia Timur dan Pasifik, kedatangan wisatawan tercatat 122 juta diantaranya yang tertinggi diraih oleh Cina sebesar 31,29 juta dengan perolehan devisa USD 16,231 miliar. sedangkan terendah dari sepuluh besar adalah Jepang dengan kedatangan wisatawan 4,757 juta dan memperoleh devisa USD. 3,374 miliar. Dan Indonesia merupakan negara dengan urutan kedelapan yang dikunjungi oleh 5,064 juta dengan peroleh devisa USD. 5,7 miliar (pada tahun 2000).Prospek pariwisata ke depan pun sangat menjanjikan bahkan sangat memberikan peluang besar, terutama apabila menyimak angka-angka perkiraan jumlah wisatawan internasional ( inbound tourism ) berdasarkan perkiraan WTO yakni 1,046 milyar orang (tahun 2010) dan 1,602 milyar orang (tahun 2020), diantaranya masing-masing 231 juta dan 438 juta orang berada di kawasan Asia Timur dan Pasifik. Dan akan mampu menciptakan pendapatan dunia sebesar USD 2 triliun pada tahun 2020.Berdasarkan angka perkiraan tersebut maka, para pelaku pariwisata Indonesia seyogyanya melakukan perencanaan yang matang dan terarah untuk menjawab tantangan sekaligus menangkap peluang yang akan “ bersliweran ” atau lalu lalang di kawasan kita. Pemanfaatan peluang harus dilakukan melalui pendekatan “ repositioning ” keberadaan masing-masing kegiatan pariwisata dimulai dari sejak investasi, promosi, pembuatan http://kolom.pacific.net.id/ind - *** Kolom Pakar PInter*** Powered by Pacific Link Generated: 31 March, 2007, 22:17 produk pariwisata, penyiapan jaringan pemasaran internasional, dan penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas Kesemuanya ini harus disiapkan untuk memenuhi standar internasional sehingga dapat lebih kompetitif dan menarik, dibandingkan dengan kegiatan yang serupa dari negara-negara disekitar Indonesia. Walaupun demikian, persaingan ini seharusnya disikapi pula bersama-sama dengan persandingan sehingga mampu menciptakan suasana co-opetition ( cooperation and competition ) terutama dengan negara tetangga yang lebih siap dan lebih sungguh-sungguh menangkap peluang datangnya wisatawan internasional di daerah mereka masing-masing Paling tidak kita harus mampu menangkap dan memanfaatkan “ tetesan ” wisatawan yang berkunjung ke negara tetangga untuk singgah ke Indonesia.

PERSIAPAN PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DAN PARIWISATA

Data yang disajikan WTO terdapat pula hal yang menarik yakni bahwa ditemu kenali adanya 4 negara kelompok besar http://kolom.pacific.net.id/ind - *** Kolom Pakar PInter*** Powered by Pacific Link Generated: 31 March, 2007, 22:17 penyumbang wisatawan dunia yakni Amerika Serikat, Jerman, Jepang dan Inggeris yang menyumbangkan 41% dari pendapatan pariwisata dunia. Dari segi teknologi, keempat negara inipun merupakan negara-negara terbesar pengguna teknologi informasi- internet, yakni 79 persen dari populasi internet dunia (tahun 1997) k.l. 130 juta pengguna internet. Angka-angka ini bukanlah secara kebetulan atau di-gathuk-gathukan , tetapi memang ada korelasi yang erat antara pemakaian teknologi informasi dengan peningkatan jumlah wisatawan di suatu negara. Internet tidak semata-mata hanya merupakan temuan teknologi belaka, tetapi juga merupakan guru untuk mendidik manusia menemukan berbagai informasi (termasuk informasi pariwisata) yang diinginkannya, sehingga membuat hidup jauh lebih mudah ( to make life much easier) . Wisatawan kini tidak sabar menunggu informasi yang biasanya diberikan melalui biro jasa perjalanan ataupun organisasi lainnya. Mereka lebih senang mencari sendiri apa yang ada di benaknya sehingga mampu meyakinkan bahwa produk yang dipilihnya adalah yang terbaik. Mengapa hal ini menjadi sangat penting di industri pariwisata ? Hal ini karena produk ataupun jasa yang diinginkan di sektor pariwisata tidak muncul ataupun “ exist ” pada saat transaksi berlangsung. Pada saat perjalanan wisata dibeli pada umumnya hanyalah membeli informasi yang berada di komputer melalui reservation system nya. Yang dibeli oleh wisatawan hanyalah “hak” untuk suatu produk, jasa penerbangan ataupun hotel. Berbeda dengan komoditas lainnya seperti TV ataupun kamera, wisata tidak dapat memberikan sample sebelum keputusan untuk membeli dilakukan, it cannot be sampled before the traveler arrives . Keputusan untuk membeli pun kebanyakan berasal dari rekomendasi dari relasi, brosur, atau iklan diberbagai media cetak. Jadi sesungguhnya bisnis pariwisata adalah bisnis kepercayaan atau trust . Dengan adanya internet, informasi yang dibutuhkan untuk suatu perjalanan wisata tersedia terutama dalam bentuk World Wide Web atau Web. Konsumen sekarang dapat langsung berhubungan dengan sumber informasi tanpa melalui perantara. Dan saat ini dikenal new-truth para marketers pariwisata yakni “ if you are not online, then you are not on-sale. If your destination is not on the Web then it may well be ignored by the millions of people who now have access to the internet and who expect that every destination will have a comprehensive presence on the Web. The Web is the new destination marketing battleground and if you are not in there fighting then you cannot expect to win the battle for tourist dollars” Haruslah diyakini bahwa Web adalah saluran ideal dan alat yang ampuh untuk mempromosikan daerah tujuan wisata, dengan biaya yang sangat murah. Namun dalam berkompetisi ini yang harus diperhatikan, karena merupakan senjata utama kita, adalah kualitas dari informasi itu sendiri. Karena wisatawan akan mendasarkan keputusannya untuk mengunjungi suatu DTW atau obyek wisata hanya kepada berbagai informasi yang tersedia untuk mereka di Web. Sekali mereka mendapat informasi yang keliru maka keunggulan teknologi ini akan menjadi tidak ada gunanya.

COMMUNITY-BASED TOURISM DEVELOPMENT
Pada bulan Juli 2000, Bank Dunia mulai memikirkan bagaimana caranya menanggulangi masalah kemiskinan melalui sektor pariwisata yang kemudian dikenal dengan “ community-based tourism ” (CBT). Selanjutnya diidentifikasi adanya tiga kegiatan pariwisata yang dapat mendukung konsep CBT yakni adventure travel , cultural travel dan ecotourism . Dibahas pula kaitannya dengan akomodasi yang dimiliki oleh masyarakat atau disebut small familyowned hotels yang biasanya berkaitan erat dengan tiga jenis kegiatan tersebut. Bank Dunia yakin bahwa peningkatan wisata adventur e , ecology dan budaya akan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat setempat dan sekitarnya sekaligus memelihara budaya, kesenian dan cara hidup masyarakat disekitarnya. Selain itu CBT akan melibatkan pula masyarakat dalam proses pembuatan keputusan, dan dalam perolehan bagian pendapatan terbesar secara langsung dari kehadiran para wisatawan. Sehingga dengan demikian CBT akan dapat menciptakan kesempatan kerja, mengurangi kemiskinan dan membawa dampak positif terhadap pelestarian lingkungan dan budaya asli setempat yang pada akhirnya diharapkan akan mampu menumbuhkan jati diri dan rasa bangga dari penduduk setempat yang tumbuh akibat peningkatan kegiatan pariwisata. Jadi sesungguhnya CBT adalah konsep ekonomi kerakyatan di sektor riil, yang langsung dilaksanakan oleh masyarakat dan hasilnyapun langsung dinikmati oleh mereka. Yang perlu mendapatkan perhatian khusus dalam konsep CBT adalah wisatawan domestik (wisnus) yang perannya sangat besar dalam menumbuhkan dan mengembangkan obyek-obyek wisata yang nantinya diharapkan akan dikunjungi oleh wisman.

Obyek-obyek wisata yang sering dan padat dikunjungi oleh wisnus akan memperoleh manfaat lebih besar dibandingkan dengan yang jarang dikunjungi wisnus. Makin banyak wisnus berkunjung , makin terkenal obyek tersebut dan pada akhirnya merupakan promosi untuk menarik datangnya wisman. Dengan dilaksanakannya otonomi daerah, maka pengembangan dan pembangunan obyek wisata atas dasar CBT ini adalah merupakan salah satu tugas pemerintah daerah, meskipun tetap diupayakan agar hanya sampai sebatas sebagai fasilitator untuk menarik investor swasta melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Event-event pariwisata harus disusun secara konsisten sehingga dapat dijadikan acuan para pelaku pariwisata menjual ke berbagai pasar pariwisata dunia. Tanpa event yang tetap dan berkualitas maka akan sulit menarik pengunjung ke lokasi tersebut. Selain itu prasarana pariwisata pun harus ditingkatkan kualitasnya terutama yang terkait dengan kesehatan, kebersihan, keamanan dan kenyamanan.

PEMBENAHAN ASPEK PERANGKAT TEKONOLOGI INFORMASI
Ada lima komponen sistem informasi yaitu hardware, programs, data, procedures, dan people. Hubungan kelima komponen sistem informasi tersebut dapat dilihat pada gambar-1 berikut :
Bridge

Machine Human

Hardware
Programs
Data
Procedures
People

Instructions
Actors
Gambar-1. Lima komponen sistem informasi

Disini hanya akan dibahas salah satu dari kelima komponen sistem informasi yaitu Computer hardware yang meliputi input hardware, processing hardware, storage hardware, dan output hardware.


1. INPUT HARDWARE

Input hardware digunakan untuk mentransmisikan data ke processing dan storage hardware. Peralatan yang paling populer untuk memasukkan data yaitu kombinasi antara keyboard dan layar monitor. Layar monitor dianggap sebagai bagian dari input hardware karena digunakan untuk memeriksa apakah data yang akan dimasukkan telah diketik. Di samping jenis input hardware di atas, terdapat juga input hardware lainnya yaitu mouse, scanner, voice recognition device, hardwriting recognition device, machine data input (mis : modem), light pen, dan bar code reader.
Mouse digunakan sebagai interface titik dan click. Pergerakan mouse menghasilkan suatu gerakan yang berhubungan dengan pointer pada layar monitor. Pada umumnya mouse digunakan dalam aplikasi yang berorientasi grafis, misalnya Windows produksi Microsoft.
Scanner digunakan untuk mentransformasikan image grafis atau text ke dalam data computer. Transformasi text dapat menghemat dari pekerjaan retyping sedangkan transformasi image grafis dipakai untuk membaca logo atau simbol grafis untuk aplikasi desktop publishing.
Voice recognition device dipakai untuk memasukkan suara manusia ke dalam signal interpreter. Kebanyakan voice systems yang digunakan sekarang mempunyai vocabulary yang kecil dan harus dilatih untuk mengenal kata-kata tertentu. Caranya, seseorang membacakan sebuah daftar kata-kata yang biasa digunakan sehingga signal interpreter dapat menetapkan polanya. Misalnya pekerja menyebut box yang mereka bawa. Voice input diperlukan karena tangan pekerja sibuk dan tidak dapat mengetik atau memanipulasi peralatan ketik input device lainnya.
Handwriting recognition device digunakan untuk memasukkan data dengan cara menulis pada pad elektronis yang sensitif. Karakter-karakter tersebut dikenali dan dimasukkan ke dalam sistem komputer, biasanya suatu sistem PC (personal computer).
Modem merupakan salah satu jenis alat input data untuk menghubungkan komputer dengan komputer lain melalui jaringan telepon. Jenis input hardware lainnya yaitu light pen yang digunakan untuk menunjuk item-item pada layar monitor dan bar code reader yang biasa digunakan di supermarket untuk mengidentifikasi suatu jenis barang.


2. PROCESSING HARDWARE

Processing hardware meliputi peralatan yang bertugas untuk menghitung, membandingkan dan melaksanakan instruksi-instruksi khusus. Dalam CPU (Central Processing Unit) terdapat control unit, ALU (Arithmetic Logic Unit), dan system memory yang kadang-kadang disebut main memory. Control unit mengambil instruksi-instruksi dari system memory dan menterjemahkannya. ALU melaksanakan instruksi yang telah diterjemahkan. System memory digunakan untuk menyimpan instruksi data dan instruksi program. Untuk menghubungkan CPU dengan peralatan komputer lainnya digunakan data bus atau processor channel. Processor channel terdapat pada mother board, mempunyai expansion slots yang berfungsi untuk menghubungkan dengan peralatan tambahan seperti floppy disks, plotters, printers, mouse, modem, multimedia, dll.
Kapasitas komputer dapat diukur dari kecepatan pemrosesan dan kemampuan ALU untuk memanipulasi data dalam 1 cycle. Kecepatan pemrosesan dapat dinyatakan dalam cycle per second (biasanya dalam satuan MHz) atau dalam instruksi per second, biasanya dalam satuan millions of instructions per second (MIPS). Jumlah data yang dapat dimanipilasi oleh ALU dalam 1 cycle diukur dalam satuan bits (binary digits) dan biasa dipakai sebagai ukuran microprocessor, misalnya : microprocessor Zilog Z-80 merupakan procerssor 8 bit. Microprocessor sekarang yang lebih modern dapat memproses 16, 32, atau 64 bit data, dan bahkan ada yang mempunyai kemampuan lebar bit yang lebih besar.
Ada dua jenis dasar processor memory, yaitu ROM (read only memory) yang bersifat non-volatile dan RAM (random access memory) yang bersifat volatile (isi RAM akan hilang jika power off).
Processing hardware dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu mainframe computer, minicomputer, dan microcomputer. Tetapi sekarang pengelompokan ini sudah agak kabur karena sering terjadi overlap di antara pengelompokan tersebut. Untuk mudahnya dapat kita lihat tabel berikut ini.


Type

Application

Speed
Memory
Size
Number of Con-current Users
Mainframe
Enterprise Informa-tion Systems
10 - 100+MIPS
32-500 MB
Hundreds
Minicomputer
Workgroup & Small Enterprise System
4 – 40+ MIPS
24-25 MB
Dozens
Microcomputer
Personal Computing
0.5 – 20+MIPS
0.5-100+MB
1 or dozen in LAN

Ada dua macam Emerging Processor Architectures yaitu complex instruction set computers (CISCs) dan reduced instruction set computers (RISCs). CISCs merupakan jenis CPU konvensional yang mengandung rangkaian untuk mengeksekusi satu range yang lebar dari instruksi-instruksi komputer, sedangkan RISCs merupakan jenis CPU yang hanya menggunakan instruksi-instruksi yang sering digunakan sehingga dapat memproses instruksi 10 kali lebih cepat atau lebih daripada CISCs processor. Beberapa vendor besar seperti IBM, Compaq, Hewlett-Packard, dan Digital Equipment Corporation (DEC) sedang mengembangkan komputer yang bekerja menggunakan RISCs processor.

3. STORAGE HARDWARE

RAM dipakai untuk menyimpan data atau program yang sedang aktif diproses. RAM tidak dapat dipakai sebagai storage hardware karena kapasitas RAM terbatas dan RAM bersifat volatile, dimana data akan hilang jika sistem shut down. Sebagai penggantinya dipakai external magnetic media untuk menyimpan data dan program yang sedang tidak aktif diproses. Ada dua jenis magnetic storage hardware yaitu disk dan tape.
Disk storage banyak digunakan sebagai medium storage dalam industri sistem informasi. Disk storage terdiri atas tracks dan sectors yang merupakan tempat menyimpan data secara magnetik. Data dibaca dan direkam dengan menggunakan read/write heads. Berikut dapat dilihat perbandingan kapasitas disk pada tabel di bawah ini :


Type
Size
Capacity
Diskette
5-1/4 inches
1.2 MB
Diskette
3-1/2 inches
1.4 MB
Stacked Disk – Microcomputer
5-1/4 inches
100-1000 MB
Stacked Disk – Minicomputer and Mainframe Computer
10-15 inches
0.1-100+ GB


Tape storage merupakan storage yang berbentuk magnetic tape. Keuntungannya yaitu harganya relatif lebih murah, sedangkan kerugiannya yaitu data hanya dapat diakses secara berurutan.
Jenis storage hardware lainnya adalah optical storage hardware. Keuntungan optical disk ialah mempunyai kapasitas yang tinggi, compact, dan durable storage. Sedangkan kerugiannya : sulit untuk merubah data, dan lebih mahal.

Ada tiga macam optical storage hardware, yaitu :
CD-ROM (compact disk - read only memory), populer digunakan pada multimedia. Optical storage data direkam dengan menggunakan laser untuk membakar lekukan kecil pada permukaan metal master disk. Selanjutnya seperti audio CD, hanya dapat dibaca dan tidak dapat dipakai untuk merekam lagi.
WORM (write-once/read-many) optical disk, merupakan disk yang hanya dapat ditulisi sekali kemudian hanya dapat dibaca dan tidak dapat dipakai untuk merekam lagi. WORM device dipakai untuk memelihara satu record permanen yang penting dari seluruh data. Misalnya proses transaksi pada jaringan keuangan.
Erasable optical disks, dapat dibaca dan ditulisi.

4. OUTPUT HARDWARE

Jenis output hardware yang banyak digunakan yaitu printer. Printer dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara, salah satu diantaranya character printers, line printers, dan page printers. Character printers umumnya berharga murah, mencetak per karakter, dan lambat. Line printers mencetak per baris, dipakai untuk mencetak sejumlah besar bentuk standard seperti invoice bulanan. Page printers mencetak per halaman, seperti mesin photo copy dan biasanya menggunakan laser untuk menghasilkan printed character.
Klasifikasi berikutnya yaitu impact printers dan nonimpact printers. Impact printers memukul kertas saat mencetak sehingga lebih berisik, misalnya dot matrix printer memukul pita karbon untuk menghasilkan cetakan pada kertas. Sedangkan nonimpact printers menggunakan sitem photoelectric untuk mencetak karakter, misalnya laser printer.
Bit-mapped printer bekerja atas dasar pengalamatan pada setiap dot yang membentuk baris dan kolom halaman kertas. Setiap dot pada halaman kertas dapat diset on (printed) atau off (not printed). Keuntungannya : dapat mencetak karakter dan gambar dengan mulus, tetapi kerugiannya : komputer harus mengirim lebih banyak instruksi dan data ke printer untuk mengcover data dan alamat setiap dot.
Output device lainnya adalah voice output, plotter dan layar monitor. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, layar monitor dapat juga digolongkan sebagai input device. Plotter mempunyai fungsi yang lebih rumit sehingga dapat digunakan untuk membuat grafik, diagram, peta, microfiche, dan microfilm.
REFERENSI
Peta Industri Kecil Menengah (IKM) Unggulan dan Pengusaha IKM Andalan di Wilayah Kota Depok dengan Memanfaatkan ICT
1. Pendahuluan

Potensi Industri Kecil menengah (IKM) Kota Depok sangat berperan di dalam kegiatan perekonomian masyarakat saat ini dari pada Industri Besar (IB), apalagi bila dikaitkan dengan perannya selama masa krisis yaitu berfungsi sebagai penyangga terhadap ketahanan perekonomian masyarakat dan bahkan berfungsi juga sebagai ketahanan sosial, karena melalui keberadaan IKM inilah banyak harapan dibebankan terutama dalam masalah kegiatan perekonomian, khususnya sebagai sumber pendapatan.
Dalam usaha mengembangkan potensi Industri Kecil Menengah (IKM) pada masa mendatang, pemerintah menyusun kebijakan dan program yang antara lain (1) mengembangkan industri penghasil bahan baku/ penolong/ barang modal serta industri komponen, (2) meningkatkan keterkaitan dengan kemitraan usaha antar sector industri, (3) meningkatkan penguasaan teknologi, (4) meningkatkan kerjasama aparatur pemerintah dengan pelaku usaha/ asosiasi bisnis, (5) meningkatkan utilisasi dengan menerapkan skala prioritas kapasitas produksi, (6) pembinaan dan pengembangan IKM melalui model kemitraan dan pengembangan komoditi unggulan, (7) Penguatan usaha IKM melalui pembinaan dan pengembangan layanan terpadu, (8) Peningkatan pembinaan secara terpadu dan pengembangan usaha IKM, dan (9) dukungan dan nfasilitas peningkatan, penguatan peran masyarakat/ lembaga swasta/ professional untuk berperan aktif dalam pembinaan dan pengembangan IKM. Inti dari kebijakan dan program pemerintah tersebut adalah membentuk jaringan produksi, jaringan pembina, dan jaringan pasar.
Dalam perkembangan bisnis masa lalu, cenderung adanya kontradiktif, yaitu disatu fihak memiliki sumber daya (resources) yang cukup memadai, tetapi masih terhambat dalam mewujudkan keunggulan bersaing, hanya terbatas pada keunggulan komparatif atau dengan kata lain IKM masih berbasis pada sumber daya (resources base). Sedangkan di lain fihak lingkungan usaha eksternal mengalami perubahan yang demikian cepat, sehingga yang berbasis sumber daya (resources base) cenderung kurang bisa mengikuti tuntutan eksternal.
Menyadari akan hal tersebut, dewasa ini terdapat kebutuhan yang mendesak, untuk mengidentifikasi IKM yang tidak saja berbasis sumber daya (resources base), tetapi lebih penting adalah untuk melihat prospek ke depan khususnya mengenai pasar.
Dewasa ini pengembangan potensi IKM belum optimal dalam memadukan potensi sumber daya dengan tuntutan pasar (integrated base management), karena itu terasa kebutuhan untuk melakukan pemetaan mengenai IKM unggulan dalam arti tidak saja memiliki keunggulan komparatif, tetapi juga memiliki keunggulan kompetitif ditinjau dari usaha unggulan maupun pengusaha andalan, sebagai penjabaran dari RENSTRA, yaitu membentuk jaringan produksi, jaringan pembina, dan jaringan pasar yang akhirnya akan membentuk perluasan pasar.
Implementasi program dan kebijakan pemerintah tahun 2003 yang dijabarkan dalam RENSTRA tahun 2002 harus konkrit sebagai action plan yang didasari pada pemetaan usaha IKM unggulan dan pengusaha Andalan sebagai masukkan untuk membentuk jaringan produksi, jaringam pembina, dan jaringan pasar.
Berdasarkan kondisi di atas, potensi IKM yang ada di Kota Depok khususnya perlu dikelola dengan efektif dan efesien, supaya secara nyata dapat memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat Kota Depok pada khususnya dan menunjang kesejahteraan Nasonal pada umumnya, maka pemerintah dan dunia usaha harus memfasilitasi suatu program kegiatan dalam bentuk pola pembinaan dan pengembangan IKM Kota Depok, tetapi di sisi lain pola pembinaan dan pengembangan IKM masih sangat sulit, karena belum dimilikinya blueprint pembinaan IKM untuk kurun waktu 2002 s/d 2007 yang mencakup informasi mengenai berbagai komoditi unggulan (dilihat secara komparatif dan kompetitif) dan siapa pengusaha yang diandalkan (player), sehingga pola pembinaan dan pengembangan IKM menjadi tidak tepat sasaran dan tidak dapat diukur berhasil atau tidaknya kegiatan pembinaan tersebut yang akhirnya akan mempersulit action plan sebagai mana yang dijabarkan dalam rencana strategi (RENSTRA) untuk lima tahun ke depan.
Berdasarkan penomena di atas, maka pemerintah yang dipelopori oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan propinsi Kota Depok melakukan pertemuan (semiloka) dengan berbagai pihak yang telah dan akan terlibat dalam kegiatan pembinaan dan pengembangan Industri Kecil Menengah. Dari semiloka tersebut diperoleh gambaran nyata dan menyeluruh tentang kondisi IKM baik dilihat dari sudut potensinya maupun dari permasalahannya, informasi ini sangat diperlukan supaya program yang akan diberikan tepat sasaran serta sesuai harapan pengusaha. Atas dasar informasi yang didapat dari hasil perumusan, maka dilanjutkan pemetaan terhadap profil pengusaha andalan dan komoditi unggulan yang akan dibahas secara rinci dalam penelitian ini.
Karena itu perlu diadakan penelitian mengenai stratifikasi kondisi IKM sesuai dengan kondisi nyata usaha dan para pengusahanya, baik potensi maupun permasalahnya, sehingga bentuk penanganan masalahnya dapat disesuaikan dengan harapan pengusaha, yaitu ditetapkannya usaha unggulan dan pengusaha andalan yang nantinya akan dapat memberikan arah terhadap prioritas program yang sangat mendesak (crusial) dan sangat penting (importance) dengan penjadwalan yang terencana disesuaikan berdasarkan rencana strategi (RENSTRA) untuk kurun waktu selama 5 (lima) tahun.


2. Tujuan dan Ruang Lingkup
1) Memetakan pengusaha andalan berdasarkan sikap jiwa kewirausahaan (commitment) serta kemampuan (competent) pengusaha dalam menjalankan usaha IKM.
2) Memetakan usaha IKM unggulan berdasarkan daya tarik industri (industry attractiveness) yang mencakup penganalisisan terhadap lingkungan makro eksternal dan lingkungan mikro eksternal serta kekuatan usaha (business strength) yang mencakup penganalisisan terhadap kemampuan berproduksi, kemampuan keuangan, kondisi SDM, kemampuan pemasaran, dan kemampuan dalam riset & pengembangan.

3. Posisi Pengusaha Andalan di Kota Depok

Kota Depok memiliki potensi pengusaha yang cukup andal, hal ini dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah, terdapat 5 jenis usaha/komoditi yang memiliki pengusaha andalan (komitmen tinggi-kompetensi tinggi), 2 jenis usaha/ komoditi yang memiliki pengusaha cukup andal (komitmen sedang-kompetensi tinggi), 12 jenis komoditi/ usaha yang memiliki pengusaha cukup andal (komitmen tinggi-kompetensi sedang), dan 2 jenis komoditi/ usaha yang memiliki pengusaha andalan sedang (komitmen sedang-kompetensi sedang).
Strategi pembinaan dan pengembangan pengusaha yang berada pada sel 1 dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada para pengusaha untuk membina para pengusaha lain dan memberikan informasi mengenai usaha secara online (ekstranet) antara pengusaha yang andal dengan dinar perindustrian dan perdagangan Kab/ Kota.
Demikian juga strategi pembinaan pengusaha yang berada pada sel 2 dilakukan dengan cara memberikan pelatihan mengenai motivasi usaha. Sedangkan strategi pembinaan pengusaha yang berada pada sel 4 dilakukan dengan cara memberikan pelatihan mengenai bidang-bidang keahlian usaha, seperti manajemen pemasaran, SDM, Keuangan, dan Produksi.
Strategi pembinaan pengusaha yang berada pada sel 5 dilakukan dengan cara memberikan pelatihan baik mengenai keahlian usaha maupun motivasi usahanya. Pengusaha yang berada pada sel 7 harus dinbina mengenai bidang keahlian pada usahanya, baik secara manajerial maupun teknis dengan pembinaan secara kontinu.

4. Posisi Usaha Unggulan di Kota Depok

Pada Gambar 2 di bawah mengungkapkan tentang keberadaan beberapa usaha unggulan yang ada di Kota Depok yang didasarkan atas daya tarik industri dan kekuatan bisnis yang dimiliki oleh perusahaan. Berdasarkan pada pemetaan di bawah, strategi pembinaan dan pengembangan usaha untuk komoditi pada sel 1 dilakukan dengan menciptakan pertumbuhan melalui penyediaan bahan baku sendiri (Vertical Integration), agar dapat meningkatkan kekuatan bisnis atau komposisi kompetitifnya, perusahaan harus melakukan upaya meminimalkan biaya dan operasi yang tidak efisien dan mengontrol kualitas serta distribusi.
Demikian juga untuk strategi pembinaan dan pengembangan usaha untuk komoditi yang berada pada sel 2 dilakukan dengan cara melakukan konsentrasi bisnis melalui Horizontal Integration. Strategi ini dengan melakukan pemasaran sendiri melalui outlet yang dimiliki sendiri atau membuat jaringan bisnis sesama jenis komoditi agar diperoleh tingkat efisiensi yang tinggi.
Komoditi yang berada pada sel 4, strategi pembinaan dan pengembangan usahanya harus melakukan perubahan yang lebih mengarah kepada pembenahan di dalam yang dilakukan secara hati-hati guna meningkatkan efisiensi operasi.
Komoditi yang berada pada sel 5a, strategi pembinaan dan pengembangan usahanya dengan cara melakukan konsentrasi bisnis melalui Horizontal Integration. Strategi ini dengan melakukan pemasaran sendiri melalui outlet yang dimiliki sendiri atau membuat jaringan bisnis sesama jenis komoditi agar diperoleh tingkat efisiensi yang tinggi. Sedangkan komoditi yang berada pada sel 5b, strategi pembinaan dan pengembangan usahanya dilakukan dengan memperluas pasar, fasilitas produksi, dan teknologi melalui pengembangan internal maupun eksternal dengan melakukan kerja sama dengan perusahaan lain dalam komoditi yang sama.


5. Kesimpulan
1. Pengusaha andalan untuk Industri Kecil dan Menengah di Kota depok sekaligus merupakan pengusaha binaan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan tingkat propinsi dan Kabupaten/ Kota diharapkan dapat menjadi pendorong tumbuh dan berkembangnya kegiatan ekonomi di Kota depok. Berdasarkan temuan lapangan survey pengusaha andalan di Kota depok 2002, bahwa sebagian besar para pengusaha IKM sebagai pemilik usahanya juga bertindak sebagai pengelola usaha tersebut, serta pendirian usahanya berdasarkan inisiatif sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar para pengusaha IKM di Kota depok memiliki komitmen yang cukup tinggi terhadap usahanya dan sekaligus dituntut untuk memahami usaha yang dikelolanya berdasarkan bisnis intinya (core competency).
2. Pada sisi lain, dilihat dari pendidikan formal, hanya sebagian kecil diantara para pengusaha di Kota depok memiliki pendidikan tinggi dan sebagain besar pendidikan yang didapatkan baik secara formal maupun non formal tidak sesuai dengan bisnis inti (core business) yang akan mereka usahakan sebelumnya, tetapi setelah para pengusaha tersebut menjalankan usahanya, maka pemerintah dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan tingkat Propinsi maupun Kabupaten/ Kota, serta para pembina dari instansi terkait yang lain memberikan binaan/ pelatihan terhadap para pengusaha sesuai dengan bidang usaha mereka. Sehingga proses pelajar (learning curve) yang mereka alami cukup lama, walaupun akhirnya tidak sedikit diantara mereka berhasil mengelola usahanya dengan baik, karena sebagian besar dari para pengusaha yang berhasil mengelola usahanya dengan baik, mencurahkan waktu untuk kegiatan usahanya sekitar 8 (delapan) jam per hari dan 7 (tujuh) hari per minggu, serta memiliki pengalaman menjalankan usaha-usaha dagang di bawah usia 40 (empat puluh) tahun.
3. Sebagian besar peran para pengusaha IKM di Kota depok ketika mendirikan usahanya, yaitu merencanakan usahanya sendiri, menyusun strategi usaha sendiri, menggunakan ide-ide sendiri, berusaha menciptakan komoditi baru walaupun sebagian diantara mereka meniru komoditi yang sudah ada, menerapkan teknologi yang masih tradisional sesuai dengan usahanya, sebagian menciptakan ide-ide baru sendiri dan sebagian lagi terobsesi oleh ide pengusaha lain yang lebih dahulu berhasil.
4. Hasil penelitiaan saat ini komoditi unggulan yang dihasilkan oleh IKM di Kota depok mengalami banyak perubahan, hal ini sejalan dengan penurunan aktivitas ekonomi dalam beberapa waktu yang lalu dan tidak sedikit kegiatan yang menghasilkan komoditi unggulan mengalami penurunan yang tajam dalam aktivitasnya, tapi ada juga yang dapat mempertahankan kegiatannya sekalipun dilanda krisis ekonomi dan perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika yang tidak stabil.
5. Pada umumnya usaha IKM di Kota depok lebih menitik beratkan pada sumberdaya yang mereka miliki (resource-based) dari pada ke pasar sasarannya (market-based).
DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David A. 2001. Strategic Market Management. Sixth Edition, John Willey & Sons, Inc., New York.

Ahmed, Pervaiz K and Mohammad Rafiq. 2002. Internal Marketing : Tools and Concept for Customer-Focused Management. Butterworth Heinemann., Oxford.

Barlow, Janelle and Dianna Maul. 2000. Emotional Value : Creating Strong Bonds with Your Customers. Berrett-Koehler Publishers,Inc., San Francisco.

Bendell, Tony, Louise Boulter, dan John Kelly. 1995. Benchmarking for Competitive Advantage. Pitman Publishing Inc., London.

Bergeron, Bryan. 2002. Essentials of CRM : A guide to Customer Relationship Management. John Wiley & Sons, Inc., New York.

Brown, Stanley A. 2000. Customer Relationship Management : A Strategic Imperative in The World of e-Business. Interrobang Graphic Design Inc., Canada.

Colley, John L, Jacqueline L Doyle and Robert D Hardie. 2001. Corporate Strategy. The McGraw-Hill Executive MBA Series., New York.

Cravens, David W and Nigel F. Pierly. 2003. Strategic Marketing. McGraw-Hill., Boston.

Cook, Michelle and Curtis Cook. 2000. Competitive Intelligence. Great Britian by Bell & Bain Ltd, Glasgow., London.

D’Aveni, Richard A. dan Robert Gunther, 1995. Hypercompetitive Rivalries: Competing In Highly Dynanic Environments. The Free Press., New York.

Day, George S. 1999. Market Driven Strategy : Processes for Creating Value. The Free Press., New York.

Fitzsimmons, James A and Mona J. Fitzsimmons. 1994. Service Management for Competitive Advantage. McGraw-Hill International Editions., New York.

Gordon, Ian H. 2002. Competitor Targeting : Winning the Battle for Market and Customer Share. John Wiley & Sons., Canada.

Griffin & Lowenstein. 2001. Customer Winback: How to Recapture Lost Costomers and Keep Them Loyal.Jossey-Bass A Willey Company San Francisco

Greenberg, Paul. 2002. CRM : Capturing and Keeping Customers in Internet Real Time. Second Edition, McGraw-Hill., New York.

Gummesson, Evert. 1999. Total Relationship Marketing : Rethinking Marketing Mangement: From 4Ps to 30Rs. Butterworth Heinemann.,Oxford.

Heskett, James L, W. Earl Sasser, Jr, and Leonard A. Schlesinger. 1997. The Service Profit Chain : How Leading Companies Link Profit ang Growth to Loyalty, Satisfaction, and Value. The Free Press., New York.

Hitt, Michael A., R. Duane Ireland and Robert E. Hoskisson. 2001. Strategic Management : Competitive and Globalization. Fourth Edition, South-Western Publishing., USA.

Horovitz, Jacques. 2000. Seven Secrets of Service Strategy. Prentice-Hall., Harlow., England.

Kotler, Philip and Karen F.A. Fox. 1995. Strategic Marketing for Educational Institutions. Second Edition, Prentice Hall, Inc., New Jersey.

_______dan Gary Armstrong. 2001. Principle of Marketing. Ninth Edition, Prentice Hall International, Inc., New Jersey.

___________. 2000. Marketing Management. Millenium Edition, Prentice Hall International, Inc., New Jersey.


Lovelock, Christopher and Lauren Wright. 2002. Principles of Service Marketing and Management. Second Edition, Prentice Hall.,New Jersey.

__________________, Jochen Writz, and Hean Tat Keh. 2002. Service Marketing and Management. Prentice-Hall., Singapore.

Minett, Steve. 2002. B2B Marketing : A Radically Different Approach for Business to Business Marketers. Prentice-Hall., London.

Pollard, Andrew. 1999. Competitor Intelligence : Strategy, Tools, and Technique for Competitive Advantage. Pitman Publishing., London.

Porter, Michael E. 1993. Competitive Strategy : Techniques for Analyzing Industrial and Competitors. The Free Press, A Division of Macmillan,Inc., New York.

Schonberger, Richard J. 1990. Building Achain of Customers : Linking Business Functions to Create The World Class Company. The Free Press, A Division of Macmillan, Inc., New York.

Storbacka, Kaj and Jarmo R. Lehtinen. 2001. Customer Relationship Management. Mc.Graw Hill Education., Singapore.

Sucherly. 1996. Strategi Pemasaran dalam Industri Kayu Gergajian dan Pengaruhnya Terhadap Penjualan. Disertasi S3-UNPAD., Bandung.

________. 2003. Survey House Style PT. Telkom Indonesia Divre III. P3B-Unpad., Bandung.

________.2002. Customer Satisfaction Survey and Loyalty PT. TELKOM Divre III. P3B-Unpad., Bandung.

_________.2002. Customer Profile dan Behavior Jasa SLI-008 PT. Satelit Palapa Indonesia. P3B-Unpad., Bandung.

_________.2002. Customer Satisfaction and Loyalty Survey PT. Bank Jabar. P3B-Unpad. Bandung.

_________.2002. Pemetaan Komoditi Industri Kecil Menengah Unggulan dan Pengusaha Andalan di Propinsi Jawa Barat. P3B-Unpad., Bandung.

_________.1999. Penelitian Kapabilitas Organisasi di Badan Pemeriksa Keuangan. P3B-Unpad., Bandung.

Swift, Ronald S. 2001. Accelerating Customer Relationships : Using CRM and Relationship Technologies. Prentice Hall PTR, Upper Saddle River., London.

Wheelen, Thomas L. d J. Hunger. 2000. Strategic Management : Business Policy. Prentice Hall International., New Jersey.