Senin, 22 Oktober 2012

Sebutkan pengertian data flowchart dan contoh DFD

Data Flow Diagram (DFD) adalah representasi grafik dari sebuah sistem. DFD menggambarkan komponen-komponen sebuah sistem, aliran-aliran data di mana komponen-komponen tersebut, dan asal, tujuan, dan penyimpanan dari data tersebut. Kita dapat menggunakan DFD untuk dua hal utama, yaitu untuk membuat dokumentasi dari sistem informasi yang ada, atau untuk menyusun dokumentasi untuk sistem informasi yang baru. Empat simbol yang digunakan : Ada 3 (tiga) jenis DFD, yaitu ; § Context Diagram (CD) § DFD Fisik § DFD Logis DFD Level DFD dapat digambarkan dalam Diagram Context dan Level n. Huruf n dapat menggambarkan level dan proses di setiap lingkaran. § Diagram Context § Diagram Level n Context Diagram (CD) Jenis pertama Context Diagram, adalah data flow diagram tingkat atas (DFD Top Level), yaitu diagram yang paling tidak detail, dari sebuah sistem informasi yang menggambarkan aliran-aliran data ke dalam dan ke luar sistem dan ke dalam dan ke luar entitas-entitas eksternal. (CD menggambarkan sistem dalam satu lingkaran dan hubungan dengan entitas luar. Lingkaran tersebut menggambarkan keseluruhan proses dalam sistem). Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggambar CD; § Terminologi sistem : - Batas Sistem adalah batas antara “daerah kepentingan sistem”. - Lingkungan Sistem adalah segala sesuatu yang berhubungan atau mempengaruhi sistem tersebut. - Interface adalah aliran yang menghubungkan sebuah sistem dengan linkungan sistem tersebut. Sebagai contoh, dalam gambar 1. § Menggunakan satu simbol proses, Catatan: Yang masuk didalam lingkaran konteks (simbol proses) adalah kegiatan pemrosesan informasi (Batas Sistem). Kegiatan informasi adalah mengambil data dari file, mentransformasikan data, atau melakukan filing data, misalnya mempersiapkan dokumen, memasukkan, memeriksa, mengklasifikasi, mengatur, menyortir, menghitung, meringkas data, dan melakukan filing data (baik yang melakukan secara manual maupun yang dilakukan secara terotomasi). § Nama/keterangan di simbol proses tersebut sesuai dengan fungsi sistem tersebut, § Antara Entitas Eksternal/Terminator tidak diperbolehkan komunikasi langsung § Jika terdapat termintor yang mempunyai banyak masukan dan keluaran, diperbolehkan untuk digambarkan lebih dari satu sehingga mencegah penggambaran yang terlalu rumit, dengan memberikan tanda asterik ( * ) atau garis silang ( # ). § Jika Terminator mewakili individu (personil) sebaiknya diwakili oleh peran yang dipermainkan personil tersebut. § Aliran data ke proses dan keluar sebagai output keterangan aliran data berbeda. Diagram Level n / Data Flow Diagram Levelled Dalam diagram n DFD dapat digunakan untuk menggambarkan diagram fisik maupun diagram diagram logis. Dimana Diagram Level n merupakan hasil pengembangan dari Context Diagram ke dalam komponen yang lebih detail tersebut disebut dengan top-down partitioning. Jika kita melakukan pengembangan dengan benar, kita akan mendapatkan DFD-DFD yang seimbang. Sebagai contoh, gambar 1.1, gambar 1.2, gambar 1.3, gambar 1.4 dan gambar 1.5. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat DFD ialah: - Pemberian Nomor pada diagram level n dengan ketentuan sebagai berikut: · Setiap penurunan ke level yang lebih rendah harus mampu merepresentasikan proses tersebut dalam sepesifikasi proses yang jelas. Sehingga seandainya belum cukup jelas maka seharusnya diturunkan ke level yang lebih rendah. · Setiap penurunan harus dilakukan hanya jika perlu. · Tidak semua bagian dari sistem harus diturunkan dengan jumlah level yang sama karena yang kompleks bisa saja diturunkan, dan yang sederhana mungkin tidak perlu diturunkan. Selain itu, karena tidak semua proses dalam level yang sama punya derajat kompleksitas yang sama juga. Konfirmasikan DFD yang telah dibuat pada pemakai dengan cara top-down. · Aliran data yang masuk dan keluar pada suatu proses di level n harus berhubungan dengan aliran data yang masuk dan keluar pada level n+1. Dimana level n+1 tersebut mendefinisikan sub-proses pada level n tersebut. · Penyimpanan yang muncul pada level n harus didefinisikan kembali pada level n+1, sedangkan penyimpanan yang muncul pada level n tidak harus muncul pada level n-1 karena penyimpanan tersebut bersifat lokal. · Ketika mulai menurunkan DFD dari level tertinggi, cobalah untuk mengidentifikasi external events dimana sistem harus memberikan respon. External events dalam hal ini berarti suatu kejadian yang berkaitan dengan pengolahan data di luar sistem, dan menyebabkan sistem kita memberikan respon. - Jangan menghubungkan langsung antara satu penyimpanan dengan penyimpanan lainnya (harus melalui proses). - Jangan menghubungkan langsung dengan tempat penyimpanan data dengan entitas eksternal / terminator (harus melalui proses), atau sebaliknya. - Jangan membuat suatu proses menerima input tetapi tidak pernah mengeluarkan output yang disebut dengan istilah “black hole”. - Jangan membuat suatu tempat penyimpanan menerima input tetapi tidak pernah digunakan untuk proses. - Jangan membuat suatu hasil proses yang lengkap dengan data yang terbatas yang disebut dengan istilah “magic process”. - Jika terdapat terminator yang mempunyai banyak masukan dan keluaran, diperbolehkan untuk digambarkan lebih dari satu sehingga mencegah penggambaran yang terlalu rumit, dengan memberikan tanda asterik ( * ) atau garis silang ( # ), begitu dengan bentuk penyimpanan. - Aliran data ke proses dan keluar sebagai output keterangan aliran data berbeda. DFD Fisik Adalah representasi grafik dari sebuah sistem yang menunjukan entitas-entitas internal dan eksternal dari sistem tersebut, dan aliran-aliran data ke dalam dan keluar dari entitas-entitas tersebut. Entitas-entitas internal adalah personel, tempat (sebuah bagian), atau mesin (misalnya, sebuah komputer) dalam sistem tersebut yang mentransformasikan data. Maka DFD fisik tidak menunjukkan apa yang dilakukan, tetapi menunjukkan dimana, bagaimana, dan oleh siapa proses-proses dalam sebuah sistem dilakukan. (Tidak Bahas). Perlu diperhatikan didalam memberikan keterangan di lingkaran-lingkaran (simbol proses) dan aliran-aliran data (simbol aliran data) dalam DFD fisik menggunakan label/keterangan dari kata benda untuk menunjukan bagaimana sistem mentransmisikan data antara lingkaran-lingkaran tersebut. Misal : Aliran Data : Kas, Formulir 66W, Slip Setoran Proses : Cleck Penjualan, Kasir, Pembukuan, dll. DFD Logis Adalah representasi grafik dari sebuah sistem yang menunjukkan proses-proses dalam sistem tersebut dan aliran-aliran data ke dalam dan ke luar dari proses-proses tersebut. Kita menggunakan DFD logis untuk membuat dokumentasi sebuah sistem informasi karena DFD logis dapat mewakili logika tersebut, yaitu apa yang dilakukan oleh sistem tersebut, tanpa perlu menspesifikasi dimana, bagaimana, dan oleh siapa proses-proses dalam sistem tersebut dilakukan. Keuntungan dari DFD logis dibandingkan dengan DFD fisik adalah dapat memusatkan perhatian pada fungsi-funsi yang dilakukan sistem. Perlu diperhatikan di dalam pemberian Keterangan/ Label; · Lingkaran-lingkaran (simbol proses) menjelaskan apa yang dilakukan sistem Misal : Menerima Pembayaran, Mencatat Penjualan, Membandingkan kas dan Daftar Penerimaan, Mempersiapkan Setoran, dll. · Aliran-aliran data (simbol aliran data) menggambarkan sifat data. Misal : Pembayaran (bukan “Cek”, “Kas”, “ Kartu Kredit” Jurnal Penjualan (bukan “Buku Penjualan”), dll

Cntoh Sederhana DFD

2.2. Jelaskan Pengertian Data Flow Chart Dan Contoh DFD




Data Flow Diagram (DFD) adalah representasi grafik dari sebuah sistem. DFD menggambarkan komponen-komponen sebuah sistem, aliran-aliran data di mana komponen-komponen tersebut, dan asal, tujuan, dan penyimpanan dari data tersebut.
Kita dapat menggunakan DFD untuk dua hal utama, yaitu untuk membuat dokumentasi dari sistem informasi yang ada, atau untuk menyusun dokumentasi untuk sistem informasi yang baru.
Empat simbol yang digunakan :

Ada 3 (tiga) jenis DFD, yaitu ;
§  Context Diagram (CD)
§  DFD Fisik
§  DFD Logis

DFD Level
            DFD dapat digambarkan dalam Diagram Context dan Level n. Huruf n dapat menggambarkan level dan proses di setiap lingkaran.
§  Diagram Context
§  Diagram Level n

Context Diagram (CD)
Jenis pertama Context Diagram, adalah data flow diagram tingkat atas (DFD Top Level), yaitu diagram yang paling tidak detail, dari sebuah sistem informasi yang menggambarkan aliran-aliran data ke dalam dan ke luar sistem dan ke dalam dan ke luar entitas-entitas eksternal. (CD menggambarkan sistem dalam satu lingkaran dan hubungan dengan entitas luar. Lingkaran tersebut menggambarkan keseluruhan proses dalam sistem).
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggambar CD;
§  Terminologi sistem :
-        Batas Sistem adalah batas antara “daerah kepentingan sistem”.
-        Lingkungan Sistem adalah segala sesuatu yang berhubungan atau mempengaruhi sistem tersebut.
-        Interface adalah aliran yang menghubungkan sebuah sistem dengan linkungan sistem tersebut.
Sebagai contoh, dalam gambar 1.
§  Menggunakan satu simbol proses,
Catatan:
Yang masuk didalam lingkaran konteks (simbol proses) adalah kegiatan pemrosesan informasi (Batas Sistem). Kegiatan informasi adalah mengambil data dari file, mentransformasikan data, atau melakukan filing data, misalnya mempersiapkan dokumen, memasukkan, memeriksa, mengklasifikasi, mengatur, menyortir, menghitung, meringkas data, dan melakukan filing data (baik yang melakukan secara manual maupun yang dilakukan secara terotomasi).
§  Nama/keterangan di simbol proses tersebut sesuai dengan fungsi sistem tersebut,
§  Antara Entitas Eksternal/Terminator tidak diperbolehkan komunikasi langsung
§  Jika terdapat termintor yang mempunyai banyak masukan dan keluaran, diperbolehkan untuk digambarkan lebih dari satu sehingga mencegah penggambaran yang terlalu rumit, dengan memberikan tanda asterik ( * ) atau garis silang ( #  ).
§  Jika Terminator mewakili individu (personil) sebaiknya diwakili oleh peran yang dipermainkan personil tersebut.
§  Aliran data ke proses dan keluar sebagai output
keterangan aliran data berbeda.

Diagram Level n / Data Flow Diagram Levelled
            Dalam diagram n DFD dapat digunakan untuk menggambarkan diagram fisik maupun diagram diagram logis. Dimana Diagram Level n merupakan hasil pengembangan dari Context Diagram ke dalam komponen yang lebih detail tersebut disebut dengan top-down partitioning. Jika kita melakukan pengembangan dengan benar, kita akan mendapatkan DFD-DFD yang seimbang. Sebagai contoh, gambar 1.1, gambar 1.2, gambar 1.3, gambar 1.4 dan gambar 1.5.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat DFD ialah:
-        Pemberian Nomor pada diagram level n dengan ketentuan sebagai berikut:
·         Setiap penurunan ke level yang lebih rendah harus mampu merepresentasikan proses tersebut dalam sepesifikasi proses yang jelas. Sehingga  seandainya belum cukup jelas  maka seharusnya diturunkan ke level yang lebih rendah.
·         Setiap penurunan harus dilakukan hanya jika perlu.
·         Tidak semua bagian dari sistem harus diturunkan dengan jumlah level  yang sama karena yang kompleks bisa saja diturunkan, dan yang sederhana mungkin tidak perlu diturunkan. Selain itu, karena tidak semua proses dalam level yang sama punya derajat kompleksitas yang sama juga.
  Konfirmasikan DFD yang telah dibuat pada pemakai dengan cara top-down.
·         Aliran data yang masuk dan keluar pada suatu proses di level n harus berhubungan dengan aliran data yang masuk dan keluar pada level n+1. Dimana level n+1 tersebut mendefinisikan sub-proses pada level n tersebut.
·         Penyimpanan yang muncul pada level n harus didefinisikan kembali pada level n+1, sedangkan penyimpanan yang muncul pada level n tidak harus muncul pada level n-1 karena penyimpanan tersebut bersifat lokal.
·         Ketika mulai menurunkan DFD dari level tertinggi, cobalah untuk mengidentifikasi external events dimana sistem harus memberikan respon. External events dalam hal ini berarti suatu kejadian yang berkaitan dengan pengolahan data di luar sistem, dan menyebabkan sistem kita memberikan respon.
-        Jangan menghubungkan langsung antara satu penyimpanan dengan penyimpanan lainnya (harus melalui proses).
-        Jangan menghubungkan langsung dengan tempat penyimpanan data dengan entitas eksternal / terminator (harus melalui proses), atau sebaliknya.
-        Jangan membuat suatu proses menerima input tetapi tidak
pernah mengeluarkan output yang disebut dengan istilah “black hole”.
-        Jangan membuat suatu tempat penyimpanan menerima input tetapi tidak pernah digunakan untuk proses.
-        Jangan membuat suatu hasil proses yang lengkap dengan data yang terbatas yang disebut dengan istilah “magic process”.
-        Jika terdapat terminator yang mempunyai banyak masukan dan keluaran, diperbolehkan untuk digambarkan lebih dari satu sehingga mencegah penggambaran yang terlalu rumit, dengan memberikan tanda asterik ( * ) atau garis silang ( #  ), begitu dengan bentuk penyimpanan.
-        Aliran data ke proses dan keluar sebagai output keterangan aliran data berbeda.

DFD Fisik
            Adalah representasi grafik dari sebuah sistem yang menunjukan entitas-entitas internal dan eksternal dari sistem tersebut, dan aliran-aliran data ke dalam dan keluar dari entitas-entitas tersebut. Entitas-entitas internal adalah personel, tempat (sebuah bagian), atau mesin (misalnya, sebuah komputer) dalam sistem tersebut yang mentransformasikan data. Maka DFD fisik tidak menunjukkan apa yang dilakukan, tetapi menunjukkan  dimana, bagaimana, dan oleh siapa proses-proses dalam sebuah sistem dilakukan. (Tidak Bahas).
Perlu diperhatikan didalam memberikan keterangan di lingkaran-lingkaran (simbol proses) dan aliran-aliran data (simbol aliran data) dalam DFD fisik menggunakan label/keterangan dari kata benda untuk menunjukan bagaimana sistem mentransmisikan data antara lingkaran-lingkaran tersebut.
Misal :
Aliran Data     : Kas, Formulir 66W, Slip Setoran
Proses              : Cleck Penjualan, Kasir, Pembukuan, dll.

DFD Logis
            Adalah representasi grafik dari sebuah sistem yang menunjukkan proses-proses dalam sistem tersebut dan aliran-aliran data ke dalam dan ke luar dari proses-proses tersebut. Kita menggunakan DFD logis untuk membuat dokumentasi sebuah sistem informasi karena DFD logis dapat mewakili logika tersebut, yaitu apa yang dilakukan oleh sistem tersebut, tanpa perlu menspesifikasi dimana, bagaimana, dan oleh siapa proses-proses dalam sistem tersebut dilakukan.
            Keuntungan dari DFD logis dibandingkan dengan DFD fisik adalah dapat memusatkan perhatian pada fungsi-funsi yang dilakukan sistem.
Perlu diperhatikan di dalam pemberian Keterangan/ Label;
·         Lingkaran-lingkaran (simbol proses) menjelaskan apa yang dilakukan sistem
Misal : Menerima Pembayaran, Mencatat Penjualan,
Membandingkan kas dan Daftar Penerimaan, Mempersiapkan Setoran, dll.
·         Aliran-aliran data (simbol aliran data) menggambarkan sifat data.
Misal : Pembayaran (bukan “Cek”, “Kas”, “ Kartu Kredit”
                  Jurnal Penjualan (bukan “Buku Penjualan”), dll
           
Cntoh Sederhana DFD

2.2. Jelaskan Pengertian Data Flow Chart Dan Contoh DFD Data Flow Diagram (DFD) adalah representasi grafik dari sebuah sistem. DFD menggambarkan komponen-komponen sebuah sistem, aliran-aliran data di mana komponen-komponen tersebut, dan asal, tujuan, dan penyimpanan dari data tersebut. Kita dapat menggunakan DFD untuk dua hal utama, yaitu untuk membuat dokumentasi dari sistem informasi yang ada, atau untuk menyusun dokumentasi untuk sistem informasi yang baru. Empat simbol yang digunakan : Ada 3 (tiga) jenis DFD, yaitu ;  Context Diagram (CD)  DFD Fisik  DFD Logis DFD Level DFD dapat digambarkan dalam Diagram Context dan Level n. Huruf n dapat menggambarkan level dan proses di setiap lingkaran.  Diagram Context  Diagram Level n Context Diagram (CD) Jenis pertama Context Diagram, adalah data flow diagram tingkat atas (DFD Top Level), yaitu diagram yang paling tidak detail, dari sebuah sistem informasi yang menggambarkan aliran-aliran data ke dalam dan ke luar sistem dan ke dalam dan ke luar entitas-entitas eksternal. (CD menggambarkan sistem dalam satu lingkaran dan hubungan dengan entitas luar. Lingkaran tersebut menggambarkan keseluruhan proses dalam sistem). Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggambar CD;  Terminologi sistem :  Batas Sistem adalah batas antara “daerah kepentingan sistem”.  Lingkungan Sistem adalah segala sesuatu yang berhubungan atau mempengaruhi sistem tersebut.  Interface adalah aliran yang menghubungkan sebuah sistem dengan linkungan sistem tersebut. Sebagai contoh, dalam gambar 1.  Menggunakan satu simbol proses, Catatan: Yang masuk didalam lingkaran konteks (simbol proses) adalah kegiatan pemrosesan informasi (Batas Sistem). Kegiatan informasi adalah mengambil data dari file, mentransformasikan data, atau melakukan filing data, misalnya mempersiapkan dokumen, memasukkan, memeriksa, mengklasifikasi, mengatur, menyortir, menghitung, meringkas data, dan melakukan filing data (baik yang melakukan secara manual maupun yang dilakukan secara terotomasi).  Nama/keterangan di simbol proses tersebut sesuai dengan fungsi sistem tersebut,  Antara Entitas Eksternal/Terminator tidak diperbolehkan komunikasi langsung  Jika terdapat termintor yang mempunyai banyak masukan dan keluaran, diperbolehkan untuk digambarkan lebih dari satu sehingga mencegah penggambaran yang terlalu rumit, dengan memberikan tanda asterik ( * ) atau garis silang ( # ).  Jika Terminator mewakili individu (personil) sebaiknya diwakili oleh peran yang dipermainkan personil tersebut.  Aliran data ke proses dan keluar sebagai output keterangan aliran data berbeda. Diagram Level n / Data Flow Diagram Levelled Dalam diagram n DFD dapat digunakan untuk menggambarkan diagram fisik maupun diagram diagram logis. Dimana Diagram Level n merupakan hasil pengembangan dari Context Diagram ke dalam komponen yang lebih detail tersebut disebut dengan top-down partitioning. Jika kita melakukan pengembangan dengan benar, kita akan mendapatkan DFD-DFD yang seimbang. Sebagai contoh, gambar 1.1, gambar 1.2, gambar 1.3, gambar 1.4 dan gambar 1.5. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat DFD ialah:  Pemberian Nomor pada diagram level n dengan ketentuan sebagai berikut: • Setiap penurunan ke level yang lebih rendah harus mampu merepresentasikan proses tersebut dalam sepesifikasi proses yang jelas. Sehingga seandainya belum cukup jelas maka seharusnya diturunkan ke level yang lebih rendah. • Setiap penurunan harus dilakukan hanya jika perlu. • Tidak semua bagian dari sistem harus diturunkan dengan jumlah level yang sama karena yang kompleks bisa saja diturunkan, dan yang sederhana mungkin tidak perlu diturunkan. Selain itu, karena tidak semua proses dalam level yang sama punya derajat kompleksitas yang sama juga. Konfirmasikan DFD yang telah dibuat pada pemakai dengan cara top-down. • Aliran data yang masuk dan keluar pada suatu proses di level n harus berhubungan dengan aliran data yang masuk dan keluar pada level n+1. Dimana level n+1 tersebut mendefinisikan sub-proses pada level n tersebut. • Penyimpanan yang muncul pada level n harus didefinisikan kembali pada level n+1, sedangkan penyimpanan yang muncul pada level n tidak harus muncul pada level n-1 karena penyimpanan tersebut bersifat lokal. • Ketika mulai menurunkan DFD dari level tertinggi, cobalah untuk mengidentifikasi external events dimana sistem harus memberikan respon. External events dalam hal ini berarti suatu kejadian yang berkaitan dengan pengolahan data di luar sistem, dan menyebabkan sistem kita memberikan respon.  Jangan menghubungkan langsung antara satu penyimpanan dengan penyimpanan lainnya (harus melalui proses).  Jangan menghubungkan langsung dengan tempat penyimpanan data dengan entitas eksternal / terminator (harus melalui proses), atau sebaliknya.  Jangan membuat suatu proses menerima input tetapi tidak pernah mengeluarkan output yang disebut dengan istilah “black hole”.  Jangan membuat suatu tempat penyimpanan menerima input tetapi tidak pernah digunakan untuk proses.  Jangan membuat suatu hasil proses yang lengkap dengan data yang terbatas yang disebut dengan istilah “magic process”.  Jika terdapat terminator yang mempunyai banyak masukan dan keluaran, diperbolehkan untuk digambarkan lebih dari satu sehingga mencegah penggambaran yang terlalu rumit, dengan memberikan tanda asterik ( * ) atau garis silang ( # ), begitu dengan bentuk penyimpanan.  Aliran data ke proses dan keluar sebagai output keterangan aliran data berbeda. DFD Fisik Adalah representasi grafik dari sebuah sistem yang menunjukan entitas-entitas internal dan eksternal dari sistem tersebut, dan aliran-aliran data ke dalam dan keluar dari entitas-entitas tersebut. Entitas-entitas internal adalah personel, tempat (sebuah bagian), atau mesin (misalnya, sebuah komputer) dalam sistem tersebut yang mentransformasikan data. Maka DFD fisik tidak menunjukkan apa yang dilakukan, tetapi menunjukkan dimana, bagaimana, dan oleh siapa proses-proses dalam sebuah sistem dilakukan. (Tidak Bahas). Perlu diperhatikan didalam memberikan keterangan di lingkaran-lingkaran (simbol proses) dan aliran-aliran data (simbol aliran data) dalam DFD fisik menggunakan label/keterangan dari kata benda untuk menunjukan bagaimana sistem mentransmisikan data antara lingkaran-lingkaran tersebut. Misal : Aliran Data : Kas, Formulir 66W, Slip Setoran Proses : Cleck Penjualan, Kasir, Pembukuan, dll. DFD Logis Adalah representasi grafik dari sebuah sistem yang menunjukkan proses-proses dalam sistem tersebut dan aliran-aliran data ke dalam dan ke luar dari proses-proses tersebut. Kita menggunakan DFD logis untuk membuat dokumentasi sebuah sistem informasi karena DFD logis dapat mewakili logika tersebut, yaitu apa yang dilakukan oleh sistem tersebut, tanpa perlu menspesifikasi dimana, bagaimana, dan oleh siapa proses-proses dalam sistem tersebut dilakukan. Keuntungan dari DFD logis dibandingkan dengan DFD fisik adalah dapat memusatkan perhatian pada fungsi-funsi yang dilakukan sistem. Perlu diperhatikan di dalam pemberian Keterangan/ Label; • Lingkaran-lingkaran (simbol proses) menjelaskan apa yang dilakukan sistem Misal : Menerima Pembayaran, Mencatat Penjualan, Membandingkan kas dan Daftar Penerimaan, Mempersiapkan Setoran, dll. • Aliran-aliran data (simbol aliran data) menggambarkan sifat data. Misal : Pembayaran (bukan “Cek”, “Kas”, “ Kartu Kredit” Jurnal Penjualan (bukan “Buku Penjualan”), dll Cntoh Sederhana DFD

Selasa, 02 Oktober 2012

Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang berkenaan dengan Akuntansi. Akuntansi sendiri sebenarnya adalah sebuah sistem informasi. Fungsi penting yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi antara lain : Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi. Memproses data menjadi into informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi. Subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi nonkeuangan yang secara langsung memengaruhi pemrosesan transaksi keuangan. SIA terdiri dari 3 subsistem: Sistem pemrosesan transaksi mendukung proses operasi bisnis harian. Sistem buku besar/ pelaporan keuangan menghasilkan laporan keuangan, seperti laporan laba/rugi, neraca, arus kas, pengembalian pajak. Sistem pelaporan manajemen yang menyediakan pihak manajemen internal berbagai laporan keuangan bertujuan khusus serta informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, seperti anggaran, laporan kinerja, serta laporan pertanggungjawaban. Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi Manajemen memproses berbagai transaksi non-keuangan yang tidak bisa diproses oleh SIA biasa. tapi bagaimana juga sistem juga di lakukan dengan kerja bersama time...dengan mendukung semua ide dari masing2 group yang melakukan kerja dilapangan.....dan bagaimana kita memberikan semangat yang tinggi buat karyawan....perusahaan Cara Kerja Untuk memahami bagaimana SIA bekerja, perlu untuk menjawab beberapa pertanyaan sebagai berikut : Bagaimana mengoleksi data yang berkaitan dengan aktivitas dan transaksi organisasi? Bagaimana mentransformasi data kedalam informasi sehingga manajemen dapat menggunakan untuk menjalankan organisasi? Bagaimana menjamin ketersediaan, keandalan, keakuratan informasi ? Manfaat Sebuah SIA menambah nilai dengan cara: Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga dapat melakukan aktivitas utama pada value chain secara efektif dan efisien. Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk dan jasa yang dihasilkan Meningkatkan efisiensi Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan Meningkatkan sharing knowledge menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan

Pengertian Akuntansi

Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis". Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini - yang masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya - mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima umum. Praktisi akuntansi dikenal sebagai akuntan. Akuntan bersertifikat resmi memiliki gelar tertentu yang berbeda di tiap negara. Contohnya adalah Chartered Accountant (FCA, CA or ACA), Chartered Certified Accountant(ACCA atau FCCA), Management Accountant (ACMA, FCMA atau AICWA), Certified Public Accountant (CPA), dan Certified General Accountant (CGA). Di Indonesia, akuntan publik yang bersertifikat disebut CPA Indonesia pengertian-pengertian akuntansi diatas, maka akuntansi terdiri dari tiga aktivitas atau kegiatan utama yaitu: 1. Aktivitas identifikasi yaitu mengidentifikasikan transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan. 2. Aktivitas pencatatan yaitu aktivitas yang dilakukan untuk mencatat transaksi-transaksi yang telah diidentifikasi secara kronologis dan sistematis. 3. Aktivitas komunikasi yaitu aktivitas untuk mengkomunikasikan informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan kepada para pemakai laporan keuangan atau pihak yang berkepentingan baik internal perusahaan maupun pihak eksternal. Fungsi dan Bidang-Bidang Akuntansi Pengertian akuntansi Akuntansi seringkali dinyatakan sebagai bahasa perusahaan yang berguna untuk memberikan informasi yang berupa data-data keuangan perusahaan yang dapat digunakan guna pengambilan keputusan. Setiap perusahaan memerlukan dua macam informasi tentang perusahaannya yaitu informasi mengenai nilai perusahaan dan informasi tentang laba/rugi usaha. Kedua informasi tersebut berguna untuk: • Mengetahui besarnya modal yang dimiliki perusahaan • Mengetahui perkembangan ayau maju mundurnya perusahan • Sebagai dasar untuk perhitunngan pajak • menjelaskan keadaan perusahaan sewaktu-waktu memrlukan kredit dari bank atau pihak lain • Dasar untuk menentukan kebijakan yang akan ditempuh • Menarik minat investor saham jika perusahaan berbentuk perseroan terbatas. Untuk memperoleh informasi-informasi tersebut diatas, pengusaha hendaknya mengadakan catatan yang teratur mengenai transaksi-transaksi yang dilakukan perusahaan yang dinyatakan dalam satuan uang. Didalam ilmu akuntansi telah berkembang bidang-bidang khusus dimana perkembangan tersebut disebabkan oleh meningkatnya jumlah dan ukuran perusahaan serta peraturan pemerintah. Adapun bidang-bidang akuntansi yang telah mengalami perkembangan antara lain sebagai berikut: 1. Akuntansi Keuangan (Financial atau General Accounting) menyangkut pencatatan transaksi-transaksi suatu perusahaan dan penyusunan laporan berkala dimana laporan tersebut dapat memberikan informasi yang berguna bagi manajemen, para pemilik dan kreditor. 2. Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) merupakan suatu bidang yang menyangkut pemeriksaan laporan-laporan keuangan melalui catatan akuntansi secara bebas yaitu laporan keuangan tersebut diperiksa mengenai kejujuran dan kebenarannya. 3. Akuntansi Manajemen (Management Accounting) merupakan bidang akuntansi yang menggunakan baik data historis maupun data data taksiran dalam membantu manajemen untuk merencanakan operasi-operasi dimasa yang akan datang. 4. Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting) mencakup penyusunan laporan-laporan pajak dan pertimbangan tentang konsekuensi-konsekuensi dari transaksi-transaksi perusahaan yang akan terjadi. 5. Akuntansi Budgeter (Budgetary Accounting) merupakan bidang akuntansi yang merencanakan operasi-operasi keuangan (anggaran) untuk suatu periode dan memberikan perbandingan antara operasi-operasi yang sebenarnya dengan operasi yang direncanakan. 6. Akuntansi untuk Organisasi Nirlaba (Non profit Accounting) merupakan bidang yang mengkhususkan diri dalam pencatatan transaksi-transaksi perusahaan yang tidak mencari laba seperti organisasi keagamaan dan yayasan-yayasan sosial. 7. Akuntansi Biaya (Cost Accounting) merupakan bidanng yang menekankan penentuan dan pemakaian biaya serta pengendalian biaya tersebut yang pada umumnya terdapat dalam persahaan industri. 8. Sistem Akuntansi (Accounting System) meliputi semua tehnik, metode dan prosedur untuk mencatat dan mengolah data akuntansi dalam rangka memperoleh pengendalian intern yang baik, dimana pengendalian intern merupakan suatu sistem pengendalian yang diperoleh dengan adanya struktur organisasi yang memungkinkan adanya pembagian tugas dan sumber daya manusia yang cakap dan praktek-praktek yangn sehat. 9. Akuntansi Sosial (Social Accounting) merupakan bidang yang terbaru dalam akuntansi dan yang paling sulit untuk diterangkan secara singkat, kerena menyangkut dana-dana kesejahteraan masyarakat. Sebagai suatu sistem, didalam akuntansi terdapat beberapa asumsi atau konsep dasar. Asumsi dasar tersebut antara lain: A. Kesatuan Usaha (Business Entity) Konsep ini menganggap bahwa aktiva suatu perusahaan terpisah dari aktiva pribadi orang yang menyediakan aktiva (modal) yang dipergunakan dalam perusahaan tersebut. Dalam akuntansi, pengertian konsep kesatuan usaha, utang dan biaya pribadi pemilik akan dikeluarkan dari pembukuan perusahaan walaupun aktiva, utang dan pendapatan perusahaan tersebut dimiliki olehnya sendiri atau dengan kata lain segala utang dan biaya pribadi harus diperhitungkan terpisah dari perusahaan. B. Perusahaan Berjalan (Going Concern) Dalam konsep ini diasumsikan perusahaan didirikan untuk jangka waktu yang ditentukan misalnya di Indonesia untuk perusahaan yang berbentuk PT masa berdirinya adalah 75 tahun, yaitu adanya anggapan bahwa selama satu kesatuan usaha masih menguntungkan, maka dia dapat berjalan terus selama waktu yang tidak terbatas. C. Periode Akuntansi (Time Periods) Mempertimbangkan akan banyaknya berbagai keputusan mengenai jalannya operasi perusahaan, maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan selama berlangsungnya operasi perusahaan maka jangka waktu pembuatan laporan yang umum adalah satu tahun. D. Satuan Uang (Money Measurement) Semua transaksi perusahaan dicatat dalam satuan uang, yaitu sesuatu perubahan aktiva dapat diukur dengan stuan tertentu. E. Harta Perolehan (Costing of Assets) Seluruh aktiva pada umumnya dibukukan sebesar harga perolehannya. F. Aspek Ganda (Dual Aspect) Setiap pencatatan suatu kejadian atau transaksi akan berpengaruh pada sedikitnya dua akun perkiraan dalam pembukuan. G. Konsep Akrual (Accrual Concept) Konsep ini berkaitan dengan perhitungan laba/rugi perusahaan yang menekankan suatu kejadian pada suatu periode tertentu baik merupakan biaya maupun hasil. Itulah beberapa pengertian akuntansi dan fungsi bidang akuntansi, mudah2an bermanfaat.

Pengertian informasi

Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Informasi dapat direkam atau ditransmisikan. Hal ini dapat dicatat sebagai tanda-tanda, atau sebagai sinyal berdasarkan gelombang. Informasi adalah jenis acara yang mempengaruhi suatu negara dari sistem dinamis. Para konsep memiliki banyak arti lain dalam konteks yang berbeda.[1] Informasi bisa di katakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi [2]. Namun demikian, istilah ini memiliki banyak arti bergantung pada konteksnya, dan secara umum berhubungan erat dengan konsep seperti arti, pengetahuan, negentropy, Persepsi, Stimulus, komunikasi, kebenaran, representasi, dan rangsangan mental. Dalam beberapa hal pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa tertentu atau situasi yang telah dikumpulkan atau diterima melalui proses komunikasi, pengumpulan intelejen, ataupun didapatkan dari berita juga dinamakan informasi. Informasi yang berupa koleksi data dan fakta seringkali dinamakan informasi statistik. Dalam bidang ilmu komputer, informasi adalah data yang disimpan, diproses, atau ditransmisikan. Penelitian ini memfokuskan pada definisi informasi sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi dan alirannya. Informasi adalah data yang telah diberi makna melalui konteks. Sebagai contoh, dokumen berbentuk spreadsheet (semisal dari Microsoft Excel) seringkali digunakan untuk membuat informasi dari data yang ada di dalamnya. Laporan laba rugi dan neraca merupakan bentuk informasi, sementara angka-angka di dalamnya merupakan data yang telah diberi konteks sehingga menjadi punya makna dan manfaat. Kata informasi berasal dari kata Perancis kuno informacion (tahun 1387) yang diambil dari bahasa Latin informationem yang berarti “garis besar, konsep, ide”. Informasi merupakan kata benda dari informare yang berarti aktivitas dalam “pengetahuan yang dikomunikasikan” [3]. Informasi merupakan fungsi penting untuk membantu mengurangi rasa cemas seseorang. Menurut Notoatmodjo (2008) bahwa semakin banyak informasi dapat memengaruhi atau menambah pengetahuan seseorang dan dengan pengetahuan menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Para Yunani kunokata untuk formadalah μορφή (morphe; cf. morph) dan juga εἶδος (eidos) "ide, bentuk, set", kata yang terakhir ini biasa digunakan dalam pengertian teknis filosofis oleh Plato (dan kemudian Aristoteles) untuk menunjukkan identitas yang ideal atau esensi dari sesuatu (lihat Teori bentuk). "Eidos" juga dapat dikaitkan dengan pikiran, proposisi atau bahkan konsep Seringkali informasi dipandang sebagai jenis input ke sebuah organisme atau sistem. Beberapa masukan penting untuk fungsi organisme (misalnya, makanan) atau sistem (energi) dengan sendirinya. Dalam bukunyaSensory Ecology, Dusenbery menyebutkan itu kausal input . input lainnya (informasi) yang penting hanya karena mereka berhubungan dengan kausal input dan dapat digunakan untuk memprediksi terjadinya masukan kausal di lain waktu (atau mungkin tempat lain). Beberapa informasi adalah penting karena asosiasi dengan informasi lain harus ada koneksi ke kausal input. Dalam prakteknya, informasi biasanya dilakukan oleh rangsangan yang lemah yang harus dideteksi oleh sistem sensorik yang khusus dan diperkuat oleh input energi sebelum mereka dapat berfungsi untuk organisme atau sistem. Misalnya, cahaya sering merupakan masukan kausal ke tanaman, tetapi memberikan informasi kepada hewan. Berwarna terang tercermin dari bunga terlalu lemah untuk melakukan banyak pekerjaan fotosintesis, tetapi sistem visual dari lebah mendeteksi dan sistem saraf lebah menggunakan informasi untuk memandu lebah kepada bunga, di mana lebah untuk menemukan nectar atau pollen, yang merupakan masukan kausal, melayani fungsi nutrisi.

pengertian sistem

Pengertian Sistem Diposkan oleh Maulana Ibrahim di 00:01 Pengertian sistem terbagi menjadi beberapa arti. Menurut bahasa Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat. Sedangkan sistem sebagian para ahli adalah : a. L. James Havery Menurutnya sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. b. John Mc Manama Menurutnya sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien. c. C.W. Churchman. Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan. d. J.C. Hinggins Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan. e. Edgar F Huse dan James L. Bowdict Menurutnya sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan. Referensi by : http://aldyputra.net/2011/08/pengertian-sistem-menurut-para-ahli/ http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem

Jumat, 16 Maret 2012

HAK SEBAGAI WARGA NEGARA

Dalam Undang-Undang Dasar negara Republik Indonesia setiap warga negara mempunyai hak. Adapun pengertian hak menurut Kamus Bahasa Indonesia ialah tentang sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dan sebagainya), kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu, derajat atau martabat.
Berikut hak kita sebagai warga negara Indonesia:
1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum
Berarti setiap warga negara yang tersandung kasus hukum di luar atau dalam negeri mempunyai hak mendapat perlindungan hukum dari negara.
2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
Berarti setiap warga negara memperoleh pekerjaan apapun itu, dan penghidupan yg layak diberikan oleh negara.
3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam pemerintahan
Setiap warga negara sama di mata hukum apapun kedudukan dan pangkatnya apabila bersalah tetap sama sebagai warga negara. Namun yang terjadi sekarang banyak terjadi tidak seperti itu. Mereka yang berpangkat tinggi kadang lebih baik di mata hukum.
4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan kepercayaan masing-masing yang dipercayai
Semua warga negara bebas memilih agama apapun yang di percayainya sebagai pedoman hidupnya.
5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran
Entah itu dari kalangan miskin kaya atau apa, semuanya berhak memperoleh pendidikan. Namun yang sekarang terjadi tidak begitu sama dengan itu, terkadang si miskin kurang mendapat haknya sebagai warga negara.
6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau nkri dari serangan musuh
Jika dalam keadaan darurat semua warga negara indonesia mempunya hak untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari serangan musuh, disini kita dituntut mempunya rasa nasionalisme yang tinggi.
7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku
Semua waraga negara bebas berkumpul dan menyatakan pendapat merupakan bentuk demokrasi yang berjalan di negara ini karena disinilah diberikan kebebasan. Namun kebebasan ini kadang menimbulkan sesuatu yang berakibat negatif. Oleh karena itu kita gunakan hak kita ini sesuai dengan peraturan yang mengaturnya.

Oleh karena itu kita sebagai warga negara yang mempunya hak, berhak menuntut kepada negara jika hak kita sebagai warga negara belum terpenuhi semuanya. Namun dengan cara yang baik dan benar tidak dengan cara yang anarkis.

Tokoh-tokoh Wayang

PUNAKAWAN DAN HANOMAN

Suku Jawa di Indonesia mempunyai jenis kesenian tradisional yang bisa hidup dan berkembang hingga kini yang mampu menyentuh hati sanubari dan menggetarkan jiwa, yakni seni pewayangan. Selain sebagai alat komunikasi yang ampuh serta sarana memahami kehidupan, wayang bagi orang jawa merupakan smbolisme pandangan hidup orang jawa mengenai kehidupan. Dalam wayang seolah-olah orang jawa tidak hanya berhadapan dengan teori-teori umum tentang manusia, melainkan contoh hidup dan kelakuan manusia digambarkan secara konkrit. Berikut ini karaktereristik dan filosofi kehidupan dari berbagai tokoh wayang kulit di Indonesia:
          PUNAKAWAN
Punakawan adalah salah satu tokoh pewayangan yang sangat populer di Indonesia punakawan yang terdiri dari 4 tokoh wayang ini adalah satu keluarga Sang Bapak Semar dan mempunyai anak yaitu Gareng, Petruk, dan yang paling akhir Bagong. Para punakawan memiliki karakteristik yang melambangkan kehidupan-kehidupan orang kebanyakan, seperti penasihat para kesatria, penghibur, kritisi sosial, bahkan sumber kebenaran dan kebijakan. Punakawan sendiri menjadi penasihat pandawa lima. Berikut sifat dan kepribadian punakawan.
1.    Semar, adalah penjelmaan dewa. Semar merupakan pengasuh para pandawa,dan memiliki nama lain Hyang Ismaya. Semar dalam filosofi jawa adalah sebagai Badranaya dari kata bebadra=membangun sarana dari dasar, naya=nayaka=Utusan mangrasul artinya mengemban sifat membangun dan melaksanakan Perintah Allah demi kesejahteraan manusia. Semar yang mempunyai petuah-petuah yang bijak dan dapat mengayomi semua orang disekitarnya sehingga tak jarang semar disebut sebagai perlambangan pemimpin yang sempurna. Domisili semar adalah sebagai lurah karangdempel,karangdempel mempunyai makna yaitu Karang=gersang dan Dempel=keteguhan jiwa.
Ciri-ciri sosok Semar adalah Semar berambut kuncung seperti anak-anak, tapi juga berwajah sangat tua Semar tertawanya selalu diakhiri nada tangisan Semar Berwajah mata menangis namun mulutnya tertawa Semar Berprofil berdiri sekaligus jongkok Semar Tak pernah menyuruh namum memberi konsekuensi atas nasehatnya.
Figure punakawan khususnya semar dapat dijadikan sebagai figur pemimpin yang sejati dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan pengertian punakawan. Punakawan secara lahiriah adalah sebagai symbol atau suatu pola terstruktur dari ‘pembantu pimpinan' yang sangat ideal. Kata punakawan menurut pedalangan berasal dari kata pono , yang artinya cerdik, cermat dalam pengamatan dan katakawan = teman. Punakawan berarti teman atau pamong yang sangat cerdik, dapat dipercaya serta mempunyai pandangan yang luas dan pengamatan yang tajam serta cermat. Punakawan itu adalah abdi (bukan pelayan). Abdi itu hendaknya memiliki watak bijaksana, dapat dipercaya, jujur, panjang nalar dan tenang serta berani menghadapi segala situasi dan perasaan, baik yang sederhana maupun yang rumit.
Kehadiran semar dalam kehidupan nyata ini sering ditunggu-tunggu mengingat kondisi negara saat ini yang semakin kacau, kesengsaran dan penindasan oleh kaum kuat terhadap yang lemah semakin merajalela, moral dan etika tidak lagi diindahkan, para pemimpin yang hanya memikirkan kekayaan pribadi tanpa peduli dengan keadaan rakyatnya yang semakin tertindas dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya. Sebagai simbol kearifan dalam dunia wayang, semar adalah dewa yang menyamar sebagai orang kecil untuk mengembalikan perdamaian saat Negara dalam keadaan gawat. hal ini menjadikan banyak masyarakat atau segelintir orang yang masih peduli dengan kelangsungan hidup negara ini mendambakan sosok semar yang menjelma dalam kehidupan real saat ini, yang mampu menyelamatkan bangsa dari berbagai krisis multidimensi yang sedang melanda bangsa Indonesia. Terlebih lagi dalam agama Islam juga diajarkan bahwa akan ada seorang Al-Mahdi yang diturunkan Tuhan sebagai sang pembebas.
Semar juga prlambang Ngelmu gaib-Kasampurnaning pati yaitu Bojo sira arsa mardi kamardikan, ajwa samar sumingkiring dur-kamurkan Mardikaartinya "merdekanya jiwa dan sukma yang mempunyai makna adalah merdekanya jiwa dan sukma yaitu tidak dijajah oleh hawa nafsu dan keduniawian agar menuju kematian yang sempurna bersih tanpa noda dosa”.

2.    Gareng, anak Gandarwa (sebangsa jin) yang diambil anak angkat pertama oleh Semar. Nama lain gareng adalah :Pancalpamor ( artinya menolak godaan duniawi )Pegatwaja ( artinya gigi sebagai perlambang bahwa Gareng tidak suka makan makanan yang enak-enak yang memboroskan dan mengundang penyakit. Nala Gareng(artinya hati yang kering, kering dari kemakmuran, sehingga ia senantiasa berbuat baik). Gareng adalah punakawan kedua setelah Semar. ciri fisik Gareng :
1)     Mata juling artinya tidak mau melihat hal-hal yang mengundang kejahatan/ tidak baik.
2)    Tangan ceko (melengkung) artinya tidak mau mengambil/ merampas hak orang lain.
3)     Sikil gejik (seperti pincang) artinya selalu penuh kewaspadaan dalam segala perilaku.
Gareng senang bercanda, setia kepada tuannya, dan gemar menolong. Dalam pengembaraannya pernah menjadi raja bernama Prabu Pandu Bergola di kerajaan Parang Gumiwang. Ia sakti mandraguna, semua raja ditaklukkannya. Tetapi ia ingin mencoba kerajaan Amarta ( tempat ia mengabdi ketika menjadi punakawan).Semua satria pandawapun dikalahkannya. Sementara itu Semar, Petruk dan Bagong sangat kebingungan karena kepergian Gareng. Untunglah Pandawa mempunyai penasehat yang ulung, yaitu Prabu Kresna. Ia menyarankan kepada Semar, jika ia ingin bertemu dengan Gareng relakanlah Petruk untuk untuk menghadapi Pandu Bergola. Semar tanggap dengan ucapan Krena, sedangkan hati Petruk menjadi ciut nyalinya. Petruk berfikir Semua raja juga termasuk Pandawa saja dikalahkan Pandu Bergola, apa jadinya kalau dia yang menghadapinya. Melihat kegamangan Petruk, Semar mendekat dan membisikkan sesuatu kepadanya. Setelah itu petruk menjadi semangat dan girang, kemudian ia berangkat menghadapi Pandu Bergola.
Saat Pandu Bergola sudah berhadapan dengan Petruk, ia selalu membelakangi ( tidak mau bertatap muka), jika terpaksa bertatap muka ia selalu menunduk. Tetapi Petruk senantiasa mendesak untuk bertanding. Akhirnya terjadilah perang tanding yang sangat ramai, penuh kelucuan dan juga kesaktian. Saat pergumulan terjadi Pandu Bergola berubah wujud menjadi Gareng. Tetapi Petruk belum menyadarinya. Pergumulan terus berlanjut sampai pada akhirnya Semar memisahkan keduanya. Begitu tahu wujud asli Pandu Bergola Petruk memeluk erat-erat kakaknya (Gareng) dengan penuh girang. semua keluarga Pandawa ikut bersuka cita karena abdinya telah kembali.
Gareng ditanya oleh Kresna, mengapa melakukan seperti itu. ia menjawab bahwa dia ingin mengingatkan tuan-tuannya (Pandawa), jangan lupa karena sudah makmur sehingga kurang/ hilang kehati-hatian serta kewaspadaannya. Bagaimana jadinya kalau negara diserang musuh dengan tiba-tiba? negara akan hancur dan rakyat menderita. Maka sebelum semua itu terjadi Gareng mengingatkan pada rajanya. Pandawa merasa gembira dan beruntung punya abdi seperti Gareng.
Makna yang terkandung dalam kisah Gareng adalah :
  Jangan menilai seseorang dari wujud fisiknya. Budi itu terletak di hati, watak tidak tampak pada wujud fisik tetapi pada tingkah dan perilaku. Belum tentu fisiknya cacat hatinya jahat.
  Manusia wajib saling mengingatkan.
  Jangan suka merampas hak orang lain.
  Cintailah saudaramu dengan setulus hati.
  Kalau bertindah harus dengan penuh perhitungan dan hati-hati.

3.    Petruk, adalah putra angkat kedua Semar.Nama lain dari petruk adalah Bambang Panyukilan dia adalah titisan pendeta raksasa dipertapaan yang bertempat di dalam lautan yang bernama Begawan salantara.Petruk mempunyai watak senang bersenda gurau dan pintar bicara,Dia juga senang berkelahi untuk mengetest kekuatannya.sampai suatu saat ketika malakukan pengembaraan dia bertemu dengan Bambang Sukodadi (Gareng).Dalam pertarungannya mereka tidak ada yang kalah dan menang.Saling hantam injak terus sampai-sampai wajah mereka hancur.Saat pertarungan berlangsung tiba-tiba datanglah Semar dan melerai mereka,setelah melerai Semar memberi nasehat Petruk atau Bambang Panyukilan tertarik dengan petuah-petuah Semar dan dia meminta untuk diangkat sebagai anak.Semar mengijinkan asalkan dia mau jadi pamong dari ksatria berbudi luhur (Pandawa).Petruk pun diangkat sebagai anak ke-2 Semar sebagai adik Gareng.Dalam cerita pewayangan petruk adalah pelawak,dan para dalang membuatkan cerita tentang petruk sebagai contoh Petruk Ilang Pethele dan Petruk dadi ratu.

4.    Bagong, adalah sejatinya bayangan dari semar dan selalu menemaninya kemana pun Semar pergi,bagong adalah sosok Humoris dan suka sak karepe dewe (Semaunya sendiri) walau pun begitu dia juga sering memberikan petuah-petuah bijaksana.Ciri-ciri Bagong adalah karena dia sosok yang harmonis dia digambarkan dengan perut bulat,mata Lebar dan bibir memble semakin menambah kehumoran bagong.

          HANOMAN
Hanoman dalam pewayangan Jawa, merupakan putera Bhatara Guru yang menjadi murid dan anak angkat Bhatara Bayu. Hanoman sendiri merupakan tokoh lintas generasi sejak zaman Rama sampai zaman Jayabaya.
Anjani adalah puteri sulung Resi Gotama yang terkena kutukan sehingga berwajah kera. Atas perintah ayahnya, ia pun bertapa telanjang di telaga Madirda. Suatu ketika, Batara Guru dan Batara Narada terbang melintasi angkasa. Saat melihat Anjani, Batara Guru terkesima sampai mengeluarkan air mani. Raja para dewa pewayangan itu pun mengusapnya dengan daun asam (Bahasa Jawa: Sinom) lalu dibuangnya ke telaga. Daun sinom itu jatuh di pangkuan Anjani. Ia pun memungut dan memakannya sehingga mengandung. Ketika tiba saatnya melahirkan, Anjani dibantu para bidadari kiriman Batara Guru. Ia melahirkan seekor bayi kera berbulu putih, sedangkan dirinya sendiri kembali berwajah cantik dan dibawa ke kahyangan sebagai bidadari.
Bayi berwujud kera putih yang merupakan putera Anjani diambil oleh Batara Bayu lalu diangkat sebagai anak. Setelah pendidikannya selesai, Hanoman kembali ke dunia dan mengabdi pada pamannya, yaitu Sugriwa, raja kera Gua Kiskenda. Saat itu, Sugriwa baru saja dikalahkan oleh kakaknya, yaitu Subali, paman Hanoman lainnya. Hanoman berhasil bertemu Rama dan Laksmana, sepasang pangeran dari Ayodhya yang sedang menjalani pembuangan. Keduanya kemudian bekerja sama dengan Sugriwa untuk mengalahkan Subali, dan bersama menyerang negeri Alengka membebaskan Sita, istri Rama yang diculik Rahwana murid Subali.
Pertama-tama Hanoman menyusup ke istana Alengka untuk menyelidiki kekuatan Rahwana dan menyaksikan keadaan Sita. Di sana ia membuat kekacauan sehingga tertangkap dan dihukum bakar. Sebaliknya, Hanoman justru berhasil membakar sebagian ibu kota Alengka. Peristiwa tersebut terkenal dengan sebutan Hanoman Obong. Setelah Hanoman kembali ke tempat Rama, pasukan kera pun berangkat menyerbu Alengka. Hanoman tampil sebagai pahlawan yang banyak membunuh pasukan Alengka, misalnya Surpanaka (Sarpakenaka) adik Rahwana.
Dalam pertempuran terakhir antara Rama kewalahan menandingi Rahwana yang memiliki Aji Pancasunya, yaitu kemampuan untuk hidup abadi. Setiap kali senjata Rama menewaskan Rahwana, seketika itu pula Rahwana bangkit kembali. Wibisana, adik Rahwana yang memihak Rama segera meminta Hanoman untuk membantu. Hanoman pun mengangkat Gunung Ungrungan untuk ditimpakan di atas mayat Rahwana ketika Rahwana baru saja tewas di tangan Rama untuk kesekian kalinya. Melihat kelancangan Hanoman, Rama pun menghukumnya agar menjaga kuburan Rahwana. Rama yakin kalau Rahwana masih hidup di bawah gencetan gunung tersebut, dan setiap saat bisa melepaskan roh untuk membuat kekacauan di dunia.
Beberapa tahun kemudian setelah Rama meninggal, roh Rahwana meloloskan diri dari Gunung Ungrungan lalu pergi ke Pulau Jawa untuk mencari reinkarnasi Sita, yaitu Subadra adik Kresna. Kresna sendiri adalah reinkarnasi Rama. Hanoman mengejar dan bertemu Bima, adiknya sesama putera angkat Bayu. Hanoman kemudian mengabdi kepada Kresna. Ia juga berhasil menangkap roh Rahwana dan mengurungnya di Gunung Kendalisada. Di gunung itu Hanoman bertindak sebagai pertapa.PUNAKAWAN DAN HANOMAN

Suku Jawa di Indonesia mempunyai jenis kesenian tradisional yang bisa hidup dan berkembang hingga kini yang mampu menyentuh hati sanubari dan menggetarkan jiwa, yakni seni pewayangan. Selain sebagai alat komunikasi yang ampuh serta sarana memahami kehidupan, wayang bagi orang jawa merupakan smbolisme pandangan hidup orang jawa mengenai kehidupan. Dalam wayang seolah-olah orang jawa tidak hanya berhadapan dengan teori-teori umum tentang manusia, melainkan contoh hidup dan kelakuan manusia digambarkan secara konkrit. Berikut ini karaktereristik dan filosofi kehidupan dari berbagai tokoh wayang kulit di Indonesia:
          PUNAKAWAN
Punakawan adalah salah satu tokoh pewayangan yang sangat populer di Indonesia punakawan yang terdiri dari 4 tokoh wayang ini adalah satu keluarga Sang Bapak Semar dan mempunyai anak yaitu Gareng, Petruk, dan yang paling akhir Bagong. Para punakawan memiliki karakteristik yang melambangkan kehidupan-kehidupan orang kebanyakan, seperti penasihat para kesatria, penghibur, kritisi sosial, bahkan sumber kebenaran dan kebijakan. Punakawan sendiri menjadi penasihat pandawa lima. Berikut sifat dan kepribadian punakawan.
1.    Semar, adalah penjelmaan dewa. Semar merupakan pengasuh para pandawa,dan memiliki nama lain Hyang Ismaya. Semar dalam filosofi jawa adalah sebagai Badranaya dari kata bebadra=membangun sarana dari dasar, naya=nayaka=Utusan mangrasul artinya mengemban sifat membangun dan melaksanakan Perintah Allah demi kesejahteraan manusia. Semar yang mempunyai petuah-petuah yang bijak dan dapat mengayomi semua orang disekitarnya sehingga tak jarang semar disebut sebagai perlambangan pemimpin yang sempurna. Domisili semar adalah sebagai lurah karangdempel,karangdempel mempunyai makna yaitu Karang=gersang dan Dempel=keteguhan jiwa.
Ciri-ciri sosok Semar adalah Semar berambut kuncung seperti anak-anak, tapi juga berwajah sangat tua Semar tertawanya selalu diakhiri nada tangisan Semar Berwajah mata menangis namun mulutnya tertawa Semar Berprofil berdiri sekaligus jongkok Semar Tak pernah menyuruh namum memberi konsekuensi atas nasehatnya.
Figure punakawan khususnya semar dapat dijadikan sebagai figur pemimpin yang sejati dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan pengertian punakawan. Punakawan secara lahiriah adalah sebagai symbol atau suatu pola terstruktur dari ‘pembantu pimpinan' yang sangat ideal. Kata punakawan menurut pedalangan berasal dari kata pono , yang artinya cerdik, cermat dalam pengamatan dan katakawan = teman. Punakawan berarti teman atau pamong yang sangat cerdik, dapat dipercaya serta mempunyai pandangan yang luas dan pengamatan yang tajam serta cermat. Punakawan itu adalah abdi (bukan pelayan). Abdi itu hendaknya memiliki watak bijaksana, dapat dipercaya, jujur, panjang nalar dan tenang serta berani menghadapi segala situasi dan perasaan, baik yang sederhana maupun yang rumit.
Kehadiran semar dalam kehidupan nyata ini sering ditunggu-tunggu mengingat kondisi negara saat ini yang semakin kacau, kesengsaran dan penindasan oleh kaum kuat terhadap yang lemah semakin merajalela, moral dan etika tidak lagi diindahkan, para pemimpin yang hanya memikirkan kekayaan pribadi tanpa peduli dengan keadaan rakyatnya yang semakin tertindas dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya. Sebagai simbol kearifan dalam dunia wayang, semar adalah dewa yang menyamar sebagai orang kecil untuk mengembalikan perdamaian saat Negara dalam keadaan gawat. hal ini menjadikan banyak masyarakat atau segelintir orang yang masih peduli dengan kelangsungan hidup negara ini mendambakan sosok semar yang menjelma dalam kehidupan real saat ini, yang mampu menyelamatkan bangsa dari berbagai krisis multidimensi yang sedang melanda bangsa Indonesia. Terlebih lagi dalam agama Islam juga diajarkan bahwa akan ada seorang Al-Mahdi yang diturunkan Tuhan sebagai sang pembebas.
Semar juga prlambang Ngelmu gaib-Kasampurnaning pati yaitu Bojo sira arsa mardi kamardikan, ajwa samar sumingkiring dur-kamurkan Mardikaartinya "merdekanya jiwa dan sukma yang mempunyai makna adalah merdekanya jiwa dan sukma yaitu tidak dijajah oleh hawa nafsu dan keduniawian agar menuju kematian yang sempurna bersih tanpa noda dosa”.

2.    Gareng, anak Gandarwa (sebangsa jin) yang diambil anak angkat pertama oleh Semar. Nama lain gareng adalah :Pancalpamor ( artinya menolak godaan duniawi )Pegatwaja ( artinya gigi sebagai perlambang bahwa Gareng tidak suka makan makanan yang enak-enak yang memboroskan dan mengundang penyakit. Nala Gareng(artinya hati yang kering, kering dari kemakmuran, sehingga ia senantiasa berbuat baik). Gareng adalah punakawan kedua setelah Semar. ciri fisik Gareng :
1)     Mata juling artinya tidak mau melihat hal-hal yang mengundang kejahatan/ tidak baik.
2)    Tangan ceko (melengkung) artinya tidak mau mengambil/ merampas hak orang lain.
3)     Sikil gejik (seperti pincang) artinya selalu penuh kewaspadaan dalam segala perilaku.
Gareng senang bercanda, setia kepada tuannya, dan gemar menolong. Dalam pengembaraannya pernah menjadi raja bernama Prabu Pandu Bergola di kerajaan Parang Gumiwang. Ia sakti mandraguna, semua raja ditaklukkannya. Tetapi ia ingin mencoba kerajaan Amarta ( tempat ia mengabdi ketika menjadi punakawan).Semua satria pandawapun dikalahkannya. Sementara itu Semar, Petruk dan Bagong sangat kebingungan karena kepergian Gareng. Untunglah Pandawa mempunyai penasehat yang ulung, yaitu Prabu Kresna. Ia menyarankan kepada Semar, jika ia ingin bertemu dengan Gareng relakanlah Petruk untuk untuk menghadapi Pandu Bergola. Semar tanggap dengan ucapan Krena, sedangkan hati Petruk menjadi ciut nyalinya. Petruk berfikir Semua raja juga termasuk Pandawa saja dikalahkan Pandu Bergola, apa jadinya kalau dia yang menghadapinya. Melihat kegamangan Petruk, Semar mendekat dan membisikkan sesuatu kepadanya. Setelah itu petruk menjadi semangat dan girang, kemudian ia berangkat menghadapi Pandu Bergola.
Saat Pandu Bergola sudah berhadapan dengan Petruk, ia selalu membelakangi ( tidak mau bertatap muka), jika terpaksa bertatap muka ia selalu menunduk. Tetapi Petruk senantiasa mendesak untuk bertanding. Akhirnya terjadilah perang tanding yang sangat ramai, penuh kelucuan dan juga kesaktian. Saat pergumulan terjadi Pandu Bergola berubah wujud menjadi Gareng. Tetapi Petruk belum menyadarinya. Pergumulan terus berlanjut sampai pada akhirnya Semar memisahkan keduanya. Begitu tahu wujud asli Pandu Bergola Petruk memeluk erat-erat kakaknya (Gareng) dengan penuh girang. semua keluarga Pandawa ikut bersuka cita karena abdinya telah kembali.
Gareng ditanya oleh Kresna, mengapa melakukan seperti itu. ia menjawab bahwa dia ingin mengingatkan tuan-tuannya (Pandawa), jangan lupa karena sudah makmur sehingga kurang/ hilang kehati-hatian serta kewaspadaannya. Bagaimana jadinya kalau negara diserang musuh dengan tiba-tiba? negara akan hancur dan rakyat menderita. Maka sebelum semua itu terjadi Gareng mengingatkan pada rajanya. Pandawa merasa gembira dan beruntung punya abdi seperti Gareng.
Makna yang terkandung dalam kisah Gareng adalah :
  Jangan menilai seseorang dari wujud fisiknya. Budi itu terletak di hati, watak tidak tampak pada wujud fisik tetapi pada tingkah dan perilaku. Belum tentu fisiknya cacat hatinya jahat.
  Manusia wajib saling mengingatkan.
  Jangan suka merampas hak orang lain.
  Cintailah saudaramu dengan setulus hati.
  Kalau bertindah harus dengan penuh perhitungan dan hati-hati.

3.    Petruk, adalah putra angkat kedua Semar.Nama lain dari petruk adalah Bambang Panyukilan dia adalah titisan pendeta raksasa dipertapaan yang bertempat di dalam lautan yang bernama Begawan salantara.Petruk mempunyai watak senang bersenda gurau dan pintar bicara,Dia juga senang berkelahi untuk mengetest kekuatannya.sampai suatu saat ketika malakukan pengembaraan dia bertemu dengan Bambang Sukodadi (Gareng).Dalam pertarungannya mereka tidak ada yang kalah dan menang.Saling hantam injak terus sampai-sampai wajah mereka hancur.Saat pertarungan berlangsung tiba-tiba datanglah Semar dan melerai mereka,setelah melerai Semar memberi nasehat Petruk atau Bambang Panyukilan tertarik dengan petuah-petuah Semar dan dia meminta untuk diangkat sebagai anak.Semar mengijinkan asalkan dia mau jadi pamong dari ksatria berbudi luhur (Pandawa).Petruk pun diangkat sebagai anak ke-2 Semar sebagai adik Gareng.Dalam cerita pewayangan petruk adalah pelawak,dan para dalang membuatkan cerita tentang petruk sebagai contoh Petruk Ilang Pethele dan Petruk dadi ratu.

4.    Bagong, adalah sejatinya bayangan dari semar dan selalu menemaninya kemana pun Semar pergi,bagong adalah sosok Humoris dan suka sak karepe dewe (Semaunya sendiri) walau pun begitu dia juga sering memberikan petuah-petuah bijaksana.Ciri-ciri Bagong adalah karena dia sosok yang harmonis dia digambarkan dengan perut bulat,mata Lebar dan bibir memble semakin menambah kehumoran bagong.

          HANOMAN
Hanoman dalam pewayangan Jawa, merupakan putera Bhatara Guru yang menjadi murid dan anak angkat Bhatara Bayu. Hanoman sendiri merupakan tokoh lintas generasi sejak zaman Rama sampai zaman Jayabaya.
Anjani adalah puteri sulung Resi Gotama yang terkena kutukan sehingga berwajah kera. Atas perintah ayahnya, ia pun bertapa telanjang di telaga Madirda. Suatu ketika, Batara Guru dan Batara Narada terbang melintasi angkasa. Saat melihat Anjani, Batara Guru terkesima sampai mengeluarkan air mani. Raja para dewa pewayangan itu pun mengusapnya dengan daun asam (Bahasa Jawa: Sinom) lalu dibuangnya ke telaga. Daun sinom itu jatuh di pangkuan Anjani. Ia pun memungut dan memakannya sehingga mengandung. Ketika tiba saatnya melahirkan, Anjani dibantu para bidadari kiriman Batara Guru. Ia melahirkan seekor bayi kera berbulu putih, sedangkan dirinya sendiri kembali berwajah cantik dan dibawa ke kahyangan sebagai bidadari.
Bayi berwujud kera putih yang merupakan putera Anjani diambil oleh Batara Bayu lalu diangkat sebagai anak. Setelah pendidikannya selesai, Hanoman kembali ke dunia dan mengabdi pada pamannya, yaitu Sugriwa, raja kera Gua Kiskenda. Saat itu, Sugriwa baru saja dikalahkan oleh kakaknya, yaitu Subali, paman Hanoman lainnya. Hanoman berhasil bertemu Rama dan Laksmana, sepasang pangeran dari Ayodhya yang sedang menjalani pembuangan. Keduanya kemudian bekerja sama dengan Sugriwa untuk mengalahkan Subali, dan bersama menyerang negeri Alengka membebaskan Sita, istri Rama yang diculik Rahwana murid Subali.
Pertama-tama Hanoman menyusup ke istana Alengka untuk menyelidiki kekuatan Rahwana dan menyaksikan keadaan Sita. Di sana ia membuat kekacauan sehingga tertangkap dan dihukum bakar. Sebaliknya, Hanoman justru berhasil membakar sebagian ibu kota Alengka. Peristiwa tersebut terkenal dengan sebutan Hanoman Obong. Setelah Hanoman kembali ke tempat Rama, pasukan kera pun berangkat menyerbu Alengka. Hanoman tampil sebagai pahlawan yang banyak membunuh pasukan Alengka, misalnya Surpanaka (Sarpakenaka) adik Rahwana.
Dalam pertempuran terakhir antara Rama kewalahan menandingi Rahwana yang memiliki Aji Pancasunya, yaitu kemampuan untuk hidup abadi. Setiap kali senjata Rama menewaskan Rahwana, seketika itu pula Rahwana bangkit kembali. Wibisana, adik Rahwana yang memihak Rama segera meminta Hanoman untuk membantu. Hanoman pun mengangkat Gunung Ungrungan untuk ditimpakan di atas mayat Rahwana ketika Rahwana baru saja tewas di tangan Rama untuk kesekian kalinya. Melihat kelancangan Hanoman, Rama pun menghukumnya agar menjaga kuburan Rahwana. Rama yakin kalau Rahwana masih hidup di bawah gencetan gunung tersebut, dan setiap saat bisa melepaskan roh untuk membuat kekacauan di dunia.
Beberapa tahun kemudian setelah Rama meninggal, roh Rahwana meloloskan diri dari Gunung Ungrungan lalu pergi ke Pulau Jawa untuk mencari reinkarnasi Sita, yaitu Subadra adik Kresna. Kresna sendiri adalah reinkarnasi Rama. Hanoman mengejar dan bertemu Bima, adiknya sesama putera angkat Bayu. Hanoman kemudian mengabdi kepada Kresna. Ia juga berhasil menangkap roh Rahwana dan mengurungnya di Gunung Kendalisada. Di gunung itu Hanoman bertindak sebagai pertapa.PUNAKAWAN DAN HANOMAN

Suku Jawa di Indonesia mempunyai jenis kesenian tradisional yang bisa hidup dan berkembang hingga kini yang mampu menyentuh hati sanubari dan menggetarkan jiwa, yakni seni pewayangan. Selain sebagai alat komunikasi yang ampuh serta sarana memahami kehidupan, wayang bagi orang jawa merupakan smbolisme pandangan hidup orang jawa mengenai kehidupan. Dalam wayang seolah-olah orang jawa tidak hanya berhadapan dengan teori-teori umum tentang manusia, melainkan contoh hidup dan kelakuan manusia digambarkan secara konkrit. Berikut ini karaktereristik dan filosofi kehidupan dari berbagai tokoh wayang kulit di Indonesia:
          PUNAKAWAN
Punakawan adalah salah satu tokoh pewayangan yang sangat populer di Indonesia punakawan yang terdiri dari 4 tokoh wayang ini adalah satu keluarga Sang Bapak Semar dan mempunyai anak yaitu Gareng, Petruk, dan yang paling akhir Bagong. Para punakawan memiliki karakteristik yang melambangkan kehidupan-kehidupan orang kebanyakan, seperti penasihat para kesatria, penghibur, kritisi sosial, bahkan sumber kebenaran dan kebijakan. Punakawan sendiri menjadi penasihat pandawa lima. Berikut sifat dan kepribadian punakawan.
1.    Semar, adalah penjelmaan dewa. Semar merupakan pengasuh para pandawa,dan memiliki nama lain Hyang Ismaya. Semar dalam filosofi jawa adalah sebagai Badranaya dari kata bebadra=membangun sarana dari dasar, naya=nayaka=Utusan mangrasul artinya mengemban sifat membangun dan melaksanakan Perintah Allah demi kesejahteraan manusia. Semar yang mempunyai petuah-petuah yang bijak dan dapat mengayomi semua orang disekitarnya sehingga tak jarang semar disebut sebagai perlambangan pemimpin yang sempurna. Domisili semar adalah sebagai lurah karangdempel,karangdempel mempunyai makna yaitu Karang=gersang dan Dempel=keteguhan jiwa.
Ciri-ciri sosok Semar adalah Semar berambut kuncung seperti anak-anak, tapi juga berwajah sangat tua Semar tertawanya selalu diakhiri nada tangisan Semar Berwajah mata menangis namun mulutnya tertawa Semar Berprofil berdiri sekaligus jongkok Semar Tak pernah menyuruh namum memberi konsekuensi atas nasehatnya.
Figure punakawan khususnya semar dapat dijadikan sebagai figur pemimpin yang sejati dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan pengertian punakawan. Punakawan secara lahiriah adalah sebagai symbol atau suatu pola terstruktur dari ‘pembantu pimpinan' yang sangat ideal. Kata punakawan menurut pedalangan berasal dari kata pono , yang artinya cerdik, cermat dalam pengamatan dan katakawan = teman. Punakawan berarti teman atau pamong yang sangat cerdik, dapat dipercaya serta mempunyai pandangan yang luas dan pengamatan yang tajam serta cermat. Punakawan itu adalah abdi (bukan pelayan). Abdi itu hendaknya memiliki watak bijaksana, dapat dipercaya, jujur, panjang nalar dan tenang serta berani menghadapi segala situasi dan perasaan, baik yang sederhana maupun yang rumit.
Kehadiran semar dalam kehidupan nyata ini sering ditunggu-tunggu mengingat kondisi negara saat ini yang semakin kacau, kesengsaran dan penindasan oleh kaum kuat terhadap yang lemah semakin merajalela, moral dan etika tidak lagi diindahkan, para pemimpin yang hanya memikirkan kekayaan pribadi tanpa peduli dengan keadaan rakyatnya yang semakin tertindas dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya. Sebagai simbol kearifan dalam dunia wayang, semar adalah dewa yang menyamar sebagai orang kecil untuk mengembalikan perdamaian saat Negara dalam keadaan gawat. hal ini menjadikan banyak masyarakat atau segelintir orang yang masih peduli dengan kelangsungan hidup negara ini mendambakan sosok semar yang menjelma dalam kehidupan real saat ini, yang mampu menyelamatkan bangsa dari berbagai krisis multidimensi yang sedang melanda bangsa Indonesia. Terlebih lagi dalam agama Islam juga diajarkan bahwa akan ada seorang Al-Mahdi yang diturunkan Tuhan sebagai sang pembebas.
Semar juga prlambang Ngelmu gaib-Kasampurnaning pati yaitu Bojo sira arsa mardi kamardikan, ajwa samar sumingkiring dur-kamurkan Mardikaartinya "merdekanya jiwa dan sukma yang mempunyai makna adalah merdekanya jiwa dan sukma yaitu tidak dijajah oleh hawa nafsu dan keduniawian agar menuju kematian yang sempurna bersih tanpa noda dosa”.

2.    Gareng, anak Gandarwa (sebangsa jin) yang diambil anak angkat pertama oleh Semar. Nama lain gareng adalah :Pancalpamor ( artinya menolak godaan duniawi )Pegatwaja ( artinya gigi sebagai perlambang bahwa Gareng tidak suka makan makanan yang enak-enak yang memboroskan dan mengundang penyakit. Nala Gareng(artinya hati yang kering, kering dari kemakmuran, sehingga ia senantiasa berbuat baik). Gareng adalah punakawan kedua setelah Semar. ciri fisik Gareng :
1)     Mata juling artinya tidak mau melihat hal-hal yang mengundang kejahatan/ tidak baik.
2)    Tangan ceko (melengkung) artinya tidak mau mengambil/ merampas hak orang lain.
3)     Sikil gejik (seperti pincang) artinya selalu penuh kewaspadaan dalam segala perilaku.
Gareng senang bercanda, setia kepada tuannya, dan gemar menolong. Dalam pengembaraannya pernah menjadi raja bernama Prabu Pandu Bergola di kerajaan Parang Gumiwang. Ia sakti mandraguna, semua raja ditaklukkannya. Tetapi ia ingin mencoba kerajaan Amarta ( tempat ia mengabdi ketika menjadi punakawan).Semua satria pandawapun dikalahkannya. Sementara itu Semar, Petruk dan Bagong sangat kebingungan karena kepergian Gareng. Untunglah Pandawa mempunyai penasehat yang ulung, yaitu Prabu Kresna. Ia menyarankan kepada Semar, jika ia ingin bertemu dengan Gareng relakanlah Petruk untuk untuk menghadapi Pandu Bergola. Semar tanggap dengan ucapan Krena, sedangkan hati Petruk menjadi ciut nyalinya. Petruk berfikir Semua raja juga termasuk Pandawa saja dikalahkan Pandu Bergola, apa jadinya kalau dia yang menghadapinya. Melihat kegamangan Petruk, Semar mendekat dan membisikkan sesuatu kepadanya. Setelah itu petruk menjadi semangat dan girang, kemudian ia berangkat menghadapi Pandu Bergola.
Saat Pandu Bergola sudah berhadapan dengan Petruk, ia selalu membelakangi ( tidak mau bertatap muka), jika terpaksa bertatap muka ia selalu menunduk. Tetapi Petruk senantiasa mendesak untuk bertanding. Akhirnya terjadilah perang tanding yang sangat ramai, penuh kelucuan dan juga kesaktian. Saat pergumulan terjadi Pandu Bergola berubah wujud menjadi Gareng. Tetapi Petruk belum menyadarinya. Pergumulan terus berlanjut sampai pada akhirnya Semar memisahkan keduanya. Begitu tahu wujud asli Pandu Bergola Petruk memeluk erat-erat kakaknya (Gareng) dengan penuh girang. semua keluarga Pandawa ikut bersuka cita karena abdinya telah kembali.
Gareng ditanya oleh Kresna, mengapa melakukan seperti itu. ia menjawab bahwa dia ingin mengingatkan tuan-tuannya (Pandawa), jangan lupa karena sudah makmur sehingga kurang/ hilang kehati-hatian serta kewaspadaannya. Bagaimana jadinya kalau negara diserang musuh dengan tiba-tiba? negara akan hancur dan rakyat menderita. Maka sebelum semua itu terjadi Gareng mengingatkan pada rajanya. Pandawa merasa gembira dan beruntung punya abdi seperti Gareng.
Makna yang terkandung dalam kisah Gareng adalah :
  Jangan menilai seseorang dari wujud fisiknya. Budi itu terletak di hati, watak tidak tampak pada wujud fisik tetapi pada tingkah dan perilaku. Belum tentu fisiknya cacat hatinya jahat.
  Manusia wajib saling mengingatkan.
  Jangan suka merampas hak orang lain.
  Cintailah saudaramu dengan setulus hati.
  Kalau bertindah harus dengan penuh perhitungan dan hati-hati.

3.    Petruk, adalah putra angkat kedua Semar.Nama lain dari petruk adalah Bambang Panyukilan dia adalah titisan pendeta raksasa dipertapaan yang bertempat di dalam lautan yang bernama Begawan salantara.Petruk mempunyai watak senang bersenda gurau dan pintar bicara,Dia juga senang berkelahi untuk mengetest kekuatannya.sampai suatu saat ketika malakukan pengembaraan dia bertemu dengan Bambang Sukodadi (Gareng).Dalam pertarungannya mereka tidak ada yang kalah dan menang.Saling hantam injak terus sampai-sampai wajah mereka hancur.Saat pertarungan berlangsung tiba-tiba datanglah Semar dan melerai mereka,setelah melerai Semar memberi nasehat Petruk atau Bambang Panyukilan tertarik dengan petuah-petuah Semar dan dia meminta untuk diangkat sebagai anak.Semar mengijinkan asalkan dia mau jadi pamong dari ksatria berbudi luhur (Pandawa).Petruk pun diangkat sebagai anak ke-2 Semar sebagai adik Gareng.Dalam cerita pewayangan petruk adalah pelawak,dan para dalang membuatkan cerita tentang petruk sebagai contoh Petruk Ilang Pethele dan Petruk dadi ratu.

4.    Bagong, adalah sejatinya bayangan dari semar dan selalu menemaninya kemana pun Semar pergi,bagong adalah sosok Humoris dan suka sak karepe dewe (Semaunya sendiri) walau pun begitu dia juga sering memberikan petuah-petuah bijaksana.Ciri-ciri Bagong adalah karena dia sosok yang harmonis dia digambarkan dengan perut bulat,mata Lebar dan bibir memble semakin menambah kehumoran bagong.

          HANOMAN
Hanoman dalam pewayangan Jawa, merupakan putera Bhatara Guru yang menjadi murid dan anak angkat Bhatara Bayu. Hanoman sendiri merupakan tokoh lintas generasi sejak zaman Rama sampai zaman Jayabaya.
Anjani adalah puteri sulung Resi Gotama yang terkena kutukan sehingga berwajah kera. Atas perintah ayahnya, ia pun bertapa telanjang di telaga Madirda. Suatu ketika, Batara Guru dan Batara Narada terbang melintasi angkasa. Saat melihat Anjani, Batara Guru terkesima sampai mengeluarkan air mani. Raja para dewa pewayangan itu pun mengusapnya dengan daun asam (Bahasa Jawa: Sinom) lalu dibuangnya ke telaga. Daun sinom itu jatuh di pangkuan Anjani. Ia pun memungut dan memakannya sehingga mengandung. Ketika tiba saatnya melahirkan, Anjani dibantu para bidadari kiriman Batara Guru. Ia melahirkan seekor bayi kera berbulu putih, sedangkan dirinya sendiri kembali berwajah cantik dan dibawa ke kahyangan sebagai bidadari.
Bayi berwujud kera putih yang merupakan putera Anjani diambil oleh Batara Bayu lalu diangkat sebagai anak. Setelah pendidikannya selesai, Hanoman kembali ke dunia dan mengabdi pada pamannya, yaitu Sugriwa, raja kera Gua Kiskenda. Saat itu, Sugriwa baru saja dikalahkan oleh kakaknya, yaitu Subali, paman Hanoman lainnya. Hanoman berhasil bertemu Rama dan Laksmana, sepasang pangeran dari Ayodhya yang sedang menjalani pembuangan. Keduanya kemudian bekerja sama dengan Sugriwa untuk mengalahkan Subali, dan bersama menyerang negeri Alengka membebaskan Sita, istri Rama yang diculik Rahwana murid Subali.
Pertama-tama Hanoman menyusup ke istana Alengka untuk menyelidiki kekuatan Rahwana dan menyaksikan keadaan Sita. Di sana ia membuat kekacauan sehingga tertangkap dan dihukum bakar. Sebaliknya, Hanoman justru berhasil membakar sebagian ibu kota Alengka. Peristiwa tersebut terkenal dengan sebutan Hanoman Obong. Setelah Hanoman kembali ke tempat Rama, pasukan kera pun berangkat menyerbu Alengka. Hanoman tampil sebagai pahlawan yang banyak membunuh pasukan Alengka, misalnya Surpanaka (Sarpakenaka) adik Rahwana.
Dalam pertempuran terakhir antara Rama kewalahan menandingi Rahwana yang memiliki Aji Pancasunya, yaitu kemampuan untuk hidup abadi. Setiap kali senjata Rama menewaskan Rahwana, seketika itu pula Rahwana bangkit kembali. Wibisana, adik Rahwana yang memihak Rama segera meminta Hanoman untuk membantu. Hanoman pun mengangkat Gunung Ungrungan untuk ditimpakan di atas mayat Rahwana ketika Rahwana baru saja tewas di tangan Rama untuk kesekian kalinya. Melihat kelancangan Hanoman, Rama pun menghukumnya agar menjaga kuburan Rahwana. Rama yakin kalau Rahwana masih hidup di bawah gencetan gunung tersebut, dan setiap saat bisa melepaskan roh untuk membuat kekacauan di dunia.
Beberapa tahun kemudian setelah Rama meninggal, roh Rahwana meloloskan diri dari Gunung Ungrungan lalu pergi ke Pulau Jawa untuk mencari reinkarnasi Sita, yaitu Subadra adik Kresna. Kresna sendiri adalah reinkarnasi Rama. Hanoman mengejar dan bertemu Bima, adiknya sesama putera angkat Bayu. Hanoman kemudian mengabdi kepada Kresna. Ia juga berhasil menangkap roh Rahwana dan mengurungnya di Gunung Kendalisada. Di gunung itu Hanoman bertindak sebagai pertapa.PUNAKAWAN DAN HANOMAN

Suku Jawa di Indonesia mempunyai jenis kesenian tradisional yang bisa hidup dan berkembang hingga kini yang mampu menyentuh hati sanubari dan menggetarkan jiwa, yakni seni pewayangan. Selain sebagai alat komunikasi yang ampuh serta sarana memahami kehidupan, wayang bagi orang jawa merupakan smbolisme pandangan hidup orang jawa mengenai kehidupan. Dalam wayang seolah-olah orang jawa tidak hanya berhadapan dengan teori-teori umum tentang manusia, melainkan contoh hidup dan kelakuan manusia digambarkan secara konkrit. Berikut ini karaktereristik dan filosofi kehidupan dari berbagai tokoh wayang kulit di Indonesia:
          PUNAKAWAN
Punakawan adalah salah satu tokoh pewayangan yang sangat populer di Indonesia punakawan yang terdiri dari 4 tokoh wayang ini adalah satu keluarga Sang Bapak Semar dan mempunyai anak yaitu Gareng, Petruk, dan yang paling akhir Bagong. Para punakawan memiliki karakteristik yang melambangkan kehidupan-kehidupan orang kebanyakan, seperti penasihat para kesatria, penghibur, kritisi sosial, bahkan sumber kebenaran dan kebijakan. Punakawan sendiri menjadi penasihat pandawa lima. Berikut sifat dan kepribadian punakawan.
1.    Semar, adalah penjelmaan dewa. Semar merupakan pengasuh para pandawa,dan memiliki nama lain Hyang Ismaya. Semar dalam filosofi jawa adalah sebagai Badranaya dari kata bebadra=membangun sarana dari dasar, naya=nayaka=Utusan mangrasul artinya mengemban sifat membangun dan melaksanakan Perintah Allah demi kesejahteraan manusia. Semar yang mempunyai petuah-petuah yang bijak dan dapat mengayomi semua orang disekitarnya sehingga tak jarang semar disebut sebagai perlambangan pemimpin yang sempurna. Domisili semar adalah sebagai lurah karangdempel,karangdempel mempunyai makna yaitu Karang=gersang dan Dempel=keteguhan jiwa.
Ciri-ciri sosok Semar adalah Semar berambut kuncung seperti anak-anak, tapi juga berwajah sangat tua Semar tertawanya selalu diakhiri nada tangisan Semar Berwajah mata menangis namun mulutnya tertawa Semar Berprofil berdiri sekaligus jongkok Semar Tak pernah menyuruh namum memberi konsekuensi atas nasehatnya.
Figure punakawan khususnya semar dapat dijadikan sebagai figur pemimpin yang sejati dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan pengertian punakawan. Punakawan secara lahiriah adalah sebagai symbol atau suatu pola terstruktur dari ‘pembantu pimpinan' yang sangat ideal. Kata punakawan menurut pedalangan berasal dari kata pono , yang artinya cerdik, cermat dalam pengamatan dan katakawan = teman. Punakawan berarti teman atau pamong yang sangat cerdik, dapat dipercaya serta mempunyai pandangan yang luas dan pengamatan yang tajam serta cermat. Punakawan itu adalah abdi (bukan pelayan). Abdi itu hendaknya memiliki watak bijaksana, dapat dipercaya, jujur, panjang nalar dan tenang serta berani menghadapi segala situasi dan perasaan, baik yang sederhana maupun yang rumit.
Kehadiran semar dalam kehidupan nyata ini sering ditunggu-tunggu mengingat kondisi negara saat ini yang semakin kacau, kesengsaran dan penindasan oleh kaum kuat terhadap yang lemah semakin merajalela, moral dan etika tidak lagi diindahkan, para pemimpin yang hanya memikirkan kekayaan pribadi tanpa peduli dengan keadaan rakyatnya yang semakin tertindas dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya. Sebagai simbol kearifan dalam dunia wayang, semar adalah dewa yang menyamar sebagai orang kecil untuk mengembalikan perdamaian saat Negara dalam keadaan gawat. hal ini menjadikan banyak masyarakat atau segelintir orang yang masih peduli dengan kelangsungan hidup negara ini mendambakan sosok semar yang menjelma dalam kehidupan real saat ini, yang mampu menyelamatkan bangsa dari berbagai krisis multidimensi yang sedang melanda bangsa Indonesia. Terlebih lagi dalam agama Islam juga diajarkan bahwa akan ada seorang Al-Mahdi yang diturunkan Tuhan sebagai sang pembebas.
Semar juga prlambang Ngelmu gaib-Kasampurnaning pati yaitu Bojo sira arsa mardi kamardikan, ajwa samar sumingkiring dur-kamurkan Mardikaartinya "merdekanya jiwa dan sukma yang mempunyai makna adalah merdekanya jiwa dan sukma yaitu tidak dijajah oleh hawa nafsu dan keduniawian agar menuju kematian yang sempurna bersih tanpa noda dosa”.

2.    Gareng, anak Gandarwa (sebangsa jin) yang diambil anak angkat pertama oleh Semar. Nama lain gareng adalah :Pancalpamor ( artinya menolak godaan duniawi )Pegatwaja ( artinya gigi sebagai perlambang bahwa Gareng tidak suka makan makanan yang enak-enak yang memboroskan dan mengundang penyakit. Nala Gareng(artinya hati yang kering, kering dari kemakmuran, sehingga ia senantiasa berbuat baik). Gareng adalah punakawan kedua setelah Semar. ciri fisik Gareng :
1)     Mata juling artinya tidak mau melihat hal-hal yang mengundang kejahatan/ tidak baik.
2)    Tangan ceko (melengkung) artinya tidak mau mengambil/ merampas hak orang lain.
3)     Sikil gejik (seperti pincang) artinya selalu penuh kewaspadaan dalam segala perilaku.
Gareng senang bercanda, setia kepada tuannya, dan gemar menolong. Dalam pengembaraannya pernah menjadi raja bernama Prabu Pandu Bergola di kerajaan Parang Gumiwang. Ia sakti mandraguna, semua raja ditaklukkannya. Tetapi ia ingin mencoba kerajaan Amarta ( tempat ia mengabdi ketika menjadi punakawan).Semua satria pandawapun dikalahkannya. Sementara itu Semar, Petruk dan Bagong sangat kebingungan karena kepergian Gareng. Untunglah Pandawa mempunyai penasehat yang ulung, yaitu Prabu Kresna. Ia menyarankan kepada Semar, jika ia ingin bertemu dengan Gareng relakanlah Petruk untuk untuk menghadapi Pandu Bergola. Semar tanggap dengan ucapan Krena, sedangkan hati Petruk menjadi ciut nyalinya. Petruk berfikir Semua raja juga termasuk Pandawa saja dikalahkan Pandu Bergola, apa jadinya kalau dia yang menghadapinya. Melihat kegamangan Petruk, Semar mendekat dan membisikkan sesuatu kepadanya. Setelah itu petruk menjadi semangat dan girang, kemudian ia berangkat menghadapi Pandu Bergola.
Saat Pandu Bergola sudah berhadapan dengan Petruk, ia selalu membelakangi ( tidak mau bertatap muka), jika terpaksa bertatap muka ia selalu menunduk. Tetapi Petruk senantiasa mendesak untuk bertanding. Akhirnya terjadilah perang tanding yang sangat ramai, penuh kelucuan dan juga kesaktian. Saat pergumulan terjadi Pandu Bergola berubah wujud menjadi Gareng. Tetapi Petruk belum menyadarinya. Pergumulan terus berlanjut sampai pada akhirnya Semar memisahkan keduanya. Begitu tahu wujud asli Pandu Bergola Petruk memeluk erat-erat kakaknya (Gareng) dengan penuh girang. semua keluarga Pandawa ikut bersuka cita karena abdinya telah kembali.
Gareng ditanya oleh Kresna, mengapa melakukan seperti itu. ia menjawab bahwa dia ingin mengingatkan tuan-tuannya (Pandawa), jangan lupa karena sudah makmur sehingga kurang/ hilang kehati-hatian serta kewaspadaannya. Bagaimana jadinya kalau negara diserang musuh dengan tiba-tiba? negara akan hancur dan rakyat menderita. Maka sebelum semua itu terjadi Gareng mengingatkan pada rajanya. Pandawa merasa gembira dan beruntung punya abdi seperti Gareng.
Makna yang terkandung dalam kisah Gareng adalah :
  Jangan menilai seseorang dari wujud fisiknya. Budi itu terletak di hati, watak tidak tampak pada wujud fisik tetapi pada tingkah dan perilaku. Belum tentu fisiknya cacat hatinya jahat.
  Manusia wajib saling mengingatkan.
  Jangan suka merampas hak orang lain.
  Cintailah saudaramu dengan setulus hati.
  Kalau bertindah harus dengan penuh perhitungan dan hati-hati.

3.    Petruk, adalah putra angkat kedua Semar.Nama lain dari petruk adalah Bambang Panyukilan dia adalah titisan pendeta raksasa dipertapaan yang bertempat di dalam lautan yang bernama Begawan salantara.Petruk mempunyai watak senang bersenda gurau dan pintar bicara,Dia juga senang berkelahi untuk mengetest kekuatannya.sampai suatu saat ketika malakukan pengembaraan dia bertemu dengan Bambang Sukodadi (Gareng).Dalam pertarungannya mereka tidak ada yang kalah dan menang.Saling hantam injak terus sampai-sampai wajah mereka hancur.Saat pertarungan berlangsung tiba-tiba datanglah Semar dan melerai mereka,setelah melerai Semar memberi nasehat Petruk atau Bambang Panyukilan tertarik dengan petuah-petuah Semar dan dia meminta untuk diangkat sebagai anak.Semar mengijinkan asalkan dia mau jadi pamong dari ksatria berbudi luhur (Pandawa).Petruk pun diangkat sebagai anak ke-2 Semar sebagai adik Gareng.Dalam cerita pewayangan petruk adalah pelawak,dan para dalang membuatkan cerita tentang petruk sebagai contoh Petruk Ilang Pethele dan Petruk dadi ratu.

4.    Bagong, adalah sejatinya bayangan dari semar dan selalu menemaninya kemana pun Semar pergi,bagong adalah sosok Humoris dan suka sak karepe dewe (Semaunya sendiri) walau pun begitu dia juga sering memberikan petuah-petuah bijaksana.Ciri-ciri Bagong adalah karena dia sosok yang harmonis dia digambarkan dengan perut bulat,mata Lebar dan bibir memble semakin menambah kehumoran bagong.

          HANOMAN
Hanoman dalam pewayangan Jawa, merupakan putera Bhatara Guru yang menjadi murid dan anak angkat Bhatara Bayu. Hanoman sendiri merupakan tokoh lintas generasi sejak zaman Rama sampai zaman Jayabaya.
Anjani adalah puteri sulung Resi Gotama yang terkena kutukan sehingga berwajah kera. Atas perintah ayahnya, ia pun bertapa telanjang di telaga Madirda. Suatu ketika, Batara Guru dan Batara Narada terbang melintasi angkasa. Saat melihat Anjani, Batara Guru terkesima sampai mengeluarkan air mani. Raja para dewa pewayangan itu pun mengusapnya dengan daun asam (Bahasa Jawa: Sinom) lalu dibuangnya ke telaga. Daun sinom itu jatuh di pangkuan Anjani. Ia pun memungut dan memakannya sehingga mengandung. Ketika tiba saatnya melahirkan, Anjani dibantu para bidadari kiriman Batara Guru. Ia melahirkan seekor bayi kera berbulu putih, sedangkan dirinya sendiri kembali berwajah cantik dan dibawa ke kahyangan sebagai bidadari.
Bayi berwujud kera putih yang merupakan putera Anjani diambil oleh Batara Bayu lalu diangkat sebagai anak. Setelah pendidikannya selesai, Hanoman kembali ke dunia dan mengabdi pada pamannya, yaitu Sugriwa, raja kera Gua Kiskenda. Saat itu, Sugriwa baru saja dikalahkan oleh kakaknya, yaitu Subali, paman Hanoman lainnya. Hanoman berhasil bertemu Rama dan Laksmana, sepasang pangeran dari Ayodhya yang sedang menjalani pembuangan. Keduanya kemudian bekerja sama dengan Sugriwa untuk mengalahkan Subali, dan bersama menyerang negeri Alengka membebaskan Sita, istri Rama yang diculik Rahwana murid Subali.
Pertama-tama Hanoman menyusup ke istana Alengka untuk menyelidiki kekuatan Rahwana dan menyaksikan keadaan Sita. Di sana ia membuat kekacauan sehingga tertangkap dan dihukum bakar. Sebaliknya, Hanoman justru berhasil membakar sebagian ibu kota Alengka. Peristiwa tersebut terkenal dengan sebutan Hanoman Obong. Setelah Hanoman kembali ke tempat Rama, pasukan kera pun berangkat menyerbu Alengka. Hanoman tampil sebagai pahlawan yang banyak membunuh pasukan Alengka, misalnya Surpanaka (Sarpakenaka) adik Rahwana.
Dalam pertempuran terakhir antara Rama kewalahan menandingi Rahwana yang memiliki Aji Pancasunya, yaitu kemampuan untuk hidup abadi. Setiap kali senjata Rama menewaskan Rahwana, seketika itu pula Rahwana bangkit kembali. Wibisana, adik Rahwana yang memihak Rama segera meminta Hanoman untuk membantu. Hanoman pun mengangkat Gunung Ungrungan untuk ditimpakan di atas mayat Rahwana ketika Rahwana baru saja tewas di tangan Rama untuk kesekian kalinya. Melihat kelancangan Hanoman, Rama pun menghukumnya agar menjaga kuburan Rahwana. Rama yakin kalau Rahwana masih hidup di bawah gencetan gunung tersebut, dan setiap saat bisa melepaskan roh untuk membuat kekacauan di dunia.
Beberapa tahun kemudian setelah Rama meninggal, roh Rahwana meloloskan diri dari Gunung Ungrungan lalu pergi ke Pulau Jawa untuk mencari reinkarnasi Sita, yaitu Subadra adik Kresna. Kresna sendiri adalah reinkarnasi Rama. Hanoman mengejar dan bertemu Bima, adiknya sesama putera angkat Bayu. Hanoman kemudian mengabdi kepada Kresna. Ia juga berhasil menangkap roh Rahwana dan mengurungnya di Gunung Kendalisada. Di gunung itu Hanoman bertindak sebagai pertapa.PUNAKAWAN DAN HANOMAN

Suku Jawa di Indonesia mempunyai jenis kesenian tradisional yang bisa hidup dan berkembang hingga kini yang mampu menyentuh hati sanubari dan menggetarkan jiwa, yakni seni pewayangan. Selain sebagai alat komunikasi yang ampuh serta sarana memahami kehidupan, wayang bagi orang jawa merupakan smbolisme pandangan hidup orang jawa mengenai kehidupan. Dalam wayang seolah-olah orang jawa tidak hanya berhadapan dengan teori-teori umum tentang manusia, melainkan contoh hidup dan kelakuan manusia digambarkan secara konkrit. Berikut ini karaktereristik dan filosofi kehidupan dari berbagai tokoh wayang kulit di Indonesia:
          PUNAKAWAN
Punakawan adalah salah satu tokoh pewayangan yang sangat populer di Indonesia punakawan yang terdiri dari 4 tokoh wayang ini adalah satu keluarga Sang Bapak Semar dan mempunyai anak yaitu Gareng, Petruk, dan yang paling akhir Bagong. Para punakawan memiliki karakteristik yang melambangkan kehidupan-kehidupan orang kebanyakan, seperti penasihat para kesatria, penghibur, kritisi sosial, bahkan sumber kebenaran dan kebijakan. Punakawan sendiri menjadi penasihat pandawa lima. Berikut sifat dan kepribadian punakawan.
1.    Semar, adalah penjelmaan dewa. Semar merupakan pengasuh para pandawa,dan memiliki nama lain Hyang Ismaya. Semar dalam filosofi jawa adalah sebagai Badranaya dari kata bebadra=membangun sarana dari dasar, naya=nayaka=Utusan mangrasul artinya mengemban sifat membangun dan melaksanakan Perintah Allah demi kesejahteraan manusia. Semar yang mempunyai petuah-petuah yang bijak dan dapat mengayomi semua orang disekitarnya sehingga tak jarang semar disebut sebagai perlambangan pemimpin yang sempurna. Domisili semar adalah sebagai lurah karangdempel,karangdempel mempunyai makna yaitu Karang=gersang dan Dempel=keteguhan jiwa.
Ciri-ciri sosok Semar adalah Semar berambut kuncung seperti anak-anak, tapi juga berwajah sangat tua Semar tertawanya selalu diakhiri nada tangisan Semar Berwajah mata menangis namun mulutnya tertawa Semar Berprofil berdiri sekaligus jongkok Semar Tak pernah menyuruh namum memberi konsekuensi atas nasehatnya.
Figure punakawan khususnya semar dapat dijadikan sebagai figur pemimpin yang sejati dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan pengertian punakawan. Punakawan secara lahiriah adalah sebagai symbol atau suatu pola terstruktur dari ‘pembantu pimpinan' yang sangat ideal. Kata punakawan menurut pedalangan berasal dari kata pono , yang artinya cerdik, cermat dalam pengamatan dan katakawan = teman. Punakawan berarti teman atau pamong yang sangat cerdik, dapat dipercaya serta mempunyai pandangan yang luas dan pengamatan yang tajam serta cermat. Punakawan itu adalah abdi (bukan pelayan). Abdi itu hendaknya memiliki watak bijaksana, dapat dipercaya, jujur, panjang nalar dan tenang serta berani menghadapi segala situasi dan perasaan, baik yang sederhana maupun yang rumit.
Kehadiran semar dalam kehidupan nyata ini sering ditunggu-tunggu mengingat kondisi negara saat ini yang semakin kacau, kesengsaran dan penindasan oleh kaum kuat terhadap yang lemah semakin merajalela, moral dan etika tidak lagi diindahkan, para pemimpin yang hanya memikirkan kekayaan pribadi tanpa peduli dengan keadaan rakyatnya yang semakin tertindas dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya. Sebagai simbol kearifan dalam dunia wayang, semar adalah dewa yang menyamar sebagai orang kecil untuk mengembalikan perdamaian saat Negara dalam keadaan gawat. hal ini menjadikan banyak masyarakat atau segelintir orang yang masih peduli dengan kelangsungan hidup negara ini mendambakan sosok semar yang menjelma dalam kehidupan real saat ini, yang mampu menyelamatkan bangsa dari berbagai krisis multidimensi yang sedang melanda bangsa Indonesia. Terlebih lagi dalam agama Islam juga diajarkan bahwa akan ada seorang Al-Mahdi yang diturunkan Tuhan sebagai sang pembebas.
Semar juga prlambang Ngelmu gaib-Kasampurnaning pati yaitu Bojo sira arsa mardi kamardikan, ajwa samar sumingkiring dur-kamurkan Mardikaartinya "merdekanya jiwa dan sukma yang mempunyai makna adalah merdekanya jiwa dan sukma yaitu tidak dijajah oleh hawa nafsu dan keduniawian agar menuju kematian yang sempurna bersih tanpa noda dosa”.

2.    Gareng, anak Gandarwa (sebangsa jin) yang diambil anak angkat pertama oleh Semar. Nama lain gareng adalah :Pancalpamor ( artinya menolak godaan duniawi )Pegatwaja ( artinya gigi sebagai perlambang bahwa Gareng tidak suka makan makanan yang enak-enak yang memboroskan dan mengundang penyakit. Nala Gareng(artinya hati yang kering, kering dari kemakmuran, sehingga ia senantiasa berbuat baik). Gareng adalah punakawan kedua setelah Semar. ciri fisik Gareng :
1)     Mata juling artinya tidak mau melihat hal-hal yang mengundang kejahatan/ tidak baik.
2)    Tangan ceko (melengkung) artinya tidak mau mengambil/ merampas hak orang lain.
3)     Sikil gejik (seperti pincang) artinya selalu penuh kewaspadaan dalam segala perilaku.
Gareng senang bercanda, setia kepada tuannya, dan gemar menolong. Dalam pengembaraannya pernah menjadi raja bernama Prabu Pandu Bergola di kerajaan Parang Gumiwang. Ia sakti mandraguna, semua raja ditaklukkannya. Tetapi ia ingin mencoba kerajaan Amarta ( tempat ia mengabdi ketika menjadi punakawan).Semua satria pandawapun dikalahkannya. Sementara itu Semar, Petruk dan Bagong sangat kebingungan karena kepergian Gareng. Untunglah Pandawa mempunyai penasehat yang ulung, yaitu Prabu Kresna. Ia menyarankan kepada Semar, jika ia ingin bertemu dengan Gareng relakanlah Petruk untuk untuk menghadapi Pandu Bergola. Semar tanggap dengan ucapan Krena, sedangkan hati Petruk menjadi ciut nyalinya. Petruk berfikir Semua raja juga termasuk Pandawa saja dikalahkan Pandu Bergola, apa jadinya kalau dia yang menghadapinya. Melihat kegamangan Petruk, Semar mendekat dan membisikkan sesuatu kepadanya. Setelah itu petruk menjadi semangat dan girang, kemudian ia berangkat menghadapi Pandu Bergola.
Saat Pandu Bergola sudah berhadapan dengan Petruk, ia selalu membelakangi ( tidak mau bertatap muka), jika terpaksa bertatap muka ia selalu menunduk. Tetapi Petruk senantiasa mendesak untuk bertanding. Akhirnya terjadilah perang tanding yang sangat ramai, penuh kelucuan dan juga kesaktian. Saat pergumulan terjadi Pandu Bergola berubah wujud menjadi Gareng. Tetapi Petruk belum menyadarinya. Pergumulan terus berlanjut sampai pada akhirnya Semar memisahkan keduanya. Begitu tahu wujud asli Pandu Bergola Petruk memeluk erat-erat kakaknya (Gareng) dengan penuh girang. semua keluarga Pandawa ikut bersuka cita karena abdinya telah kembali.
Gareng ditanya oleh Kresna, mengapa melakukan seperti itu. ia menjawab bahwa dia ingin mengingatkan tuan-tuannya (Pandawa), jangan lupa karena sudah makmur sehingga kurang/ hilang kehati-hatian serta kewaspadaannya. Bagaimana jadinya kalau negara diserang musuh dengan tiba-tiba? negara akan hancur dan rakyat menderita. Maka sebelum semua itu terjadi Gareng mengingatkan pada rajanya. Pandawa merasa gembira dan beruntung punya abdi seperti Gareng.
Makna yang terkandung dalam kisah Gareng adalah :
  Jangan menilai seseorang dari wujud fisiknya. Budi itu terletak di hati, watak tidak tampak pada wujud fisik tetapi pada tingkah dan perilaku. Belum tentu fisiknya cacat hatinya jahat.
  Manusia wajib saling mengingatkan.
  Jangan suka merampas hak orang lain.
  Cintailah saudaramu dengan setulus hati.
  Kalau bertindah harus dengan penuh perhitungan dan hati-hati.

3.    Petruk, adalah putra angkat kedua Semar.Nama lain dari petruk adalah Bambang Panyukilan dia adalah titisan pendeta raksasa dipertapaan yang bertempat di dalam lautan yang bernama Begawan salantara.Petruk mempunyai watak senang bersenda gurau dan pintar bicara,Dia juga senang berkelahi untuk mengetest kekuatannya.sampai suatu saat ketika malakukan pengembaraan dia bertemu dengan Bambang Sukodadi (Gareng).Dalam pertarungannya mereka tidak ada yang kalah dan menang.Saling hantam injak terus sampai-sampai wajah mereka hancur.Saat pertarungan berlangsung tiba-tiba datanglah Semar dan melerai mereka,setelah melerai Semar memberi nasehat Petruk atau Bambang Panyukilan tertarik dengan petuah-petuah Semar dan dia meminta untuk diangkat sebagai anak.Semar mengijinkan asalkan dia mau jadi pamong dari ksatria berbudi luhur (Pandawa).Petruk pun diangkat sebagai anak ke-2 Semar sebagai adik Gareng.Dalam cerita pewayangan petruk adalah pelawak,dan para dalang membuatkan cerita tentang petruk sebagai contoh Petruk Ilang Pethele dan Petruk dadi ratu.

4.    Bagong, adalah sejatinya bayangan dari semar dan selalu menemaninya kemana pun Semar pergi,bagong adalah sosok Humoris dan suka sak karepe dewe (Semaunya sendiri) walau pun begitu dia juga sering memberikan petuah-petuah bijaksana.Ciri-ciri Bagong adalah karena dia sosok yang harmonis dia digambarkan dengan perut bulat,mata Lebar dan bibir memble semakin menambah kehumoran bagong.

          HANOMAN
Hanoman dalam pewayangan Jawa, merupakan putera Bhatara Guru yang menjadi murid dan anak angkat Bhatara Bayu. Hanoman sendiri merupakan tokoh lintas generasi sejak zaman Rama sampai zaman Jayabaya.
Anjani adalah puteri sulung Resi Gotama yang terkena kutukan sehingga berwajah kera. Atas perintah ayahnya, ia pun bertapa telanjang di telaga Madirda. Suatu ketika, Batara Guru dan Batara Narada terbang melintasi angkasa. Saat melihat Anjani, Batara Guru terkesima sampai mengeluarkan air mani. Raja para dewa pewayangan itu pun mengusapnya dengan daun asam (Bahasa Jawa: Sinom) lalu dibuangnya ke telaga. Daun sinom itu jatuh di pangkuan Anjani. Ia pun memungut dan memakannya sehingga mengandung. Ketika tiba saatnya melahirkan, Anjani dibantu para bidadari kiriman Batara Guru. Ia melahirkan seekor bayi kera berbulu putih, sedangkan dirinya sendiri kembali berwajah cantik dan dibawa ke kahyangan sebagai bidadari.
Bayi berwujud kera putih yang merupakan putera Anjani diambil oleh Batara Bayu lalu diangkat sebagai anak. Setelah pendidikannya selesai, Hanoman kembali ke dunia dan mengabdi pada pamannya, yaitu Sugriwa, raja kera Gua Kiskenda. Saat itu, Sugriwa baru saja dikalahkan oleh kakaknya, yaitu Subali, paman Hanoman lainnya. Hanoman berhasil bertemu Rama dan Laksmana, sepasang pangeran dari Ayodhya yang sedang menjalani pembuangan. Keduanya kemudian bekerja sama dengan Sugriwa untuk mengalahkan Subali, dan bersama menyerang negeri Alengka membebaskan Sita, istri Rama yang diculik Rahwana murid Subali.
Pertama-tama Hanoman menyusup ke istana Alengka untuk menyelidiki kekuatan Rahwana dan menyaksikan keadaan Sita. Di sana ia membuat kekacauan sehingga tertangkap dan dihukum bakar. Sebaliknya, Hanoman justru berhasil membakar sebagian ibu kota Alengka. Peristiwa tersebut terkenal dengan sebutan Hanoman Obong. Setelah Hanoman kembali ke tempat Rama, pasukan kera pun berangkat menyerbu Alengka. Hanoman tampil sebagai pahlawan yang banyak membunuh pasukan Alengka, misalnya Surpanaka (Sarpakenaka) adik Rahwana.
Dalam pertempuran terakhir antara Rama kewalahan menandingi Rahwana yang memiliki Aji Pancasunya, yaitu kemampuan untuk hidup abadi. Setiap kali senjata Rama menewaskan Rahwana, seketika itu pula Rahwana bangkit kembali. Wibisana, adik Rahwana yang memihak Rama segera meminta Hanoman untuk membantu. Hanoman pun mengangkat Gunung Ungrungan untuk ditimpakan di atas mayat Rahwana ketika Rahwana baru saja tewas di tangan Rama untuk kesekian kalinya. Melihat kelancangan Hanoman, Rama pun menghukumnya agar menjaga kuburan Rahwana. Rama yakin kalau Rahwana masih hidup di bawah gencetan gunung tersebut, dan setiap saat bisa melepaskan roh untuk membuat kekacauan di dunia.
Beberapa tahun kemudian setelah Rama meninggal, roh Rahwana meloloskan diri dari Gunung Ungrungan lalu pergi ke Pulau Jawa untuk mencari reinkarnasi Sita, yaitu Subadra adik Kresna. Kresna sendiri adalah reinkarnasi Rama. Hanoman mengejar dan bertemu Bima, adiknya sesama putera angkat Bayu. Hanoman kemudian mengabdi kepada Kresna. Ia juga berhasil menangkap roh Rahwana dan mengurungnya di Gunung Kendalisada. Di gunung itu Hanoman bertindak sebagai pertapa.PUNAKAWAN DAN HANOMAN

Suku Jawa di Indonesia mempunyai jenis kesenian tradisional yang bisa hidup dan berkembang hingga kini yang mampu menyentuh hati sanubari dan menggetarkan jiwa, yakni seni pewayangan. Selain sebagai alat komunikasi yang ampuh serta sarana memahami kehidupan, wayang bagi orang jawa merupakan smbolisme pandangan hidup orang jawa mengenai kehidupan. Dalam wayang seolah-olah orang jawa tidak hanya berhadapan dengan teori-teori umum tentang manusia, melainkan contoh hidup dan kelakuan manusia digambarkan secara konkrit. Berikut ini karaktereristik dan filosofi kehidupan dari berbagai tokoh wayang kulit di Indonesia:
          PUNAKAWAN
Punakawan adalah salah satu tokoh pewayangan yang sangat populer di Indonesia punakawan yang terdiri dari 4 tokoh wayang ini adalah satu keluarga Sang Bapak Semar dan mempunyai anak yaitu Gareng, Petruk, dan yang paling akhir Bagong. Para punakawan memiliki karakteristik yang melambangkan kehidupan-kehidupan orang kebanyakan, seperti penasihat para kesatria, penghibur, kritisi sosial, bahkan sumber kebenaran dan kebijakan. Punakawan sendiri menjadi penasihat pandawa lima. Berikut sifat dan kepribadian punakawan.
1.    Semar, adalah penjelmaan dewa. Semar merupakan pengasuh para pandawa,dan memiliki nama lain Hyang Ismaya. Semar dalam filosofi jawa adalah sebagai Badranaya dari kata bebadra=membangun sarana dari dasar, naya=nayaka=Utusan mangrasul artinya mengemban sifat membangun dan melaksanakan Perintah Allah demi kesejahteraan manusia. Semar yang mempunyai petuah-petuah yang bijak dan dapat mengayomi semua orang disekitarnya sehingga tak jarang semar disebut sebagai perlambangan pemimpin yang sempurna. Domisili semar adalah sebagai lurah karangdempel,karangdempel mempunyai makna yaitu Karang=gersang dan Dempel=keteguhan jiwa.
Ciri-ciri sosok Semar adalah Semar berambut kuncung seperti anak-anak, tapi juga berwajah sangat tua Semar tertawanya selalu diakhiri nada tangisan Semar Berwajah mata menangis namun mulutnya tertawa Semar Berprofil berdiri sekaligus jongkok Semar Tak pernah menyuruh namum memberi konsekuensi atas nasehatnya.
Figure punakawan khususnya semar dapat dijadikan sebagai figur pemimpin yang sejati dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan pengertian punakawan. Punakawan secara lahiriah adalah sebagai symbol atau suatu pola terstruktur dari ‘pembantu pimpinan' yang sangat ideal. Kata punakawan menurut pedalangan berasal dari kata pono , yang artinya cerdik, cermat dalam pengamatan dan katakawan = teman. Punakawan berarti teman atau pamong yang sangat cerdik, dapat dipercaya serta mempunyai pandangan yang luas dan pengamatan yang tajam serta cermat. Punakawan itu adalah abdi (bukan pelayan). Abdi itu hendaknya memiliki watak bijaksana, dapat dipercaya, jujur, panjang nalar dan tenang serta berani menghadapi segala situasi dan perasaan, baik yang sederhana maupun yang rumit.
Kehadiran semar dalam kehidupan nyata ini sering ditunggu-tunggu mengingat kondisi negara saat ini yang semakin kacau, kesengsaran dan penindasan oleh kaum kuat terhadap yang lemah semakin merajalela, moral dan etika tidak lagi diindahkan, para pemimpin yang hanya memikirkan kekayaan pribadi tanpa peduli dengan keadaan rakyatnya yang semakin tertindas dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya. Sebagai simbol kearifan dalam dunia wayang, semar adalah dewa yang menyamar sebagai orang kecil untuk mengembalikan perdamaian saat Negara dalam keadaan gawat. hal ini menjadikan banyak masyarakat atau segelintir orang yang masih peduli dengan kelangsungan hidup negara ini mendambakan sosok semar yang menjelma dalam kehidupan real saat ini, yang mampu menyelamatkan bangsa dari berbagai krisis multidimensi yang sedang melanda bangsa Indonesia. Terlebih lagi dalam agama Islam juga diajarkan bahwa akan ada seorang Al-Mahdi yang diturunkan Tuhan sebagai sang pembebas.
Semar juga prlambang Ngelmu gaib-Kasampurnaning pati yaitu Bojo sira arsa mardi kamardikan, ajwa samar sumingkiring dur-kamurkan Mardikaartinya "merdekanya jiwa dan sukma yang mempunyai makna adalah merdekanya jiwa dan sukma yaitu tidak dijajah oleh hawa nafsu dan keduniawian agar menuju kematian yang sempurna bersih tanpa noda dosa”.

2.    Gareng, anak Gandarwa (sebangsa jin) yang diambil anak angkat pertama oleh Semar. Nama lain gareng adalah :Pancalpamor ( artinya menolak godaan duniawi )Pegatwaja ( artinya gigi sebagai perlambang bahwa Gareng tidak suka makan makanan yang enak-enak yang memboroskan dan mengundang penyakit. Nala Gareng(artinya hati yang kering, kering dari kemakmuran, sehingga ia senantiasa berbuat baik). Gareng adalah punakawan kedua setelah Semar. ciri fisik Gareng :
1)     Mata juling artinya tidak mau melihat hal-hal yang mengundang kejahatan/ tidak baik.
2)    Tangan ceko (melengkung) artinya tidak mau mengambil/ merampas hak orang lain.
3)     Sikil gejik (seperti pincang) artinya selalu penuh kewaspadaan dalam segala perilaku.
Gareng senang bercanda, setia kepada tuannya, dan gemar menolong. Dalam pengembaraannya pernah menjadi raja bernama Prabu Pandu Bergola di kerajaan Parang Gumiwang. Ia sakti mandraguna, semua raja ditaklukkannya. Tetapi ia ingin mencoba kerajaan Amarta ( tempat ia mengabdi ketika menjadi punakawan).Semua satria pandawapun dikalahkannya. Sementara itu Semar, Petruk dan Bagong sangat kebingungan karena kepergian Gareng. Untunglah Pandawa mempunyai penasehat yang ulung, yaitu Prabu Kresna. Ia menyarankan kepada Semar, jika ia ingin bertemu dengan Gareng relakanlah Petruk untuk untuk menghadapi Pandu Bergola. Semar tanggap dengan ucapan Krena, sedangkan hati Petruk menjadi ciut nyalinya. Petruk berfikir Semua raja juga termasuk Pandawa saja dikalahkan Pandu Bergola, apa jadinya kalau dia yang menghadapinya. Melihat kegamangan Petruk, Semar mendekat dan membisikkan sesuatu kepadanya. Setelah itu petruk menjadi semangat dan girang, kemudian ia berangkat menghadapi Pandu Bergola.
Saat Pandu Bergola sudah berhadapan dengan Petruk, ia selalu membelakangi ( tidak mau bertatap muka), jika terpaksa bertatap muka ia selalu menunduk. Tetapi Petruk senantiasa mendesak untuk bertanding. Akhirnya terjadilah perang tanding yang sangat ramai, penuh kelucuan dan juga kesaktian. Saat pergumulan terjadi Pandu Bergola berubah wujud menjadi Gareng. Tetapi Petruk belum menyadarinya. Pergumulan terus berlanjut sampai pada akhirnya Semar memisahkan keduanya. Begitu tahu wujud asli Pandu Bergola Petruk memeluk erat-erat kakaknya (Gareng) dengan penuh girang. semua keluarga Pandawa ikut bersuka cita karena abdinya telah kembali.
Gareng ditanya oleh Kresna, mengapa melakukan seperti itu. ia menjawab bahwa dia ingin mengingatkan tuan-tuannya (Pandawa), jangan lupa karena sudah makmur sehingga kurang/ hilang kehati-hatian serta kewaspadaannya. Bagaimana jadinya kalau negara diserang musuh dengan tiba-tiba? negara akan hancur dan rakyat menderita. Maka sebelum semua itu terjadi Gareng mengingatkan pada rajanya. Pandawa merasa gembira dan beruntung punya abdi seperti Gareng.
Makna yang terkandung dalam kisah Gareng adalah :
  Jangan menilai seseorang dari wujud fisiknya. Budi itu terletak di hati, watak tidak tampak pada wujud fisik tetapi pada tingkah dan perilaku. Belum tentu fisiknya cacat hatinya jahat.
  Manusia wajib saling mengingatkan.
  Jangan suka merampas hak orang lain.
  Cintailah saudaramu dengan setulus hati.
  Kalau bertindah harus dengan penuh perhitungan dan hati-hati.

3.    Petruk, adalah putra angkat kedua Semar.Nama lain dari petruk adalah Bambang Panyukilan dia adalah titisan pendeta raksasa dipertapaan yang bertempat di dalam lautan yang bernama Begawan salantara.Petruk mempunyai watak senang bersenda gurau dan pintar bicara,Dia juga senang berkelahi untuk mengetest kekuatannya.sampai suatu saat ketika malakukan pengembaraan dia bertemu dengan Bambang Sukodadi (Gareng).Dalam pertarungannya mereka tidak ada yang kalah dan menang.Saling hantam injak terus sampai-sampai wajah mereka hancur.Saat pertarungan berlangsung tiba-tiba datanglah Semar dan melerai mereka,setelah melerai Semar memberi nasehat Petruk atau Bambang Panyukilan tertarik dengan petuah-petuah Semar dan dia meminta untuk diangkat sebagai anak.Semar mengijinkan asalkan dia mau jadi pamong dari ksatria berbudi luhur (Pandawa).Petruk pun diangkat sebagai anak ke-2 Semar sebagai adik Gareng.Dalam cerita pewayangan petruk adalah pelawak,dan para dalang membuatkan cerita tentang petruk sebagai contoh Petruk Ilang Pethele dan Petruk dadi ratu.

4.    Bagong, adalah sejatinya bayangan dari semar dan selalu menemaninya kemana pun Semar pergi,bagong adalah sosok Humoris dan suka sak karepe dewe (Semaunya sendiri) walau pun begitu dia juga sering memberikan petuah-petuah bijaksana.Ciri-ciri Bagong adalah karena dia sosok yang harmonis dia digambarkan dengan perut bulat,mata Lebar dan bibir memble semakin menambah kehumoran bagong.

          HANOMAN
Hanoman dalam pewayangan Jawa, merupakan putera Bhatara Guru yang menjadi murid dan anak angkat Bhatara Bayu. Hanoman sendiri merupakan tokoh lintas generasi sejak zaman Rama sampai zaman Jayabaya.
Anjani adalah puteri sulung Resi Gotama yang terkena kutukan sehingga berwajah kera. Atas perintah ayahnya, ia pun bertapa telanjang di telaga Madirda. Suatu ketika, Batara Guru dan Batara Narada terbang melintasi angkasa. Saat melihat Anjani, Batara Guru terkesima sampai mengeluarkan air mani. Raja para dewa pewayangan itu pun mengusapnya dengan daun asam (Bahasa Jawa: Sinom) lalu dibuangnya ke telaga. Daun sinom itu jatuh di pangkuan Anjani. Ia pun memungut dan memakannya sehingga mengandung. Ketika tiba saatnya melahirkan, Anjani dibantu para bidadari kiriman Batara Guru. Ia melahirkan seekor bayi kera berbulu putih, sedangkan dirinya sendiri kembali berwajah cantik dan dibawa ke kahyangan sebagai bidadari.
Bayi berwujud kera putih yang merupakan putera Anjani diambil oleh Batara Bayu lalu diangkat sebagai anak. Setelah pendidikannya selesai, Hanoman kembali ke dunia dan mengabdi pada pamannya, yaitu Sugriwa, raja kera Gua Kiskenda. Saat itu, Sugriwa baru saja dikalahkan oleh kakaknya, yaitu Subali, paman Hanoman lainnya. Hanoman berhasil bertemu Rama dan Laksmana, sepasang pangeran dari Ayodhya yang sedang menjalani pembuangan. Keduanya kemudian bekerja sama dengan Sugriwa untuk mengalahkan Subali, dan bersama menyerang negeri Alengka membebaskan Sita, istri Rama yang diculik Rahwana murid Subali.
Pertama-tama Hanoman menyusup ke istana Alengka untuk menyelidiki kekuatan Rahwana dan menyaksikan keadaan Sita. Di sana ia membuat kekacauan sehingga tertangkap dan dihukum bakar. Sebaliknya, Hanoman justru berhasil membakar sebagian ibu kota Alengka. Peristiwa tersebut terkenal dengan sebutan Hanoman Obong. Setelah Hanoman kembali ke tempat Rama, pasukan kera pun berangkat menyerbu Alengka. Hanoman tampil sebagai pahlawan yang banyak membunuh pasukan Alengka, misalnya Surpanaka (Sarpakenaka) adik Rahwana.
Dalam pertempuran terakhir antara Rama kewalahan menandingi Rahwana yang memiliki Aji Pancasunya, yaitu kemampuan untuk hidup abadi. Setiap kali senjata Rama menewaskan Rahwana, seketika itu pula Rahwana bangkit kembali. Wibisana, adik Rahwana yang memihak Rama segera meminta Hanoman untuk membantu. Hanoman pun mengangkat Gunung Ungrungan untuk ditimpakan di atas mayat Rahwana ketika Rahwana baru saja tewas di tangan Rama untuk kesekian kalinya. Melihat kelancangan Hanoman, Rama pun menghukumnya agar menjaga kuburan Rahwana. Rama yakin kalau Rahwana masih hidup di bawah gencetan gunung tersebut, dan setiap saat bisa melepaskan roh untuk membuat kekacauan di dunia.
Beberapa tahun kemudian setelah Rama meninggal, roh Rahwana meloloskan diri dari Gunung Ungrungan lalu pergi ke Pulau Jawa untuk mencari reinkarnasi Sita, yaitu Subadra adik Kresna. Kresna sendiri adalah reinkarnasi Rama. Hanoman mengejar dan bertemu Bima, adiknya sesama putera angkat Bayu. Hanoman kemudian mengabdi kepada Kresna. Ia juga berhasil menangkap roh Rahwana dan mengurungnya di Gunung Kendalisada. Di gunung itu Hanoman bertindak sebagai pertapa.PUNAKAWAN DAN HANOMAN

Suku Jawa di Indonesia mempunyai jenis kesenian tradisional yang bisa hidup dan berkembang hingga kini yang mampu menyentuh hati sanubari dan menggetarkan jiwa, yakni seni pewayangan. Selain sebagai alat komunikasi yang ampuh serta sarana memahami kehidupan, wayang bagi orang jawa merupakan smbolisme pandangan hidup orang jawa mengenai kehidupan. Dalam wayang seolah-olah orang jawa tidak hanya berhadapan dengan teori-teori umum tentang manusia, melainkan contoh hidup dan kelakuan manusia digambarkan secara konkrit. Berikut ini karaktereristik dan filosofi kehidupan dari berbagai tokoh wayang kulit di Indonesia:
          PUNAKAWAN
Punakawan adalah salah satu tokoh pewayangan yang sangat populer di Indonesia punakawan yang terdiri dari 4 tokoh wayang ini adalah satu keluarga Sang Bapak Semar dan mempunyai anak yaitu Gareng, Petruk, dan yang paling akhir Bagong. Para punakawan memiliki karakteristik yang melambangkan kehidupan-kehidupan orang kebanyakan, seperti penasihat para kesatria, penghibur, kritisi sosial, bahkan sumber kebenaran dan kebijakan. Punakawan sendiri menjadi penasihat pandawa lima. Berikut sifat dan kepribadian punakawan.
1.    Semar, adalah penjelmaan dewa. Semar merupakan pengasuh para pandawa,dan memiliki nama lain Hyang Ismaya. Semar dalam filosofi jawa adalah sebagai Badranaya dari kata bebadra=membangun sarana dari dasar, naya=nayaka=Utusan mangrasul artinya mengemban sifat membangun dan melaksanakan Perintah Allah demi kesejahteraan manusia. Semar yang mempunyai petuah-petuah yang bijak dan dapat mengayomi semua orang disekitarnya sehingga tak jarang semar disebut sebagai perlambangan pemimpin yang sempurna. Domisili semar adalah sebagai lurah karangdempel,karangdempel mempunyai makna yaitu Karang=gersang dan Dempel=keteguhan jiwa.
Ciri-ciri sosok Semar adalah Semar berambut kuncung seperti anak-anak, tapi juga berwajah sangat tua Semar tertawanya selalu diakhiri nada tangisan Semar Berwajah mata menangis namun mulutnya tertawa Semar Berprofil berdiri sekaligus jongkok Semar Tak pernah menyuruh namum memberi konsekuensi atas nasehatnya.
Figure punakawan khususnya semar dapat dijadikan sebagai figur pemimpin yang sejati dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan pengertian punakawan. Punakawan secara lahiriah adalah sebagai symbol atau suatu pola terstruktur dari ‘pembantu pimpinan' yang sangat ideal. Kata punakawan menurut pedalangan berasal dari kata pono , yang artinya cerdik, cermat dalam pengamatan dan katakawan = teman. Punakawan berarti teman atau pamong yang sangat cerdik, dapat dipercaya serta mempunyai pandangan yang luas dan pengamatan yang tajam serta cermat. Punakawan itu adalah abdi (bukan pelayan). Abdi itu hendaknya memiliki watak bijaksana, dapat dipercaya, jujur, panjang nalar dan tenang serta berani menghadapi segala situasi dan perasaan, baik yang sederhana maupun yang rumit.
Kehadiran semar dalam kehidupan nyata ini sering ditunggu-tunggu mengingat kondisi negara saat ini yang semakin kacau, kesengsaran dan penindasan oleh kaum kuat terhadap yang lemah semakin merajalela, moral dan etika tidak lagi diindahkan, para pemimpin yang hanya memikirkan kekayaan pribadi tanpa peduli dengan keadaan rakyatnya yang semakin tertindas dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya. Sebagai simbol kearifan dalam dunia wayang, semar adalah dewa yang menyamar sebagai orang kecil untuk mengembalikan perdamaian saat Negara dalam keadaan gawat. hal ini menjadikan banyak masyarakat atau segelintir orang yang masih peduli dengan kelangsungan hidup negara ini mendambakan sosok semar yang menjelma dalam kehidupan real saat ini, yang mampu menyelamatkan bangsa dari berbagai krisis multidimensi yang sedang melanda bangsa Indonesia. Terlebih lagi dalam agama Islam juga diajarkan bahwa akan ada seorang Al-Mahdi yang diturunkan Tuhan sebagai sang pembebas.
Semar juga prlambang Ngelmu gaib-Kasampurnaning pati yaitu Bojo sira arsa mardi kamardikan, ajwa samar sumingkiring dur-kamurkan Mardikaartinya "merdekanya jiwa dan sukma yang mempunyai makna adalah merdekanya jiwa dan sukma yaitu tidak dijajah oleh hawa nafsu dan keduniawian agar menuju kematian yang sempurna bersih tanpa noda dosa”.

2.    Gareng, anak Gandarwa (sebangsa jin) yang diambil anak angkat pertama oleh Semar. Nama lain gareng adalah :Pancalpamor ( artinya menolak godaan duniawi )Pegatwaja ( artinya gigi sebagai perlambang bahwa Gareng tidak suka makan makanan yang enak-enak yang memboroskan dan mengundang penyakit. Nala Gareng(artinya hati yang kering, kering dari kemakmuran, sehingga ia senantiasa berbuat baik). Gareng adalah punakawan kedua setelah Semar. ciri fisik Gareng :
1)     Mata juling artinya tidak mau melihat hal-hal yang mengundang kejahatan/ tidak baik.
2)    Tangan ceko (melengkung) artinya tidak mau mengambil/ merampas hak orang lain.
3)     Sikil gejik (seperti pincang) artinya selalu penuh kewaspadaan dalam segala perilaku.
Gareng senang bercanda, setia kepada tuannya, dan gemar menolong. Dalam pengembaraannya pernah menjadi raja bernama Prabu Pandu Bergola di kerajaan Parang Gumiwang. Ia sakti mandraguna, semua raja ditaklukkannya. Tetapi ia ingin mencoba kerajaan Amarta ( tempat ia mengabdi ketika menjadi punakawan).Semua satria pandawapun dikalahkannya. Sementara itu Semar, Petruk dan Bagong sangat kebingungan karena kepergian Gareng. Untunglah Pandawa mempunyai penasehat yang ulung, yaitu Prabu Kresna. Ia menyarankan kepada Semar, jika ia ingin bertemu dengan Gareng relakanlah Petruk untuk untuk menghadapi Pandu Bergola. Semar tanggap dengan ucapan Krena, sedangkan hati Petruk menjadi ciut nyalinya. Petruk berfikir Semua raja juga termasuk Pandawa saja dikalahkan Pandu Bergola, apa jadinya kalau dia yang menghadapinya. Melihat kegamangan Petruk, Semar mendekat dan membisikkan sesuatu kepadanya. Setelah itu petruk menjadi semangat dan girang, kemudian ia berangkat menghadapi Pandu Bergola.
Saat Pandu Bergola sudah berhadapan dengan Petruk, ia selalu membelakangi ( tidak mau bertatap muka), jika terpaksa bertatap muka ia selalu menunduk. Tetapi Petruk senantiasa mendesak untuk bertanding. Akhirnya terjadilah perang tanding yang sangat ramai, penuh kelucuan dan juga kesaktian. Saat pergumulan terjadi Pandu Bergola berubah wujud menjadi Gareng. Tetapi Petruk belum menyadarinya. Pergumulan terus berlanjut sampai pada akhirnya Semar memisahkan keduanya. Begitu tahu wujud asli Pandu Bergola Petruk memeluk erat-erat kakaknya (Gareng) dengan penuh girang. semua keluarga Pandawa ikut bersuka cita karena abdinya telah kembali.
Gareng ditanya oleh Kresna, mengapa melakukan seperti itu. ia menjawab bahwa dia ingin mengingatkan tuan-tuannya (Pandawa), jangan lupa karena sudah makmur sehingga kurang/ hilang kehati-hatian serta kewaspadaannya. Bagaimana jadinya kalau negara diserang musuh dengan tiba-tiba? negara akan hancur dan rakyat menderita. Maka sebelum semua itu terjadi Gareng mengingatkan pada rajanya. Pandawa merasa gembira dan beruntung punya abdi seperti Gareng.
Makna yang terkandung dalam kisah Gareng adalah :
  Jangan menilai seseorang dari wujud fisiknya. Budi itu terletak di hati, watak tidak tampak pada wujud fisik tetapi pada tingkah dan perilaku. Belum tentu fisiknya cacat hatinya jahat.
  Manusia wajib saling mengingatkan.
  Jangan suka merampas hak orang lain.
  Cintailah saudaramu dengan setulus hati.
  Kalau bertindah harus dengan penuh perhitungan dan hati-hati.

3.    Petruk, adalah putra angkat kedua Semar.Nama lain dari petruk adalah Bambang Panyukilan dia adalah titisan pendeta raksasa dipertapaan yang bertempat di dalam lautan yang bernama Begawan salantara.Petruk mempunyai watak senang bersenda gurau dan pintar bicara,Dia juga senang berkelahi untuk mengetest kekuatannya.sampai suatu saat ketika malakukan pengembaraan dia bertemu dengan Bambang Sukodadi (Gareng).Dalam pertarungannya mereka tidak ada yang kalah dan menang.Saling hantam injak terus sampai-sampai wajah mereka hancur.Saat pertarungan berlangsung tiba-tiba datanglah Semar dan melerai mereka,setelah melerai Semar memberi nasehat Petruk atau Bambang Panyukilan tertarik dengan petuah-petuah Semar dan dia meminta untuk diangkat sebagai anak.Semar mengijinkan asalkan dia mau jadi pamong dari ksatria berbudi luhur (Pandawa).Petruk pun diangkat sebagai anak ke-2 Semar sebagai adik Gareng.Dalam cerita pewayangan petruk adalah pelawak,dan para dalang membuatkan cerita tentang petruk sebagai contoh Petruk Ilang Pethele dan Petruk dadi ratu.

4.    Bagong, adalah sejatinya bayangan dari semar dan selalu menemaninya kemana pun Semar pergi,bagong adalah sosok Humoris dan suka sak karepe dewe (Semaunya sendiri) walau pun begitu dia juga sering memberikan petuah-petuah bijaksana.Ciri-ciri Bagong adalah karena dia sosok yang harmonis dia digambarkan dengan perut bulat,mata Lebar dan bibir memble semakin menambah kehumoran bagong.

          HANOMAN
Hanoman dalam pewayangan Jawa, merupakan putera Bhatara Guru yang menjadi murid dan anak angkat Bhatara Bayu. Hanoman sendiri merupakan tokoh lintas generasi sejak zaman Rama sampai zaman Jayabaya.
Anjani adalah puteri sulung Resi Gotama yang terkena kutukan sehingga berwajah kera. Atas perintah ayahnya, ia pun bertapa telanjang di telaga Madirda. Suatu ketika, Batara Guru dan Batara Narada terbang melintasi angkasa. Saat melihat Anjani, Batara Guru terkesima sampai mengeluarkan air mani. Raja para dewa pewayangan itu pun mengusapnya dengan daun asam (Bahasa Jawa: Sinom) lalu dibuangnya ke telaga. Daun sinom itu jatuh di pangkuan Anjani. Ia pun memungut dan memakannya sehingga mengandung. Ketika tiba saatnya melahirkan, Anjani dibantu para bidadari kiriman Batara Guru. Ia melahirkan seekor bayi kera berbulu putih, sedangkan dirinya sendiri kembali berwajah cantik dan dibawa ke kahyangan sebagai bidadari.
Bayi berwujud kera putih yang merupakan putera Anjani diambil oleh Batara Bayu lalu diangkat sebagai anak. Setelah pendidikannya selesai, Hanoman kembali ke dunia dan mengabdi pada pamannya, yaitu Sugriwa, raja kera Gua Kiskenda. Saat itu, Sugriwa baru saja dikalahkan oleh kakaknya, yaitu Subali, paman Hanoman lainnya. Hanoman berhasil bertemu Rama dan Laksmana, sepasang pangeran dari Ayodhya yang sedang menjalani pembuangan. Keduanya kemudian bekerja sama dengan Sugriwa untuk mengalahkan Subali, dan bersama menyerang negeri Alengka membebaskan Sita, istri Rama yang diculik Rahwana murid Subali.
Pertama-tama Hanoman menyusup ke istana Alengka untuk menyelidiki kekuatan Rahwana dan menyaksikan keadaan Sita. Di sana ia membuat kekacauan sehingga tertangkap dan dihukum bakar. Sebaliknya, Hanoman justru berhasil membakar sebagian ibu kota Alengka. Peristiwa tersebut terkenal dengan sebutan Hanoman Obong. Setelah Hanoman kembali ke tempat Rama, pasukan kera pun berangkat menyerbu Alengka. Hanoman tampil sebagai pahlawan yang banyak membunuh pasukan Alengka, misalnya Surpanaka (Sarpakenaka) adik Rahwana.
Dalam pertempuran terakhir antara Rama kewalahan menandingi Rahwana yang memiliki Aji Pancasunya, yaitu kemampuan untuk hidup abadi. Setiap kali senjata Rama menewaskan Rahwana, seketika itu pula Rahwana bangkit kembali. Wibisana, adik Rahwana yang memihak Rama segera meminta Hanoman untuk membantu. Hanoman pun mengangkat Gunung Ungrungan untuk ditimpakan di atas mayat Rahwana ketika Rahwana baru saja tewas di tangan Rama untuk kesekian kalinya. Melihat kelancangan Hanoman, Rama pun menghukumnya agar menjaga kuburan Rahwana. Rama yakin kalau Rahwana masih hidup di bawah gencetan gunung tersebut, dan setiap saat bisa melepaskan roh untuk membuat kekacauan di dunia.
Beberapa tahun kemudian setelah Rama meninggal, roh Rahwana meloloskan diri dari Gunung Ungrungan lalu pergi ke Pulau Jawa untuk mencari reinkarnasi Sita, yaitu Subadra adik Kresna. Kresna sendiri adalah reinkarnasi Rama. Hanoman mengejar dan bertemu Bima, adiknya sesama putera angkat Bayu. Hanoman kemudian mengabdi kepada Kresna. Ia juga berhasil menangkap roh Rahwana dan mengurungnya di Gunung Kendalisada. Di gunung itu Hanoman bertindak sebagai pertapa.PUNAKAWAN DAN HANOMAN

Suku Jawa di Indonesia mempunyai jenis kesenian tradisional yang bisa hidup dan berkembang hingga kini yang mampu menyentuh hati sanubari dan menggetarkan jiwa, yakni seni pewayangan. Selain sebagai alat komunikasi yang ampuh serta sarana memahami kehidupan, wayang bagi orang jawa merupakan smbolisme pandangan hidup orang jawa mengenai kehidupan. Dalam wayang seolah-olah orang jawa tidak hanya berhadapan dengan teori-teori umum tentang manusia, melainkan contoh hidup dan kelakuan manusia digambarkan secara konkrit. Berikut ini karaktereristik dan filosofi kehidupan dari berbagai tokoh wayang kulit di Indonesia:
          PUNAKAWAN
Punakawan adalah salah satu tokoh pewayangan yang sangat populer di Indonesia punakawan yang terdiri dari 4 tokoh wayang ini adalah satu keluarga Sang Bapak Semar dan mempunyai anak yaitu Gareng, Petruk, dan yang paling akhir Bagong. Para punakawan memiliki karakteristik yang melambangkan kehidupan-kehidupan orang kebanyakan, seperti penasihat para kesatria, penghibur, kritisi sosial, bahkan sumber kebenaran dan kebijakan. Punakawan sendiri menjadi penasihat pandawa lima. Berikut sifat dan kepribadian punakawan.
1.    Semar, adalah penjelmaan dewa. Semar merupakan pengasuh para pandawa,dan memiliki nama lain Hyang Ismaya. Semar dalam filosofi jawa adalah sebagai Badranaya dari kata bebadra=membangun sarana dari dasar, naya=nayaka=Utusan mangrasul artinya mengemban sifat membangun dan melaksanakan Perintah Allah demi kesejahteraan manusia. Semar yang mempunyai petuah-petuah yang bijak dan dapat mengayomi semua orang disekitarnya sehingga tak jarang semar disebut sebagai perlambangan pemimpin yang sempurna. Domisili semar adalah sebagai lurah karangdempel,karangdempel mempunyai makna yaitu Karang=gersang dan Dempel=keteguhan jiwa.
Ciri-ciri sosok Semar adalah Semar berambut kuncung seperti anak-anak, tapi juga berwajah sangat tua Semar tertawanya selalu diakhiri nada tangisan Semar Berwajah mata menangis namun mulutnya tertawa Semar Berprofil berdiri sekaligus jongkok Semar Tak pernah menyuruh namum memberi konsekuensi atas nasehatnya.
Figure punakawan khususnya semar dapat dijadikan sebagai figur pemimpin yang sejati dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan pengertian punakawan. Punakawan secara lahiriah adalah sebagai symbol atau suatu pola terstruktur dari ‘pembantu pimpinan' yang sangat ideal. Kata punakawan menurut pedalangan berasal dari kata pono , yang artinya cerdik, cermat dalam pengamatan dan katakawan = teman. Punakawan berarti teman atau pamong yang sangat cerdik, dapat dipercaya serta mempunyai pandangan yang luas dan pengamatan yang tajam serta cermat. Punakawan itu adalah abdi (bukan pelayan). Abdi itu hendaknya memiliki watak bijaksana, dapat dipercaya, jujur, panjang nalar dan tenang serta berani menghadapi segala situasi dan perasaan, baik yang sederhana maupun yang rumit.
Kehadiran semar dalam kehidupan nyata ini sering ditunggu-tunggu mengingat kondisi negara saat ini yang semakin kacau, kesengsaran dan penindasan oleh kaum kuat terhadap yang lemah semakin merajalela, moral dan etika tidak lagi diindahkan, para pemimpin yang hanya memikirkan kekayaan pribadi tanpa peduli dengan keadaan rakyatnya yang semakin tertindas dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya. Sebagai simbol kearifan dalam dunia wayang, semar adalah dewa yang menyamar sebagai orang kecil untuk mengembalikan perdamaian saat Negara dalam keadaan gawat. hal ini menjadikan banyak masyarakat atau segelintir orang yang masih peduli dengan kelangsungan hidup negara ini mendambakan sosok semar yang menjelma dalam kehidupan real saat ini, yang mampu menyelamatkan bangsa dari berbagai krisis multidimensi yang sedang melanda bangsa Indonesia. Terlebih lagi dalam agama Islam juga diajarkan bahwa akan ada seorang Al-Mahdi yang diturunkan Tuhan sebagai sang pembebas.
Semar juga prlambang Ngelmu gaib-Kasampurnaning pati yaitu Bojo sira arsa mardi kamardikan, ajwa samar sumingkiring dur-kamurkan Mardikaartinya "merdekanya jiwa dan sukma yang mempunyai makna adalah merdekanya jiwa dan sukma yaitu tidak dijajah oleh hawa nafsu dan keduniawian agar menuju kematian yang sempurna bersih tanpa noda dosa”.

2.    Gareng, anak Gandarwa (sebangsa jin) yang diambil anak angkat pertama oleh Semar. Nama lain gareng adalah :Pancalpamor ( artinya menolak godaan duniawi )Pegatwaja ( artinya gigi sebagai perlambang bahwa Gareng tidak suka makan makanan yang enak-enak yang memboroskan dan mengundang penyakit. Nala Gareng(artinya hati yang kering, kering dari kemakmuran, sehingga ia senantiasa berbuat baik). Gareng adalah punakawan kedua setelah Semar. ciri fisik Gareng :
1)     Mata juling artinya tidak mau melihat hal-hal yang mengundang kejahatan/ tidak baik.
2)    Tangan ceko (melengkung) artinya tidak mau mengambil/ merampas hak orang lain.
3)     Sikil gejik (seperti pincang) artinya selalu penuh kewaspadaan dalam segala perilaku.
Gareng senang bercanda, setia kepada tuannya, dan gemar menolong. Dalam pengembaraannya pernah menjadi raja bernama Prabu Pandu Bergola di kerajaan Parang Gumiwang. Ia sakti mandraguna, semua raja ditaklukkannya. Tetapi ia ingin mencoba kerajaan Amarta ( tempat ia mengabdi ketika menjadi punakawan).Semua satria pandawapun dikalahkannya. Sementara itu Semar, Petruk dan Bagong sangat kebingungan karena kepergian Gareng. Untunglah Pandawa mempunyai penasehat yang ulung, yaitu Prabu Kresna. Ia menyarankan kepada Semar, jika ia ingin bertemu dengan Gareng relakanlah Petruk untuk untuk menghadapi Pandu Bergola. Semar tanggap dengan ucapan Krena, sedangkan hati Petruk menjadi ciut nyalinya. Petruk berfikir Semua raja juga termasuk Pandawa saja dikalahkan Pandu Bergola, apa jadinya kalau dia yang menghadapinya. Melihat kegamangan Petruk, Semar mendekat dan membisikkan sesuatu kepadanya. Setelah itu petruk menjadi semangat dan girang, kemudian ia berangkat menghadapi Pandu Bergola.
Saat Pandu Bergola sudah berhadapan dengan Petruk, ia selalu membelakangi ( tidak mau bertatap muka), jika terpaksa bertatap muka ia selalu menunduk. Tetapi Petruk senantiasa mendesak untuk bertanding. Akhirnya terjadilah perang tanding yang sangat ramai, penuh kelucuan dan juga kesaktian. Saat pergumulan terjadi Pandu Bergola berubah wujud menjadi Gareng. Tetapi Petruk belum menyadarinya. Pergumulan terus berlanjut sampai pada akhirnya Semar memisahkan keduanya. Begitu tahu wujud asli Pandu Bergola Petruk memeluk erat-erat kakaknya (Gareng) dengan penuh girang. semua keluarga Pandawa ikut bersuka cita karena abdinya telah kembali.
Gareng ditanya oleh Kresna, mengapa melakukan seperti itu. ia menjawab bahwa dia ingin mengingatkan tuan-tuannya (Pandawa), jangan lupa karena sudah makmur sehingga kurang/ hilang kehati-hatian serta kewaspadaannya. Bagaimana jadinya kalau negara diserang musuh dengan tiba-tiba? negara akan hancur dan rakyat menderita. Maka sebelum semua itu terjadi Gareng mengingatkan pada rajanya. Pandawa merasa gembira dan beruntung punya abdi seperti Gareng.
Makna yang terkandung dalam kisah Gareng adalah :
  Jangan menilai seseorang dari wujud fisiknya. Budi itu terletak di hati, watak tidak tampak pada wujud fisik tetapi pada tingkah dan perilaku. Belum tentu fisiknya cacat hatinya jahat.
  Manusia wajib saling mengingatkan.
  Jangan suka merampas hak orang lain.
  Cintailah saudaramu dengan setulus hati.
  Kalau bertindah harus dengan penuh perhitungan dan hati-hati.

3.    Petruk, adalah putra angkat kedua Semar.Nama lain dari petruk adalah Bambang Panyukilan dia adalah titisan pendeta raksasa dipertapaan yang bertempat di dalam lautan yang bernama Begawan salantara.Petruk mempunyai watak senang bersenda gurau dan pintar bicara,Dia juga senang berkelahi untuk mengetest kekuatannya.sampai suatu saat ketika malakukan pengembaraan dia bertemu dengan Bambang Sukodadi (Gareng).Dalam pertarungannya mereka tidak ada yang kalah dan menang.Saling hantam injak terus sampai-sampai wajah mereka hancur.Saat pertarungan berlangsung tiba-tiba datanglah Semar dan melerai mereka,setelah melerai Semar memberi nasehat Petruk atau Bambang Panyukilan tertarik dengan petuah-petuah Semar dan dia meminta untuk diangkat sebagai anak.Semar mengijinkan asalkan dia mau jadi pamong dari ksatria berbudi luhur (Pandawa).Petruk pun diangkat sebagai anak ke-2 Semar sebagai adik Gareng.Dalam cerita pewayangan petruk adalah pelawak,dan para dalang membuatkan cerita tentang petruk sebagai contoh Petruk Ilang Pethele dan Petruk dadi ratu.

4.    Bagong, adalah sejatinya bayangan dari semar dan selalu menemaninya kemana pun Semar pergi,bagong adalah sosok Humoris dan suka sak karepe dewe (Semaunya sendiri) walau pun begitu dia juga sering memberikan petuah-petuah bijaksana.Ciri-ciri Bagong adalah karena dia sosok yang harmonis dia digambarkan dengan perut bulat,mata Lebar dan bibir memble semakin menambah kehumoran bagong.

          HANOMAN
Hanoman dalam pewayangan Jawa, merupakan putera Bhatara Guru yang menjadi murid dan anak angkat Bhatara Bayu. Hanoman sendiri merupakan tokoh lintas generasi sejak zaman Rama sampai zaman Jayabaya.
Anjani adalah puteri sulung Resi Gotama yang terkena kutukan sehingga berwajah kera. Atas perintah ayahnya, ia pun bertapa telanjang di telaga Madirda. Suatu ketika, Batara Guru dan Batara Narada terbang melintasi angkasa. Saat melihat Anjani, Batara Guru terkesima sampai mengeluarkan air mani. Raja para dewa pewayangan itu pun mengusapnya dengan daun asam (Bahasa Jawa: Sinom) lalu dibuangnya ke telaga. Daun sinom itu jatuh di pangkuan Anjani. Ia pun memungut dan memakannya sehingga mengandung. Ketika tiba saatnya melahirkan, Anjani dibantu para bidadari kiriman Batara Guru. Ia melahirkan seekor bayi kera berbulu putih, sedangkan dirinya sendiri kembali berwajah cantik dan dibawa ke kahyangan sebagai bidadari.
Bayi berwujud kera putih yang merupakan putera Anjani diambil oleh Batara Bayu lalu diangkat sebagai anak. Setelah pendidikannya selesai, Hanoman kembali ke dunia dan mengabdi pada pamannya, yaitu Sugriwa, raja kera Gua Kiskenda. Saat itu, Sugriwa baru saja dikalahkan oleh kakaknya, yaitu Subali, paman Hanoman lainnya. Hanoman berhasil bertemu Rama dan Laksmana, sepasang pangeran dari Ayodhya yang sedang menjalani pembuangan. Keduanya kemudian bekerja sama dengan Sugriwa untuk mengalahkan Subali, dan bersama menyerang negeri Alengka membebaskan Sita, istri Rama yang diculik Rahwana murid Subali.
Pertama-tama Hanoman menyusup ke istana Alengka untuk menyelidiki kekuatan Rahwana dan menyaksikan keadaan Sita. Di sana ia membuat kekacauan sehingga tertangkap dan dihukum bakar. Sebaliknya, Hanoman justru berhasil membakar sebagian ibu kota Alengka. Peristiwa tersebut terkenal dengan sebutan Hanoman Obong. Setelah Hanoman kembali ke tempat Rama, pasukan kera pun berangkat menyerbu Alengka. Hanoman tampil sebagai pahlawan yang banyak membunuh pasukan Alengka, misalnya Surpanaka (Sarpakenaka) adik Rahwana.
Dalam pertempuran terakhir antara Rama kewalahan menandingi Rahwana yang memiliki Aji Pancasunya, yaitu kemampuan untuk hidup abadi. Setiap kali senjata Rama menewaskan Rahwana, seketika itu pula Rahwana bangkit kembali. Wibisana, adik Rahwana yang memihak Rama segera meminta Hanoman untuk membantu. Hanoman pun mengangkat Gunung Ungrungan untuk ditimpakan di atas mayat Rahwana ketika Rahwana baru saja tewas di tangan Rama untuk kesekian kalinya. Melihat kelancangan Hanoman, Rama pun menghukumnya agar menjaga kuburan Rahwana. Rama yakin kalau Rahwana masih hidup di bawah gencetan gunung tersebut, dan setiap saat bisa melepaskan roh untuk membuat kekacauan di dunia.
Beberapa tahun kemudian setelah Rama meninggal, roh Rahwana meloloskan diri dari Gunung Ungrungan lalu pergi ke Pulau Jawa untuk mencari reinkarnasi Sita, yaitu Subadra adik Kresna. Kresna sendiri adalah reinkarnasi Rama. Hanoman mengejar dan bertemu Bima, adiknya sesama putera angkat Bayu. Hanoman kemudian mengabdi kepada Kresna. Ia juga berhasil menangkap roh Rahwana dan mengurungnya di Gunung Kendalisada. Di gunung itu Hanoman bertindak sebagai pertapa.PUNAKAWAN DAN HANOMAN

Suku Jawa di Indonesia mempunyai jenis kesenian tradisional yang bisa hidup dan berkembang hingga kini yang mampu menyentuh hati sanubari dan menggetarkan jiwa, yakni seni pewayangan. Selain sebagai alat komunikasi yang ampuh serta sarana memahami kehidupan, wayang bagi orang jawa merupakan smbolisme pandangan hidup orang jawa mengenai kehidupan. Dalam wayang seolah-olah orang jawa tidak hanya berhadapan dengan teori-teori umum tentang manusia, melainkan contoh hidup dan kelakuan manusia digambarkan secara konkrit. Berikut ini karaktereristik dan filosofi kehidupan dari berbagai tokoh wayang kulit di Indonesia:
          PUNAKAWAN
Punakawan adalah salah satu tokoh pewayangan yang sangat populer di Indonesia punakawan yang terdiri dari 4 tokoh wayang ini adalah satu keluarga Sang Bapak Semar dan mempunyai anak yaitu Gareng, Petruk, dan yang paling akhir Bagong. Para punakawan memiliki karakteristik yang melambangkan kehidupan-kehidupan orang kebanyakan, seperti penasihat para kesatria, penghibur, kritisi sosial, bahkan sumber kebenaran dan kebijakan. Punakawan sendiri menjadi penasihat pandawa lima. Berikut sifat dan kepribadian punakawan.
1.    Semar, adalah penjelmaan dewa. Semar merupakan pengasuh para pandawa,dan memiliki nama lain Hyang Ismaya. Semar dalam filosofi jawa adalah sebagai Badranaya dari kata bebadra=membangun sarana dari dasar, naya=nayaka=Utusan mangrasul artinya mengemban sifat membangun dan melaksanakan Perintah Allah demi kesejahteraan manusia. Semar yang mempunyai petuah-petuah yang bijak dan dapat mengayomi semua orang disekitarnya sehingga tak jarang semar disebut sebagai perlambangan pemimpin yang sempurna. Domisili semar adalah sebagai lurah karangdempel,karangdempel mempunyai makna yaitu Karang=gersang dan Dempel=keteguhan jiwa.
Ciri-ciri sosok Semar adalah Semar berambut kuncung seperti anak-anak, tapi juga berwajah sangat tua Semar tertawanya selalu diakhiri nada tangisan Semar Berwajah mata menangis namun mulutnya tertawa Semar Berprofil berdiri sekaligus jongkok Semar Tak pernah menyuruh namum memberi konsekuensi atas nasehatnya.
Figure punakawan khususnya semar dapat dijadikan sebagai figur pemimpin yang sejati dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan pengertian punakawan. Punakawan secara lahiriah adalah sebagai symbol atau suatu pola terstruktur dari ‘pembantu pimpinan' yang sangat ideal. Kata punakawan menurut pedalangan berasal dari kata pono , yang artinya cerdik, cermat dalam pengamatan dan katakawan = teman. Punakawan berarti teman atau pamong yang sangat cerdik, dapat dipercaya serta mempunyai pandangan yang luas dan pengamatan yang tajam serta cermat. Punakawan itu adalah abdi (bukan pelayan). Abdi itu hendaknya memiliki watak bijaksana, dapat dipercaya, jujur, panjang nalar dan tenang serta berani menghadapi segala situasi dan perasaan, baik yang sederhana maupun yang rumit.
Kehadiran semar dalam kehidupan nyata ini sering ditunggu-tunggu mengingat kondisi negara saat ini yang semakin kacau, kesengsaran dan penindasan oleh kaum kuat terhadap yang lemah semakin merajalela, moral dan etika tidak lagi diindahkan, para pemimpin yang hanya memikirkan kekayaan pribadi tanpa peduli dengan keadaan rakyatnya yang semakin tertindas dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya. Sebagai simbol kearifan dalam dunia wayang, semar adalah dewa yang menyamar sebagai orang kecil untuk mengembalikan perdamaian saat Negara dalam keadaan gawat. hal ini menjadikan banyak masyarakat atau segelintir orang yang masih peduli dengan kelangsungan hidup negara ini mendambakan sosok semar yang menjelma dalam kehidupan real saat ini, yang mampu menyelamatkan bangsa dari berbagai krisis multidimensi yang sedang melanda bangsa Indonesia. Terlebih lagi dalam agama Islam juga diajarkan bahwa akan ada seorang Al-Mahdi yang diturunkan Tuhan sebagai sang pembebas.
Semar juga prlambang Ngelmu gaib-Kasampurnaning pati yaitu Bojo sira arsa mardi kamardikan, ajwa samar sumingkiring dur-kamurkan Mardikaartinya "merdekanya jiwa dan sukma yang mempunyai makna adalah merdekanya jiwa dan sukma yaitu tidak dijajah oleh hawa nafsu dan keduniawian agar menuju kematian yang sempurna bersih tanpa noda dosa”.

2.    Gareng, anak Gandarwa (sebangsa jin) yang diambil anak angkat pertama oleh Semar. Nama lain gareng adalah :Pancalpamor ( artinya menolak godaan duniawi )Pegatwaja ( artinya gigi sebagai perlambang bahwa Gareng tidak suka makan makanan yang enak-enak yang memboroskan dan mengundang penyakit. Nala Gareng(artinya hati yang kering, kering dari kemakmuran, sehingga ia senantiasa berbuat baik). Gareng adalah punakawan kedua setelah Semar. ciri fisik Gareng :
1)     Mata juling artinya tidak mau melihat hal-hal yang mengundang kejahatan/ tidak baik.
2)    Tangan ceko (melengkung) artinya tidak mau mengambil/ merampas hak orang lain.
3)     Sikil gejik (seperti pincang) artinya selalu penuh kewaspadaan dalam segala perilaku.
Gareng senang bercanda, setia kepada tuannya, dan gemar menolong. Dalam pengembaraannya pernah menjadi raja bernama Prabu Pandu Bergola di kerajaan Parang Gumiwang. Ia sakti mandraguna, semua raja ditaklukkannya. Tetapi ia ingin mencoba kerajaan Amarta ( tempat ia mengabdi ketika menjadi punakawan).Semua satria pandawapun dikalahkannya. Sementara itu Semar, Petruk dan Bagong sangat kebingungan karena kepergian Gareng. Untunglah Pandawa mempunyai penasehat yang ulung, yaitu Prabu Kresna. Ia menyarankan kepada Semar, jika ia ingin bertemu dengan Gareng relakanlah Petruk untuk untuk menghadapi Pandu Bergola. Semar tanggap dengan ucapan Krena, sedangkan hati Petruk menjadi ciut nyalinya. Petruk berfikir Semua raja juga termasuk Pandawa saja dikalahkan Pandu Bergola, apa jadinya kalau dia yang menghadapinya. Melihat kegamangan Petruk, Semar mendekat dan membisikkan sesuatu kepadanya. Setelah itu petruk menjadi semangat dan girang, kemudian ia berangkat menghadapi Pandu Bergola.
Saat Pandu Bergola sudah berhadapan dengan Petruk, ia selalu membelakangi ( tidak mau bertatap muka), jika terpaksa bertatap muka ia selalu menunduk. Tetapi Petruk senantiasa mendesak untuk bertanding. Akhirnya terjadilah perang tanding yang sangat ramai, penuh kelucuan dan juga kesaktian. Saat pergumulan terjadi Pandu Bergola berubah wujud menjadi Gareng. Tetapi Petruk belum menyadarinya. Pergumulan terus berlanjut sampai pada akhirnya Semar memisahkan keduanya. Begitu tahu wujud asli Pandu Bergola Petruk memeluk erat-erat kakaknya (Gareng) dengan penuh girang. semua keluarga Pandawa ikut bersuka cita karena abdinya telah kembali.
Gareng ditanya oleh Kresna, mengapa melakukan seperti itu. ia menjawab bahwa dia ingin mengingatkan tuan-tuannya (Pandawa), jangan lupa karena sudah makmur sehingga kurang/ hilang kehati-hatian serta kewaspadaannya. Bagaimana jadinya kalau negara diserang musuh dengan tiba-tiba? negara akan hancur dan rakyat menderita. Maka sebelum semua itu terjadi Gareng mengingatkan pada rajanya. Pandawa merasa gembira dan beruntung punya abdi seperti Gareng.
Makna yang terkandung dalam kisah Gareng adalah :
  Jangan menilai seseorang dari wujud fisiknya. Budi itu terletak di hati, watak tidak tampak pada wujud fisik tetapi pada tingkah dan perilaku. Belum tentu fisiknya cacat hatinya jahat.
  Manusia wajib saling mengingatkan.
  Jangan suka merampas hak orang lain.
  Cintailah saudaramu dengan setulus hati.
  Kalau bertindah harus dengan penuh perhitungan dan hati-hati.

3.    Petruk, adalah putra angkat kedua Semar.Nama lain dari petruk adalah Bambang Panyukilan dia adalah titisan pendeta raksasa dipertapaan yang bertempat di dalam lautan yang bernama Begawan salantara.Petruk mempunyai watak senang bersenda gurau dan pintar bicara,Dia juga senang berkelahi untuk mengetest kekuatannya.sampai suatu saat ketika malakukan pengembaraan dia bertemu dengan Bambang Sukodadi (Gareng).Dalam pertarungannya mereka tidak ada yang kalah dan menang.Saling hantam injak terus sampai-sampai wajah mereka hancur.Saat pertarungan berlangsung tiba-tiba datanglah Semar dan melerai mereka,setelah melerai Semar memberi nasehat Petruk atau Bambang Panyukilan tertarik dengan petuah-petuah Semar dan dia meminta untuk diangkat sebagai anak.Semar mengijinkan asalkan dia mau jadi pamong dari ksatria berbudi luhur (Pandawa).Petruk pun diangkat sebagai anak ke-2 Semar sebagai adik Gareng.Dalam cerita pewayangan petruk adalah pelawak,dan para dalang membuatkan cerita tentang petruk sebagai contoh Petruk Ilang Pethele dan Petruk dadi ratu.

4.    Bagong, adalah sejatinya bayangan dari semar dan selalu menemaninya kemana pun Semar pergi,bagong adalah sosok Humoris dan suka sak karepe dewe (Semaunya sendiri) walau pun begitu dia juga sering memberikan petuah-petuah bijaksana.Ciri-ciri Bagong adalah karena dia sosok yang harmonis dia digambarkan dengan perut bulat,mata Lebar dan bibir memble semakin menambah kehumoran bagong.

          HANOMAN
Hanoman dalam pewayangan Jawa, merupakan putera Bhatara Guru yang menjadi murid dan anak angkat Bhatara Bayu. Hanoman sendiri merupakan tokoh lintas generasi sejak zaman Rama sampai zaman Jayabaya.
Anjani adalah puteri sulung Resi Gotama yang terkena kutukan sehingga berwajah kera. Atas perintah ayahnya, ia pun bertapa telanjang di telaga Madirda. Suatu ketika, Batara Guru dan Batara Narada terbang melintasi angkasa. Saat melihat Anjani, Batara Guru terkesima sampai mengeluarkan air mani. Raja para dewa pewayangan itu pun mengusapnya dengan daun asam (Bahasa Jawa: Sinom) lalu dibuangnya ke telaga. Daun sinom itu jatuh di pangkuan Anjani. Ia pun memungut dan memakannya sehingga mengandung. Ketika tiba saatnya melahirkan, Anjani dibantu para bidadari kiriman Batara Guru. Ia melahirkan seekor bayi kera berbulu putih, sedangkan dirinya sendiri kembali berwajah cantik dan dibawa ke kahyangan sebagai bidadari.
Bayi berwujud kera putih yang merupakan putera Anjani diambil oleh Batara Bayu lalu diangkat sebagai anak. Setelah pendidikannya selesai, Hanoman kembali ke dunia dan mengabdi pada pamannya, yaitu Sugriwa, raja kera Gua Kiskenda. Saat itu, Sugriwa baru saja dikalahkan oleh kakaknya, yaitu Subali, paman Hanoman lainnya. Hanoman berhasil bertemu Rama dan Laksmana, sepasang pangeran dari Ayodhya yang sedang menjalani pembuangan. Keduanya kemudian bekerja sama dengan Sugriwa untuk mengalahkan Subali, dan bersama menyerang negeri Alengka membebaskan Sita, istri Rama yang diculik Rahwana murid Subali.
Pertama-tama Hanoman menyusup ke istana Alengka untuk menyelidiki kekuatan Rahwana dan menyaksikan keadaan Sita. Di sana ia membuat kekacauan sehingga tertangkap dan dihukum bakar. Sebaliknya, Hanoman justru berhasil membakar sebagian ibu kota Alengka. Peristiwa tersebut terkenal dengan sebutan Hanoman Obong. Setelah Hanoman kembali ke tempat Rama, pasukan kera pun berangkat menyerbu Alengka. Hanoman tampil sebagai pahlawan yang banyak membunuh pasukan Alengka, misalnya Surpanaka (Sarpakenaka) adik Rahwana.
Dalam pertempuran terakhir antara Rama kewalahan menandingi Rahwana yang memiliki Aji Pancasunya, yaitu kemampuan untuk hidup abadi. Setiap kali senjata Rama menewaskan Rahwana, seketika itu pula Rahwana bangkit kembali. Wibisana, adik Rahwana yang memihak Rama segera meminta Hanoman untuk membantu. Hanoman pun mengangkat Gunung Ungrungan untuk ditimpakan di atas mayat Rahwana ketika Rahwana baru saja tewas di tangan Rama untuk kesekian kalinya. Melihat kelancangan Hanoman, Rama pun menghukumnya agar menjaga kuburan Rahwana. Rama yakin kalau Rahwana masih hidup di bawah gencetan gunung tersebut, dan setiap saat bisa melepaskan roh untuk membuat kekacauan di dunia.
Beberapa tahun kemudian setelah Rama meninggal, roh Rahwana meloloskan diri dari Gunung Ungrungan lalu pergi ke Pulau Jawa untuk mencari reinkarnasi Sita, yaitu Subadra adik Kresna. Kresna sendiri adalah reinkarnasi Rama. Hanoman mengejar dan bertemu Bima, adiknya sesama putera angkat Bayu. Hanoman kemudian mengabdi kepada Kresna. Ia juga berhasil menangkap roh Rahwana dan mengurungnya di Gunung Kendalisada. Di gunung itu Hanoman bertindak sebagai pertapa.PUNAKAWAN DAN HANOMAN

Suku Jawa di Indonesia mempunyai jenis kesenian tradisional yang bisa hidup dan berkembang hingga kini yang mampu menyentuh hati sanubari dan menggetarkan jiwa, yakni seni pewayangan. Selain sebagai alat komunikasi yang ampuh serta sarana memahami kehidupan, wayang bagi orang jawa merupakan smbolisme pandangan hidup orang jawa mengenai kehidupan. Dalam wayang seolah-olah orang jawa tidak hanya berhadapan dengan teori-teori umum tentang manusia, melainkan contoh hidup dan kelakuan manusia digambarkan secara konkrit. Berikut ini karaktereristik dan filosofi kehidupan dari berbagai tokoh wayang kulit di Indonesia:
          PUNAKAWAN
Punakawan adalah salah satu tokoh pewayangan yang sangat populer di Indonesia punakawan yang terdiri dari 4 tokoh wayang ini adalah satu keluarga Sang Bapak Semar dan mempunyai anak yaitu Gareng, Petruk, dan yang paling akhir Bagong. Para punakawan memiliki karakteristik yang melambangkan kehidupan-kehidupan orang kebanyakan, seperti penasihat para kesatria, penghibur, kritisi sosial, bahkan sumber kebenaran dan kebijakan. Punakawan sendiri menjadi penasihat pandawa lima. Berikut sifat dan kepribadian punakawan.
1.    Semar, adalah penjelmaan dewa. Semar merupakan pengasuh para pandawa,dan memiliki nama lain Hyang Ismaya. Semar dalam filosofi jawa adalah sebagai Badranaya dari kata bebadra=membangun sarana dari dasar, naya=nayaka=Utusan mangrasul artinya mengemban sifat membangun dan melaksanakan Perintah Allah demi kesejahteraan manusia. Semar yang mempunyai petuah-petuah yang bijak dan dapat mengayomi semua orang disekitarnya sehingga tak jarang semar disebut sebagai perlambangan pemimpin yang sempurna. Domisili semar adalah sebagai lurah karangdempel,karangdempel mempunyai makna yaitu Karang=gersang dan Dempel=keteguhan jiwa.
Ciri-ciri sosok Semar adalah Semar berambut kuncung seperti anak-anak, tapi juga berwajah sangat tua Semar tertawanya selalu diakhiri nada tangisan Semar Berwajah mata menangis namun mulutnya tertawa Semar Berprofil berdiri sekaligus jongkok Semar Tak pernah menyuruh namum memberi konsekuensi atas nasehatnya.
Figure punakawan khususnya semar dapat dijadikan sebagai figur pemimpin yang sejati dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan pengertian punakawan. Punakawan secara lahiriah adalah sebagai symbol atau suatu pola terstruktur dari ‘pembantu pimpinan' yang sangat ideal. Kata punakawan menurut pedalangan berasal dari kata pono , yang artinya cerdik, cermat dalam pengamatan dan katakawan = teman. Punakawan berarti teman atau pamong yang sangat cerdik, dapat dipercaya serta mempunyai pandangan yang luas dan pengamatan yang tajam serta cermat. Punakawan itu adalah abdi (bukan pelayan). Abdi itu hendaknya memiliki watak bijaksana, dapat dipercaya, jujur, panjang nalar dan tenang serta berani menghadapi segala situasi dan perasaan, baik yang sederhana maupun yang rumit.
Kehadiran semar dalam kehidupan nyata ini sering ditunggu-tunggu mengingat kondisi negara saat ini yang semakin kacau, kesengsaran dan penindasan oleh kaum kuat terhadap yang lemah semakin merajalela, moral dan etika tidak lagi diindahkan, para pemimpin yang hanya memikirkan kekayaan pribadi tanpa peduli dengan keadaan rakyatnya yang semakin tertindas dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya. Sebagai simbol kearifan dalam dunia wayang, semar adalah dewa yang menyamar sebagai orang kecil untuk mengembalikan perdamaian saat Negara dalam keadaan gawat. hal ini menjadikan banyak masyarakat atau segelintir orang yang masih peduli dengan kelangsungan hidup negara ini mendambakan sosok semar yang menjelma dalam kehidupan real saat ini, yang mampu menyelamatkan bangsa dari berbagai krisis multidimensi yang sedang melanda bangsa Indonesia. Terlebih lagi dalam agama Islam juga diajarkan bahwa akan ada seorang Al-Mahdi yang diturunkan Tuhan sebagai sang pembebas.
Semar juga prlambang Ngelmu gaib-Kasampurnaning pati yaitu Bojo sira arsa mardi kamardikan, ajwa samar sumingkiring dur-kamurkan Mardikaartinya "merdekanya jiwa dan sukma yang mempunyai makna adalah merdekanya jiwa dan sukma yaitu tidak dijajah oleh hawa nafsu dan keduniawian agar menuju kematian yang sempurna bersih tanpa noda dosa”.

2.    Gareng, anak Gandarwa (sebangsa jin) yang diambil anak angkat pertama oleh Semar. Nama lain gareng adalah :Pancalpamor ( artinya menolak godaan duniawi )Pegatwaja ( artinya gigi sebagai perlambang bahwa Gareng tidak suka makan makanan yang enak-enak yang memboroskan dan mengundang penyakit. Nala Gareng(artinya hati yang kering, kering dari kemakmuran, sehingga ia senantiasa berbuat baik). Gareng adalah punakawan kedua setelah Semar. ciri fisik Gareng :
1)     Mata juling artinya tidak mau melihat hal-hal yang mengundang kejahatan/ tidak baik.
2)    Tangan ceko (melengkung) artinya tidak mau mengambil/ merampas hak orang lain.
3)     Sikil gejik (seperti pincang) artinya selalu penuh kewaspadaan dalam segala perilaku.
Gareng senang bercanda, setia kepada tuannya, dan gemar menolong. Dalam pengembaraannya pernah menjadi raja bernama Prabu Pandu Bergola di kerajaan Parang Gumiwang. Ia sakti mandraguna, semua raja ditaklukkannya. Tetapi ia ingin mencoba kerajaan Amarta ( tempat ia mengabdi ketika menjadi punakawan).Semua satria pandawapun dikalahkannya. Sementara itu Semar, Petruk dan Bagong sangat kebingungan karena kepergian Gareng. Untunglah Pandawa mempunyai penasehat yang ulung, yaitu Prabu Kresna. Ia menyarankan kepada Semar, jika ia ingin bertemu dengan Gareng relakanlah Petruk untuk untuk menghadapi Pandu Bergola. Semar tanggap dengan ucapan Krena, sedangkan hati Petruk menjadi ciut nyalinya. Petruk berfikir Semua raja juga termasuk Pandawa saja dikalahkan Pandu Bergola, apa jadinya kalau dia yang menghadapinya. Melihat kegamangan Petruk, Semar mendekat dan membisikkan sesuatu kepadanya. Setelah itu petruk menjadi semangat dan girang, kemudian ia berangkat menghadapi Pandu Bergola.
Saat Pandu Bergola sudah berhadapan dengan Petruk, ia selalu membelakangi ( tidak mau bertatap muka), jika terpaksa bertatap muka ia selalu menunduk. Tetapi Petruk senantiasa mendesak untuk bertanding. Akhirnya terjadilah perang tanding yang sangat ramai, penuh kelucuan dan juga kesaktian. Saat pergumulan terjadi Pandu Bergola berubah wujud menjadi Gareng. Tetapi Petruk belum menyadarinya. Pergumulan terus berlanjut sampai pada akhirnya Semar memisahkan keduanya. Begitu tahu wujud asli Pandu Bergola Petruk memeluk erat-erat kakaknya (Gareng) dengan penuh girang. semua keluarga Pandawa ikut bersuka cita karena abdinya telah kembali.
Gareng ditanya oleh Kresna, mengapa melakukan seperti itu. ia menjawab bahwa dia ingin mengingatkan tuan-tuannya (Pandawa), jangan lupa karena sudah makmur sehingga kurang/ hilang kehati-hatian serta kewaspadaannya. Bagaimana jadinya kalau negara diserang musuh dengan tiba-tiba? negara akan hancur dan rakyat menderita. Maka sebelum semua itu terjadi Gareng mengingatkan pada rajanya. Pandawa merasa gembira dan beruntung punya abdi seperti Gareng.
Makna yang terkandung dalam kisah Gareng adalah :
  Jangan menilai seseorang dari wujud fisiknya. Budi itu terletak di hati, watak tidak tampak pada wujud fisik tetapi pada tingkah dan perilaku. Belum tentu fisiknya cacat hatinya jahat.
  Manusia wajib saling mengingatkan.
  Jangan suka merampas hak orang lain.
  Cintailah saudaramu dengan setulus hati.
  Kalau bertindah harus dengan penuh perhitungan dan hati-hati.

3.    Petruk, adalah putra angkat kedua Semar.Nama lain dari petruk adalah Bambang Panyukilan dia adalah titisan pendeta raksasa dipertapaan yang bertempat di dalam lautan yang bernama Begawan salantara.Petruk mempunyai watak senang bersenda gurau dan pintar bicara,Dia juga senang berkelahi untuk mengetest kekuatannya.sampai suatu saat ketika malakukan pengembaraan dia bertemu dengan Bambang Sukodadi (Gareng).Dalam pertarungannya mereka tidak ada yang kalah dan menang.Saling hantam injak terus sampai-sampai wajah mereka hancur.Saat pertarungan berlangsung tiba-tiba datanglah Semar dan melerai mereka,setelah melerai Semar memberi nasehat Petruk atau Bambang Panyukilan tertarik dengan petuah-petuah Semar dan dia meminta untuk diangkat sebagai anak.Semar mengijinkan asalkan dia mau jadi pamong dari ksatria berbudi luhur (Pandawa).Petruk pun diangkat sebagai anak ke-2 Semar sebagai adik Gareng.Dalam cerita pewayangan petruk adalah pelawak,dan para dalang membuatkan cerita tentang petruk sebagai contoh Petruk Ilang Pethele dan Petruk dadi ratu.

4.    Bagong, adalah sejatinya bayangan dari semar dan selalu menemaninya kemana pun Semar pergi,bagong adalah sosok Humoris dan suka sak karepe dewe (Semaunya sendiri) walau pun begitu dia juga sering memberikan petuah-petuah bijaksana.Ciri-ciri Bagong adalah karena dia sosok yang harmonis dia digambarkan dengan perut bulat,mata Lebar dan bibir memble semakin menambah kehumoran bagong.

          HANOMAN
Hanoman dalam pewayangan Jawa, merupakan putera Bhatara Guru yang menjadi murid dan anak angkat Bhatara Bayu. Hanoman sendiri merupakan tokoh lintas generasi sejak zaman Rama sampai zaman Jayabaya.
Anjani adalah puteri sulung Resi Gotama yang terkena kutukan sehingga berwajah kera. Atas perintah ayahnya, ia pun bertapa telanjang di telaga Madirda. Suatu ketika, Batara Guru dan Batara Narada terbang melintasi angkasa. Saat melihat Anjani, Batara Guru terkesima sampai mengeluarkan air mani. Raja para dewa pewayangan itu pun mengusapnya dengan daun asam (Bahasa Jawa: Sinom) lalu dibuangnya ke telaga. Daun sinom itu jatuh di pangkuan Anjani. Ia pun memungut dan memakannya sehingga mengandung. Ketika tiba saatnya melahirkan, Anjani dibantu para bidadari kiriman Batara Guru. Ia melahirkan seekor bayi kera berbulu putih, sedangkan dirinya sendiri kembali berwajah cantik dan dibawa ke kahyangan sebagai bidadari.
Bayi berwujud kera putih yang merupakan putera Anjani diambil oleh Batara Bayu lalu diangkat sebagai anak. Setelah pendidikannya selesai, Hanoman kembali ke dunia dan mengabdi pada pamannya, yaitu Sugriwa, raja kera Gua Kiskenda. Saat itu, Sugriwa baru saja dikalahkan oleh kakaknya, yaitu Subali, paman Hanoman lainnya. Hanoman berhasil bertemu Rama dan Laksmana, sepasang pangeran dari Ayodhya yang sedang menjalani pembuangan. Keduanya kemudian bekerja sama dengan Sugriwa untuk mengalahkan Subali, dan bersama menyerang negeri Alengka membebaskan Sita, istri Rama yang diculik Rahwana murid Subali.
Pertama-tama Hanoman menyusup ke istana Alengka untuk menyelidiki kekuatan Rahwana dan menyaksikan keadaan Sita. Di sana ia membuat kekacauan sehingga tertangkap dan dihukum bakar. Sebaliknya, Hanoman justru berhasil membakar sebagian ibu kota Alengka. Peristiwa tersebut terkenal dengan sebutan Hanoman Obong. Setelah Hanoman kembali ke tempat Rama, pasukan kera pun berangkat menyerbu Alengka. Hanoman tampil sebagai pahlawan yang banyak membunuh pasukan Alengka, misalnya Surpanaka (Sarpakenaka) adik Rahwana.
Dalam pertempuran terakhir antara Rama kewalahan menandingi Rahwana yang memiliki Aji Pancasunya, yaitu kemampuan untuk hidup abadi. Setiap kali senjata Rama menewaskan Rahwana, seketika itu pula Rahwana bangkit kembali. Wibisana, adik Rahwana yang memihak Rama segera meminta Hanoman untuk membantu. Hanoman pun mengangkat Gunung Ungrungan untuk ditimpakan di atas mayat Rahwana ketika Rahwana baru saja tewas di tangan Rama untuk kesekian kalinya. Melihat kelancangan Hanoman, Rama pun menghukumnya agar menjaga kuburan Rahwana. Rama yakin kalau Rahwana masih hidup di bawah gencetan gunung tersebut, dan setiap saat bisa melepaskan roh untuk membuat kekacauan di dunia.
Beberapa tahun kemudian setelah Rama meninggal, roh Rahwana meloloskan diri dari Gunung Ungrungan lalu pergi ke Pulau Jawa untuk mencari reinkarnasi Sita, yaitu Subadra adik Kresna. Kresna sendiri adalah reinkarnasi Rama. Hanoman mengejar dan bertemu Bima, adiknya sesama putera angkat Bayu. Hanoman kemudian mengabdi kepada Kresna. Ia juga berhasil menangkap roh Rahwana dan mengurungnya di Gunung Kendalisada. Di gunung itu Hanoman bertindak sebagai pertapa.PUNAKAWAN DAN HANOMAN

Suku Jawa di Indonesia mempunyai jenis kesenian tradisional yang bisa hidup dan berkembang hingga kini yang mampu menyentuh hati sanubari dan menggetarkan jiwa, yakni seni pewayangan. Selain sebagai alat komunikasi yang ampuh serta sarana memahami kehidupan, wayang bagi orang jawa merupakan smbolisme pandangan hidup orang jawa mengenai kehidupan. Dalam wayang seolah-olah orang jawa tidak hanya berhadapan dengan teori-teori umum tentang manusia, melainkan contoh hidup dan kelakuan manusia digambarkan secara konkrit. Berikut ini karaktereristik dan filosofi kehidupan dari berbagai tokoh wayang kulit di Indonesia:
          PUNAKAWAN
Punakawan adalah salah satu tokoh pewayangan yang sangat populer di Indonesia punakawan yang terdiri dari 4 tokoh wayang ini adalah satu keluarga Sang Bapak Semar dan mempunyai anak yaitu Gareng, Petruk, dan yang paling akhir Bagong. Para punakawan memiliki karakteristik yang melambangkan kehidupan-kehidupan orang kebanyakan, seperti penasihat para kesatria, penghibur, kritisi sosial, bahkan sumber kebenaran dan kebijakan. Punakawan sendiri menjadi penasihat pandawa lima. Berikut sifat dan kepribadian punakawan.
1.    Semar, adalah penjelmaan dewa. Semar merupakan pengasuh para pandawa,dan memiliki nama lain Hyang Ismaya. Semar dalam filosofi jawa adalah sebagai Badranaya dari kata bebadra=membangun sarana dari dasar, naya=nayaka=Utusan mangrasul artinya mengemban sifat membangun dan melaksanakan Perintah Allah demi kesejahteraan manusia. Semar yang mempunyai petuah-petuah yang bijak dan dapat mengayomi semua orang disekitarnya sehingga tak jarang semar disebut sebagai perlambangan pemimpin yang sempurna. Domisili semar adalah sebagai lurah karangdempel,karangdempel mempunyai makna yaitu Karang=gersang dan Dempel=keteguhan jiwa.
Ciri-ciri sosok Semar adalah Semar berambut kuncung seperti anak-anak, tapi juga berwajah sangat tua Semar tertawanya selalu diakhiri nada tangisan Semar Berwajah mata menangis namun mulutnya tertawa Semar Berprofil berdiri sekaligus jongkok Semar Tak pernah menyuruh namum memberi konsekuensi atas nasehatnya.
Figure punakawan khususnya semar dapat dijadikan sebagai figur pemimpin yang sejati dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan pengertian punakawan. Punakawan secara lahiriah adalah sebagai symbol atau suatu pola terstruktur dari ‘pembantu pimpinan' yang sangat ideal. Kata punakawan menurut pedalangan berasal dari kata pono , yang artinya cerdik, cermat dalam pengamatan dan katakawan = teman. Punakawan berarti teman atau pamong yang sangat cerdik, dapat dipercaya serta mempunyai pandangan yang luas dan pengamatan yang tajam serta cermat. Punakawan itu adalah abdi (bukan pelayan). Abdi itu hendaknya memiliki watak bijaksana, dapat dipercaya, jujur, panjang nalar dan tenang serta berani menghadapi segala situasi dan perasaan, baik yang sederhana maupun yang rumit.
Kehadiran semar dalam kehidupan nyata ini sering ditunggu-tunggu mengingat kondisi negara saat ini yang semakin kacau, kesengsaran dan penindasan oleh kaum kuat terhadap yang lemah semakin merajalela, moral dan etika tidak lagi diindahkan, para pemimpin yang hanya memikirkan kekayaan pribadi tanpa peduli dengan keadaan rakyatnya yang semakin tertindas dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya. Sebagai simbol kearifan dalam dunia wayang, semar adalah dewa yang menyamar sebagai orang kecil untuk mengembalikan perdamaian saat Negara dalam keadaan gawat. hal ini menjadikan banyak masyarakat atau segelintir orang yang masih peduli dengan kelangsungan hidup negara ini mendambakan sosok semar yang menjelma dalam kehidupan real saat ini, yang mampu menyelamatkan bangsa dari berbagai krisis multidimensi yang sedang melanda bangsa Indonesia. Terlebih lagi dalam agama Islam juga diajarkan bahwa akan ada seorang Al-Mahdi yang diturunkan Tuhan sebagai sang pembebas.
Semar juga prlambang Ngelmu gaib-Kasampurnaning pati yaitu Bojo sira arsa mardi kamardikan, ajwa samar sumingkiring dur-kamurkan Mardikaartinya "merdekanya jiwa dan sukma yang mempunyai makna adalah merdekanya jiwa dan sukma yaitu tidak dijajah oleh hawa nafsu dan keduniawian agar menuju kematian yang sempurna bersih tanpa noda dosa”.

2.    Gareng, anak Gandarwa (sebangsa jin) yang diambil anak angkat pertama oleh Semar. Nama lain gareng adalah :Pancalpamor ( artinya menolak godaan duniawi )Pegatwaja ( artinya gigi sebagai perlambang bahwa Gareng tidak suka makan makanan yang enak-enak yang memboroskan dan mengundang penyakit. Nala Gareng(artinya hati yang kering, kering dari kemakmuran, sehingga ia senantiasa berbuat baik). Gareng adalah punakawan kedua setelah Semar. ciri fisik Gareng :
1)     Mata juling artinya tidak mau melihat hal-hal yang mengundang kejahatan/ tidak baik.
2)    Tangan ceko (melengkung) artinya tidak mau mengambil/ merampas hak orang lain.
3)     Sikil gejik (seperti pincang) artinya selalu penuh kewaspadaan dalam segala perilaku.
Gareng senang bercanda, setia kepada tuannya, dan gemar menolong. Dalam pengembaraannya pernah menjadi raja bernama Prabu Pandu Bergola di kerajaan Parang Gumiwang. Ia sakti mandraguna, semua raja ditaklukkannya. Tetapi ia ingin mencoba kerajaan Amarta ( tempat ia mengabdi ketika menjadi punakawan).Semua satria pandawapun dikalahkannya. Sementara itu Semar, Petruk dan Bagong sangat kebingungan karena kepergian Gareng. Untunglah Pandawa mempunyai penasehat yang ulung, yaitu Prabu Kresna. Ia menyarankan kepada Semar, jika ia ingin bertemu dengan Gareng relakanlah Petruk untuk untuk menghadapi Pandu Bergola. Semar tanggap dengan ucapan Krena, sedangkan hati Petruk menjadi ciut nyalinya. Petruk berfikir Semua raja juga termasuk Pandawa saja dikalahkan Pandu Bergola, apa jadinya kalau dia yang menghadapinya. Melihat kegamangan Petruk, Semar mendekat dan membisikkan sesuatu kepadanya. Setelah itu petruk menjadi semangat dan girang, kemudian ia berangkat menghadapi Pandu Bergola.
Saat Pandu Bergola sudah berhadapan dengan Petruk, ia selalu membelakangi ( tidak mau bertatap muka), jika terpaksa bertatap muka ia selalu menunduk. Tetapi Petruk senantiasa mendesak untuk bertanding. Akhirnya terjadilah perang tanding yang sangat ramai, penuh kelucuan dan juga kesaktian. Saat pergumulan terjadi Pandu Bergola berubah wujud menjadi Gareng. Tetapi Petruk belum menyadarinya. Pergumulan terus berlanjut sampai pada akhirnya Semar memisahkan keduanya. Begitu tahu wujud asli Pandu Bergola Petruk memeluk erat-erat kakaknya (Gareng) dengan penuh girang. semua keluarga Pandawa ikut bersuka cita karena abdinya telah kembali.
Gareng ditanya oleh Kresna, mengapa melakukan seperti itu. ia menjawab bahwa dia ingin mengingatkan tuan-tuannya (Pandawa), jangan lupa karena sudah makmur sehingga kurang/ hilang kehati-hatian serta kewaspadaannya. Bagaimana jadinya kalau negara diserang musuh dengan tiba-tiba? negara akan hancur dan rakyat menderita. Maka sebelum semua itu terjadi Gareng mengingatkan pada rajanya. Pandawa merasa gembira dan beruntung punya abdi seperti Gareng.
Makna yang terkandung dalam kisah Gareng adalah :
  Jangan menilai seseorang dari wujud fisiknya. Budi itu terletak di hati, watak tidak tampak pada wujud fisik tetapi pada tingkah dan perilaku. Belum tentu fisiknya cacat hatinya jahat.
  Manusia wajib saling mengingatkan.
  Jangan suka merampas hak orang lain.
  Cintailah saudaramu dengan setulus hati.
  Kalau bertindah harus dengan penuh perhitungan dan hati-hati.

3.    Petruk, adalah putra angkat kedua Semar.Nama lain dari petruk adalah Bambang Panyukilan dia adalah titisan pendeta raksasa dipertapaan yang bertempat di dalam lautan yang bernama Begawan salantara.Petruk mempunyai watak senang bersenda gurau dan pintar bicara,Dia juga senang berkelahi untuk mengetest kekuatannya.sampai suatu saat ketika malakukan pengembaraan dia bertemu dengan Bambang Sukodadi (Gareng).Dalam pertarungannya mereka tidak ada yang kalah dan menang.Saling hantam injak terus sampai-sampai wajah mereka hancur.Saat pertarungan berlangsung tiba-tiba datanglah Semar dan melerai mereka,setelah melerai Semar memberi nasehat Petruk atau Bambang Panyukilan tertarik dengan petuah-petuah Semar dan dia meminta untuk diangkat sebagai anak.Semar mengijinkan asalkan dia mau jadi pamong dari ksatria berbudi luhur (Pandawa).Petruk pun diangkat sebagai anak ke-2 Semar sebagai adik Gareng.Dalam cerita pewayangan petruk adalah pelawak,dan para dalang membuatkan cerita tentang petruk sebagai contoh Petruk Ilang Pethele dan Petruk dadi ratu.

4.    Bagong, adalah sejatinya bayangan dari semar dan selalu menemaninya kemana pun Semar pergi,bagong adalah sosok Humoris dan suka sak karepe dewe (Semaunya sendiri) walau pun begitu dia juga sering memberikan petuah-petuah bijaksana.Ciri-ciri Bagong adalah karena dia sosok yang harmonis dia digambarkan dengan perut bulat,mata Lebar dan bibir memble semakin menambah kehumoran bagong.

          HANOMAN
Hanoman dalam pewayangan Jawa, merupakan putera Bhatara Guru yang menjadi murid dan anak angkat Bhatara Bayu. Hanoman sendiri merupakan tokoh lintas generasi sejak zaman Rama sampai zaman Jayabaya.
Anjani adalah puteri sulung Resi Gotama yang terkena kutukan sehingga berwajah kera. Atas perintah ayahnya, ia pun bertapa telanjang di telaga Madirda. Suatu ketika, Batara Guru dan Batara Narada terbang melintasi angkasa. Saat melihat Anjani, Batara Guru terkesima sampai mengeluarkan air mani. Raja para dewa pewayangan itu pun mengusapnya dengan daun asam (Bahasa Jawa: Sinom) lalu dibuangnya ke telaga. Daun sinom itu jatuh di pangkuan Anjani. Ia pun memungut dan memakannya sehingga mengandung. Ketika tiba saatnya melahirkan, Anjani dibantu para bidadari kiriman Batara Guru. Ia melahirkan seekor bayi kera berbulu putih, sedangkan dirinya sendiri kembali berwajah cantik dan dibawa ke kahyangan sebagai bidadari.
Bayi berwujud kera putih yang merupakan putera Anjani diambil oleh Batara Bayu lalu diangkat sebagai anak. Setelah pendidikannya selesai, Hanoman kembali ke dunia dan mengabdi pada pamannya, yaitu Sugriwa, raja kera Gua Kiskenda. Saat itu, Sugriwa baru saja dikalahkan oleh kakaknya, yaitu Subali, paman Hanoman lainnya. Hanoman berhasil bertemu Rama dan Laksmana, sepasang pangeran dari Ayodhya yang sedang menjalani pembuangan. Keduanya kemudian bekerja sama dengan Sugriwa untuk mengalahkan Subali, dan bersama menyerang negeri Alengka membebaskan Sita, istri Rama yang diculik Rahwana murid Subali.
Pertama-tama Hanoman menyusup ke istana Alengka untuk menyelidiki kekuatan Rahwana dan menyaksikan keadaan Sita. Di sana ia membuat kekacauan sehingga tertangkap dan dihukum bakar. Sebaliknya, Hanoman justru berhasil membakar sebagian ibu kota Alengka. Peristiwa tersebut terkenal dengan sebutan Hanoman Obong. Setelah Hanoman kembali ke tempat Rama, pasukan kera pun berangkat menyerbu Alengka. Hanoman tampil sebagai pahlawan yang banyak membunuh pasukan Alengka, misalnya Surpanaka (Sarpakenaka) adik Rahwana.
Dalam pertempuran terakhir antara Rama kewalahan menandingi Rahwana yang memiliki Aji Pancasunya, yaitu kemampuan untuk hidup abadi. Setiap kali senjata Rama menewaskan Rahwana, seketika itu pula Rahwana bangkit kembali. Wibisana, adik Rahwana yang memihak Rama segera meminta Hanoman untuk membantu. Hanoman pun mengangkat Gunung Ungrungan untuk ditimpakan di atas mayat Rahwana ketika Rahwana baru saja tewas di tangan Rama untuk kesekian kalinya. Melihat kelancangan Hanoman, Rama pun menghukumnya agar menjaga kuburan Rahwana. Rama yakin kalau Rahwana masih hidup di bawah gencetan gunung tersebut, dan setiap saat bisa melepaskan roh untuk membuat kekacauan di dunia.
Beberapa tahun kemudian setelah Rama meninggal, roh Rahwana meloloskan diri dari Gunung Ungrungan lalu pergi ke Pulau Jawa untuk mencari reinkarnasi Sita, yaitu Subadra adik Kresna. Kresna sendiri adalah reinkarnasi Rama. Hanoman mengejar dan bertemu Bima, adiknya sesama putera angkat Bayu. Hanoman kemudian mengabdi kepada Kresna. Ia juga berhasil menangkap roh Rahwana dan mengurungnya di Gunung Kendalisada. Di gunung itu Hanoman bertindak sebagai pertapa.PUNAKAWAN DAN HANOMAN

Suku Jawa di Indonesia mempunyai jenis kesenian tradisional yang bisa hidup dan berkembang hingga kini yang mampu menyentuh hati sanubari dan menggetarkan jiwa, yakni seni pewayangan. Selain sebagai alat komunikasi yang ampuh serta sarana memahami kehidupan, wayang bagi orang jawa merupakan smbolisme pandangan hidup orang jawa mengenai kehidupan. Dalam wayang seolah-olah orang jawa tidak hanya berhadapan dengan teori-teori umum tentang manusia, melainkan contoh hidup dan kelakuan manusia digambarkan secara konkrit. Berikut ini karaktereristik dan filosofi kehidupan dari berbagai tokoh wayang kulit di Indonesia:
          PUNAKAWAN
Punakawan adalah salah satu tokoh pewayangan yang sangat populer di Indonesia punakawan yang terdiri dari 4 tokoh wayang ini adalah satu keluarga Sang Bapak Semar dan mempunyai anak yaitu Gareng, Petruk, dan yang paling akhir Bagong. Para punakawan memiliki karakteristik yang melambangkan kehidupan-kehidupan orang kebanyakan, seperti penasihat para kesatria, penghibur, kritisi sosial, bahkan sumber kebenaran dan kebijakan. Punakawan sendiri menjadi penasihat pandawa lima. Berikut sifat dan kepribadian punakawan.
1.    Semar, adalah penjelmaan dewa. Semar merupakan pengasuh para pandawa,dan memiliki nama lain Hyang Ismaya. Semar dalam filosofi jawa adalah sebagai Badranaya dari kata bebadra=membangun sarana dari dasar, naya=nayaka=Utusan mangrasul artinya mengemban sifat membangun dan melaksanakan Perintah Allah demi kesejahteraan manusia. Semar yang mempunyai petuah-petuah yang bijak dan dapat mengayomi semua orang disekitarnya sehingga tak jarang semar disebut sebagai perlambangan pemimpin yang sempurna. Domisili semar adalah sebagai lurah karangdempel,karangdempel mempunyai makna yaitu Karang=gersang dan Dempel=keteguhan jiwa.
Ciri-ciri sosok Semar adalah Semar berambut kuncung seperti anak-anak, tapi juga berwajah sangat tua Semar tertawanya selalu diakhiri nada tangisan Semar Berwajah mata menangis namun mulutnya tertawa Semar Berprofil berdiri sekaligus jongkok Semar Tak pernah menyuruh namum memberi konsekuensi atas nasehatnya.
Figure punakawan khususnya semar dapat dijadikan sebagai figur pemimpin yang sejati dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan pengertian punakawan. Punakawan secara lahiriah adalah sebagai symbol atau suatu pola terstruktur dari ‘pembantu pimpinan' yang sangat ideal. Kata punakawan menurut pedalangan berasal dari kata pono , yang artinya cerdik, cermat dalam pengamatan dan katakawan = teman. Punakawan berarti teman atau pamong yang sangat cerdik, dapat dipercaya serta mempunyai pandangan yang luas dan pengamatan yang tajam serta cermat. Punakawan itu adalah abdi (bukan pelayan). Abdi itu hendaknya memiliki watak bijaksana, dapat dipercaya, jujur, panjang nalar dan tenang serta berani menghadapi segala situasi dan perasaan, baik yang sederhana maupun yang rumit.
Kehadiran semar dalam kehidupan nyata ini sering ditunggu-tunggu mengingat kondisi negara saat ini yang semakin kacau, kesengsaran dan penindasan oleh kaum kuat terhadap yang lemah semakin merajalela, moral dan etika tidak lagi diindahkan, para pemimpin yang hanya memikirkan kekayaan pribadi tanpa peduli dengan keadaan rakyatnya yang semakin tertindas dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya. Sebagai simbol kearifan dalam dunia wayang, semar adalah dewa yang menyamar sebagai orang kecil untuk mengembalikan perdamaian saat Negara dalam keadaan gawat. hal ini menjadikan banyak masyarakat atau segelintir orang yang masih peduli dengan kelangsungan hidup negara ini mendambakan sosok semar yang menjelma dalam kehidupan real saat ini, yang mampu menyelamatkan bangsa dari berbagai krisis multidimensi yang sedang melanda bangsa Indonesia. Terlebih lagi dalam agama Islam juga diajarkan bahwa akan ada seorang Al-Mahdi yang diturunkan Tuhan sebagai sang pembebas.
Semar juga prlambang Ngelmu gaib-Kasampurnaning pati yaitu Bojo sira arsa mardi kamardikan, ajwa samar sumingkiring dur-kamurkan Mardikaartinya "merdekanya jiwa dan sukma yang mempunyai makna adalah merdekanya jiwa dan sukma yaitu tidak dijajah oleh hawa nafsu dan keduniawian agar menuju kematian yang sempurna bersih tanpa noda dosa”.

2.    Gareng, anak Gandarwa (sebangsa jin) yang diambil anak angkat pertama oleh Semar. Nama lain gareng adalah :Pancalpamor ( artinya menolak godaan duniawi )Pegatwaja ( artinya gigi sebagai perlambang bahwa Gareng tidak suka makan makanan yang enak-enak yang memboroskan dan mengundang penyakit. Nala Gareng(artinya hati yang kering, kering dari kemakmuran, sehingga ia senantiasa berbuat baik). Gareng adalah punakawan kedua setelah Semar. ciri fisik Gareng :
1)     Mata juling artinya tidak mau melihat hal-hal yang mengundang kejahatan/ tidak baik.
2)    Tangan ceko (melengkung) artinya tidak mau mengambil/ merampas hak orang lain.
3)     Sikil gejik (seperti pincang) artinya selalu penuh kewaspadaan dalam segala perilaku.
Gareng senang bercanda, setia kepada tuannya, dan gemar menolong. Dalam pengembaraannya pernah menjadi raja bernama Prabu Pandu Bergola di kerajaan Parang Gumiwang. Ia sakti mandraguna, semua raja ditaklukkannya. Tetapi ia ingin mencoba kerajaan Amarta ( tempat ia mengabdi ketika menjadi punakawan).Semua satria pandawapun dikalahkannya. Sementara itu Semar, Petruk dan Bagong sangat kebingungan karena kepergian Gareng. Untunglah Pandawa mempunyai penasehat yang ulung, yaitu Prabu Kresna. Ia menyarankan kepada Semar, jika ia ingin bertemu dengan Gareng relakanlah Petruk untuk untuk menghadapi Pandu Bergola. Semar tanggap dengan ucapan Krena, sedangkan hati Petruk menjadi ciut nyalinya. Petruk berfikir Semua raja juga termasuk Pandawa saja dikalahkan Pandu Bergola, apa jadinya kalau dia yang menghadapinya. Melihat kegamangan Petruk, Semar mendekat dan membisikkan sesuatu kepadanya. Setelah itu petruk menjadi semangat dan girang, kemudian ia berangkat menghadapi Pandu Bergola.
Saat Pandu Bergola sudah berhadapan dengan Petruk, ia selalu membelakangi ( tidak mau bertatap muka), jika terpaksa bertatap muka ia selalu menunduk. Tetapi Petruk senantiasa mendesak untuk bertanding. Akhirnya terjadilah perang tanding yang sangat ramai, penuh kelucuan dan juga kesaktian. Saat pergumulan terjadi Pandu Bergola berubah wujud menjadi Gareng. Tetapi Petruk belum menyadarinya. Pergumulan terus berlanjut sampai pada akhirnya Semar memisahkan keduanya. Begitu tahu wujud asli Pandu Bergola Petruk memeluk erat-erat kakaknya (Gareng) dengan penuh girang. semua keluarga Pandawa ikut bersuka cita karena abdinya telah kembali.
Gareng ditanya oleh Kresna, mengapa melakukan seperti itu. ia menjawab bahwa dia ingin mengingatkan tuan-tuannya (Pandawa), jangan lupa karena sudah makmur sehingga kurang/ hilang kehati-hatian serta kewaspadaannya. Bagaimana jadinya kalau negara diserang musuh dengan tiba-tiba? negara akan hancur dan rakyat menderita. Maka sebelum semua itu terjadi Gareng mengingatkan pada rajanya. Pandawa merasa gembira dan beruntung punya abdi seperti Gareng.
Makna yang terkandung dalam kisah Gareng adalah :
  Jangan menilai seseorang dari wujud fisiknya. Budi itu terletak di hati, watak tidak tampak pada wujud fisik tetapi pada tingkah dan perilaku. Belum tentu fisiknya cacat hatinya jahat.
  Manusia wajib saling mengingatkan.
  Jangan suka merampas hak orang lain.
  Cintailah saudaramu dengan setulus hati.
  Kalau bertindah harus dengan penuh perhitungan dan hati-hati.

3.    Petruk, adalah putra angkat kedua Semar.Nama lain dari petruk adalah Bambang Panyukilan dia adalah titisan pendeta raksasa dipertapaan yang bertempat di dalam lautan yang bernama Begawan salantara.Petruk mempunyai watak senang bersenda gurau dan pintar bicara,Dia juga senang berkelahi untuk mengetest kekuatannya.sampai suatu saat ketika malakukan pengembaraan dia bertemu dengan Bambang Sukodadi (Gareng).Dalam pertarungannya mereka tidak ada yang kalah dan menang.Saling hantam injak terus sampai-sampai wajah mereka hancur.Saat pertarungan berlangsung tiba-tiba datanglah Semar dan melerai mereka,setelah melerai Semar memberi nasehat Petruk atau Bambang Panyukilan tertarik dengan petuah-petuah Semar dan dia meminta untuk diangkat sebagai anak.Semar mengijinkan asalkan dia mau jadi pamong dari ksatria berbudi luhur (Pandawa).Petruk pun diangkat sebagai anak ke-2 Semar sebagai adik Gareng.Dalam cerita pewayangan petruk adalah pelawak,dan para dalang membuatkan cerita tentang petruk sebagai contoh Petruk Ilang Pethele dan Petruk dadi ratu.

4.    Bagong, adalah sejatinya bayangan dari semar dan selalu menemaninya kemana pun Semar pergi,bagong adalah sosok Humoris dan suka sak karepe dewe (Semaunya sendiri) walau pun begitu dia juga sering memberikan petuah-petuah bijaksana.Ciri-ciri Bagong adalah karena dia sosok yang harmonis dia digambarkan dengan perut bulat,mata Lebar dan bibir memble semakin menambah kehumoran bagong.

          HANOMAN
Hanoman dalam pewayangan Jawa, merupakan putera Bhatara Guru yang menjadi murid dan anak angkat Bhatara Bayu. Hanoman sendiri merupakan tokoh lintas generasi sejak zaman Rama sampai zaman Jayabaya.
Anjani adalah puteri sulung Resi Gotama yang terkena kutukan sehingga berwajah kera. Atas perintah ayahnya, ia pun bertapa telanjang di telaga Madirda. Suatu ketika, Batara Guru dan Batara Narada terbang melintasi angkasa. Saat melihat Anjani, Batara Guru terkesima sampai mengeluarkan air mani. Raja para dewa pewayangan itu pun mengusapnya dengan daun asam (Bahasa Jawa: Sinom) lalu dibuangnya ke telaga. Daun sinom itu jatuh di pangkuan Anjani. Ia pun memungut dan memakannya sehingga mengandung. Ketika tiba saatnya melahirkan, Anjani dibantu para bidadari kiriman Batara Guru. Ia melahirkan seekor bayi kera berbulu putih, sedangkan dirinya sendiri kembali berwajah cantik dan dibawa ke kahyangan sebagai bidadari.
Bayi berwujud kera putih yang merupakan putera Anjani diambil oleh Batara Bayu lalu diangkat sebagai anak. Setelah pendidikannya selesai, Hanoman kembali ke dunia dan mengabdi pada pamannya, yaitu Sugriwa, raja kera Gua Kiskenda. Saat itu, Sugriwa baru saja dikalahkan oleh kakaknya, yaitu Subali, paman Hanoman lainnya. Hanoman berhasil bertemu Rama dan Laksmana, sepasang pangeran dari Ayodhya yang sedang menjalani pembuangan. Keduanya kemudian bekerja sama dengan Sugriwa untuk mengalahkan Subali, dan bersama menyerang negeri Alengka membebaskan Sita, istri Rama yang diculik Rahwana murid Subali.
Pertama-tama Hanoman menyusup ke istana Alengka untuk menyelidiki kekuatan Rahwana dan menyaksikan keadaan Sita. Di sana ia membuat kekacauan sehingga tertangkap dan dihukum bakar. Sebaliknya, Hanoman justru berhasil membakar sebagian ibu kota Alengka. Peristiwa tersebut terkenal dengan sebutan Hanoman Obong. Setelah Hanoman kembali ke tempat Rama, pasukan kera pun berangkat menyerbu Alengka. Hanoman tampil sebagai pahlawan yang banyak membunuh pasukan Alengka, misalnya Surpanaka (Sarpakenaka) adik Rahwana.
Dalam pertempuran terakhir antara Rama kewalahan menandingi Rahwana yang memiliki Aji Pancasunya, yaitu kemampuan untuk hidup abadi. Setiap kali senjata Rama menewaskan Rahwana, seketika itu pula Rahwana bangkit kembali. Wibisana, adik Rahwana yang memihak Rama segera meminta Hanoman untuk membantu. Hanoman pun mengangkat Gunung Ungrungan untuk ditimpakan di atas mayat Rahwana ketika Rahwana baru saja tewas di tangan Rama untuk kesekian kalinya. Melihat kelancangan Hanoman, Rama pun menghukumnya agar menjaga kuburan Rahwana. Rama yakin kalau Rahwana masih hidup di bawah gencetan gunung tersebut, dan setiap saat bisa melepaskan roh untuk membuat kekacauan di dunia.
Beberapa tahun kemudian setelah Rama meninggal, roh Rahwana meloloskan diri dari Gunung Ungrungan lalu pergi ke Pulau Jawa untuk mencari reinkarnasi Sita, yaitu Subadra adik Kresna. Kresna sendiri adalah reinkarnasi Rama. Hanoman mengejar dan bertemu Bima, adiknya sesama putera angkat Bayu. Hanoman kemudian mengabdi kepada Kresna. Ia juga berhasil menangkap roh Rahwana dan mengurungnya di Gunung Kendalisada. Di gunung itu Hanoman bertindak sebagai pertapa.PUNAKAWAN DAN HANOMAN

Suku Jawa di Indonesia mempunyai jenis kesenian tradisional yang bisa hidup dan berkembang hingga kini yang mampu menyentuh hati sanubari dan menggetarkan jiwa, yakni seni pewayangan. Selain sebagai alat komunikasi yang ampuh serta sarana memahami kehidupan, wayang bagi orang jawa merupakan smbolisme pandangan hidup orang jawa mengenai kehidupan. Dalam wayang seolah-olah orang jawa tidak hanya berhadapan dengan teori-teori umum tentang manusia, melainkan contoh hidup dan kelakuan manusia digambarkan secara konkrit. Berikut ini karaktereristik dan filosofi kehidupan dari berbagai tokoh wayang kulit di Indonesia:
          PUNAKAWAN
Punakawan adalah salah satu tokoh pewayangan yang sangat populer di Indonesia punakawan yang terdiri dari 4 tokoh wayang ini adalah satu keluarga Sang Bapak Semar dan mempunyai anak yaitu Gareng, Petruk, dan yang paling akhir Bagong. Para punakawan memiliki karakteristik yang melambangkan kehidupan-kehidupan orang kebanyakan, seperti penasihat para kesatria, penghibur, kritisi sosial, bahkan sumber kebenaran dan kebijakan. Punakawan sendiri menjadi penasihat pandawa lima. Berikut sifat dan kepribadian punakawan.
1.    Semar, adalah penjelmaan dewa. Semar merupakan pengasuh para pandawa,dan memiliki nama lain Hyang Ismaya. Semar dalam filosofi jawa adalah sebagai Badranaya dari kata bebadra=membangun sarana dari dasar, naya=nayaka=Utusan mangrasul artinya mengemban sifat membangun dan melaksanakan Perintah Allah demi kesejahteraan manusia. Semar yang mempunyai petuah-petuah yang bijak dan dapat mengayomi semua orang disekitarnya sehingga tak jarang semar disebut sebagai perlambangan pemimpin yang sempurna. Domisili semar adalah sebagai lurah karangdempel,karangdempel mempunyai makna yaitu Karang=gersang dan Dempel=keteguhan jiwa.
Ciri-ciri sosok Semar adalah Semar berambut kuncung seperti anak-anak, tapi juga berwajah sangat tua Semar tertawanya selalu diakhiri nada tangisan Semar Berwajah mata menangis namun mulutnya tertawa Semar Berprofil berdiri sekaligus jongkok Semar Tak pernah menyuruh namum memberi konsekuensi atas nasehatnya.
Figure punakawan khususnya semar dapat dijadikan sebagai figur pemimpin yang sejati dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan pengertian punakawan. Punakawan secara lahiriah adalah sebagai symbol atau suatu pola terstruktur dari ‘pembantu pimpinan' yang sangat ideal. Kata punakawan menurut pedalangan berasal dari kata pono , yang artinya cerdik, cermat dalam pengamatan dan katakawan = teman. Punakawan berarti teman atau pamong yang sangat cerdik, dapat dipercaya serta mempunyai pandangan yang luas dan pengamatan yang tajam serta cermat. Punakawan itu adalah abdi (bukan pelayan). Abdi itu hendaknya memiliki watak bijaksana, dapat dipercaya, jujur, panjang nalar dan tenang serta berani menghadapi segala situasi dan perasaan, baik yang sederhana maupun yang rumit.
Kehadiran semar dalam kehidupan nyata ini sering ditunggu-tunggu mengingat kondisi negara saat ini yang semakin kacau, kesengsaran dan penindasan oleh kaum kuat terhadap yang lemah semakin merajalela, moral dan etika tidak lagi diindahkan, para pemimpin yang hanya memikirkan kekayaan pribadi tanpa peduli dengan keadaan rakyatnya yang semakin tertindas dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya. Sebagai simbol kearifan dalam dunia wayang, semar adalah dewa yang menyamar sebagai orang kecil untuk mengembalikan perdamaian saat Negara dalam keadaan gawat. hal ini menjadikan banyak masyarakat atau segelintir orang yang masih peduli dengan kelangsungan hidup negara ini mendambakan sosok semar yang menjelma dalam kehidupan real saat ini, yang mampu menyelamatkan bangsa dari berbagai krisis multidimensi yang sedang melanda bangsa Indonesia. Terlebih lagi dalam agama Islam juga diajarkan bahwa akan ada seorang Al-Mahdi yang diturunkan Tuhan sebagai sang pembebas.
Semar juga prlambang Ngelmu gaib-Kasampurnaning pati yaitu Bojo sira arsa mardi kamardikan, ajwa samar sumingkiring dur-kamurkan Mardikaartinya "merdekanya jiwa dan sukma yang mempunyai makna adalah merdekanya jiwa dan sukma yaitu tidak dijajah oleh hawa nafsu dan keduniawian agar menuju kematian yang sempurna bersih tanpa noda dosa”.

2.    Gareng, anak Gandarwa (sebangsa jin) yang diambil anak angkat pertama oleh Semar. Nama lain gareng adalah :Pancalpamor ( artinya menolak godaan duniawi )Pegatwaja ( artinya gigi sebagai perlambang bahwa Gareng tidak suka makan makanan yang enak-enak yang memboroskan dan mengundang penyakit. Nala Gareng(artinya hati yang kering, kering dari kemakmuran, sehingga ia senantiasa berbuat baik). Gareng adalah punakawan kedua setelah Semar. ciri fisik Gareng :
1)     Mata juling artinya tidak mau melihat hal-hal yang mengundang kejahatan/ tidak baik.
2)    Tangan ceko (melengkung) artinya tidak mau mengambil/ merampas hak orang lain.
3)     Sikil gejik (seperti pincang) artinya selalu penuh kewaspadaan dalam segala perilaku.
Gareng senang bercanda, setia kepada tuannya, dan gemar menolong. Dalam pengembaraannya pernah menjadi raja bernama Prabu Pandu Bergola di kerajaan Parang Gumiwang. Ia sakti mandraguna, semua raja ditaklukkannya. Tetapi ia ingin mencoba kerajaan Amarta ( tempat ia mengabdi ketika menjadi punakawan).Semua satria pandawapun dikalahkannya. Sementara itu Semar, Petruk dan Bagong sangat kebingungan karena kepergian Gareng. Untunglah Pandawa mempunyai penasehat yang ulung, yaitu Prabu Kresna. Ia menyarankan kepada Semar, jika ia ingin bertemu dengan Gareng relakanlah Petruk untuk untuk menghadapi Pandu Bergola. Semar tanggap dengan ucapan Krena, sedangkan hati Petruk menjadi ciut nyalinya. Petruk berfikir Semua raja juga termasuk Pandawa saja dikalahkan Pandu Bergola, apa jadinya kalau dia yang menghadapinya. Melihat kegamangan Petruk, Semar mendekat dan membisikkan sesuatu kepadanya. Setelah itu petruk menjadi semangat dan girang, kemudian ia berangkat menghadapi Pandu Bergola.
Saat Pandu Bergola sudah berhadapan dengan Petruk, ia selalu membelakangi ( tidak mau bertatap muka), jika terpaksa bertatap muka ia selalu menunduk. Tetapi Petruk senantiasa mendesak untuk bertanding. Akhirnya terjadilah perang tanding yang sangat ramai, penuh kelucuan dan juga kesaktian. Saat pergumulan terjadi Pandu Bergola berubah wujud menjadi Gareng. Tetapi Petruk belum menyadarinya. Pergumulan terus berlanjut sampai pada akhirnya Semar memisahkan keduanya. Begitu tahu wujud asli Pandu Bergola Petruk memeluk erat-erat kakaknya (Gareng) dengan penuh girang. semua keluarga Pandawa ikut bersuka cita karena abdinya telah kembali.
Gareng ditanya oleh Kresna, mengapa melakukan seperti itu. ia menjawab bahwa dia ingin mengingatkan tuan-tuannya (Pandawa), jangan lupa karena sudah makmur sehingga kurang/ hilang kehati-hatian serta kewaspadaannya. Bagaimana jadinya kalau negara diserang musuh dengan tiba-tiba? negara akan hancur dan rakyat menderita. Maka sebelum semua itu terjadi Gareng mengingatkan pada rajanya. Pandawa merasa gembira dan beruntung punya abdi seperti Gareng.
Makna yang terkandung dalam kisah Gareng adalah :
  Jangan menilai seseorang dari wujud fisiknya. Budi itu terletak di hati, watak tidak tampak pada wujud fisik tetapi pada tingkah dan perilaku. Belum tentu fisiknya cacat hatinya jahat.
  Manusia wajib saling mengingatkan.
  Jangan suka merampas hak orang lain.
  Cintailah saudaramu dengan setulus hati.
  Kalau bertindah harus dengan penuh perhitungan dan hati-hati.

3.    Petruk, adalah putra angkat kedua Semar.Nama lain dari petruk adalah Bambang Panyukilan dia adalah titisan pendeta raksasa dipertapaan yang bertempat di dalam lautan yang bernama Begawan salantara.Petruk mempunyai watak senang bersenda gurau dan pintar bicara,Dia juga senang berkelahi untuk mengetest kekuatannya.sampai suatu saat ketika malakukan pengembaraan dia bertemu dengan Bambang Sukodadi (Gareng).Dalam pertarungannya mereka tidak ada yang kalah dan menang.Saling hantam injak terus sampai-sampai wajah mereka hancur.Saat pertarungan berlangsung tiba-tiba datanglah Semar dan melerai mereka,setelah melerai Semar memberi nasehat Petruk atau Bambang Panyukilan tertarik dengan petuah-petuah Semar dan dia meminta untuk diangkat sebagai anak.Semar mengijinkan asalkan dia mau jadi pamong dari ksatria berbudi luhur (Pandawa).Petruk pun diangkat sebagai anak ke-2 Semar sebagai adik Gareng.Dalam cerita pewayangan petruk adalah pelawak,dan para dalang membuatkan cerita tentang petruk sebagai contoh Petruk Ilang Pethele dan Petruk dadi ratu.

4.    Bagong, adalah sejatinya bayangan dari semar dan selalu menemaninya kemana pun Semar pergi,bagong adalah sosok Humoris dan suka sak karepe dewe (Semaunya sendiri) walau pun begitu dia juga sering memberikan petuah-petuah bijaksana.Ciri-ciri Bagong adalah karena dia sosok yang harmonis dia digambarkan dengan perut bulat,mata Lebar dan bibir memble semakin menambah kehumoran bagong.

          HANOMAN
Hanoman dalam pewayangan Jawa, merupakan putera Bhatara Guru yang menjadi murid dan anak angkat Bhatara Bayu. Hanoman sendiri merupakan tokoh lintas generasi sejak zaman Rama sampai zaman Jayabaya.
Anjani adalah puteri sulung Resi Gotama yang terkena kutukan sehingga berwajah kera. Atas perintah ayahnya, ia pun bertapa telanjang di telaga Madirda. Suatu ketika, Batara Guru dan Batara Narada terbang melintasi angkasa. Saat melihat Anjani, Batara Guru terkesima sampai mengeluarkan air mani. Raja para dewa pewayangan itu pun mengusapnya dengan daun asam (Bahasa Jawa: Sinom) lalu dibuangnya ke telaga. Daun sinom itu jatuh di pangkuan Anjani. Ia pun memungut dan memakannya sehingga mengandung. Ketika tiba saatnya melahirkan, Anjani dibantu para bidadari kiriman Batara Guru. Ia melahirkan seekor bayi kera berbulu putih, sedangkan dirinya sendiri kembali berwajah cantik dan dibawa ke kahyangan sebagai bidadari.
Bayi berwujud kera putih yang merupakan putera Anjani diambil oleh Batara Bayu lalu diangkat sebagai anak. Setelah pendidikannya selesai, Hanoman kembali ke dunia dan mengabdi pada pamannya, yaitu Sugriwa, raja kera Gua Kiskenda. Saat itu, Sugriwa baru saja dikalahkan oleh kakaknya, yaitu Subali, paman Hanoman lainnya. Hanoman berhasil bertemu Rama dan Laksmana, sepasang pangeran dari Ayodhya yang sedang menjalani pembuangan. Keduanya kemudian bekerja sama dengan Sugriwa untuk mengalahkan Subali, dan bersama menyerang negeri Alengka membebaskan Sita, istri Rama yang diculik Rahwana murid Subali.
Pertama-tama Hanoman menyusup ke istana Alengka untuk menyelidiki kekuatan Rahwana dan menyaksikan keadaan Sita. Di sana ia membuat kekacauan sehingga tertangkap dan dihukum bakar. Sebaliknya, Hanoman justru berhasil membakar sebagian ibu kota Alengka. Peristiwa tersebut terkenal dengan sebutan Hanoman Obong. Setelah Hanoman kembali ke tempat Rama, pasukan kera pun berangkat menyerbu Alengka. Hanoman tampil sebagai pahlawan yang banyak membunuh pasukan Alengka, misalnya Surpanaka (Sarpakenaka) adik Rahwana.
Dalam pertempuran terakhir antara Rama kewalahan menandingi Rahwana yang memiliki Aji Pancasunya, yaitu kemampuan untuk hidup abadi. Setiap kali senjata Rama menewaskan Rahwana, seketika itu pula Rahwana bangkit kembali. Wibisana, adik Rahwana yang memihak Rama segera meminta Hanoman untuk membantu. Hanoman pun mengangkat Gunung Ungrungan untuk ditimpakan di atas mayat Rahwana ketika Rahwana baru saja tewas di tangan Rama untuk kesekian kalinya. Melihat kelancangan Hanoman, Rama pun menghukumnya agar menjaga kuburan Rahwana. Rama yakin kalau Rahwana masih hidup di bawah gencetan gunung tersebut, dan setiap saat bisa melepaskan roh untuk membuat kekacauan di dunia.
Beberapa tahun kemudian setelah Rama meninggal, roh Rahwana meloloskan diri dari Gunung Ungrungan lalu pergi ke Pulau Jawa untuk mencari reinkarnasi Sita, yaitu Subadra adik Kresna. Kresna sendiri adalah reinkarnasi Rama. Hanoman mengejar dan bertemu Bima, adiknya sesama putera angkat Bayu. Hanoman kemudian mengabdi kepada Kresna. Ia juga berhasil menangkap roh Rahwana dan mengurungnya di Gunung Kendalisada. Di gunung itu Hanoman bertindak sebagai pertapa.